KJS belum dicetak ulang, berobat pakai KTP
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak serius mengeluarkan kebijakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) bagi kaum miskin kota di ibu kota. Buktinya, hingga kini Pemprov DKI tak mencetak kembali kartu yang diluncurkan pada 10 November 2012 lalu.
"Dari awal launching, sudah 502 orang yang mendapat KJS. Belum ada perubahan," ujar Dr. Agriati saat di temui di Puskesmas Bukit Duri, Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Ditambahkan dia, meski tak menggunakan KJS, warga Jakarta yang kurang mampu tetap bisa mendapatkan pengobatan gratis, hanya dengan menggunakan KTP dan kartu keluarga. Namun demikian, menurutnya KJS harus tetap diberikan.
"Sudah cukup pakai KTP dan kk warga bisa berobat gratis. Tetapi (KJS) harus tetap direalisasikan. Saya tidak tahu kapan akan dicetak lagi dan dibagikan ke warga," tukasnya.
Sementara itu, Hartati, warga RT 08/09 Kelurahan Bukit Duri, mengatakan bahwa dirinya belum memegang KJS dan tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Namun, tetap bisa berobat dengan gratis, hanya dengan menunjukkan KTP dan kk.
"Kita kan sudah ada KTP. Katanya KJS harus daftar pake KTP, tapi sekarang belum ada info daftar dimana," terangnya.
Belum dicetak kembalinya KJS, membuat perangkat daerah dilevel yang paling kecil, yakni Ketua Rukun Tetangga (RT) bingung. Sebab banyak warga yang menanyakan kepada RT, tetapi dia tidak pernah mendapatkan arahan dari kelurahan maupun dinas kesehatan.
"KJS apaan? Saya bingung kartu apa itu. Tapi katanya itu kartu sehat. Sudah banyak warga yang datang menanyakan itu, tapi saya harus jawab apa? Karena tidak pernah ada undangan untuk bicara soal itu," terang Abdul Hamid, Ketua Rt 08/09, Kelurahan Bukit Duri, kaget.
Lebih mengejutkan lagi, dilevel kelurahan bahkan Lurah setempat tidak mengetahui perkembangan warganya yang belum maupun sudah mendapatkan KJS.
Saat ditemui di kantor kelurahan, Lurah Bukit Duri Muhammad Isa Sarnuri, mengaku dengan polos mengaku tidak mengetahui kelanjutan program tersebut. "Saya kurang tahu perkembangan terakhirnya karena semuanya langsung di data dan diurus di puskesmas, nanti konfirmasi saja ke puskesmas," tukasnya.
"Dari awal launching, sudah 502 orang yang mendapat KJS. Belum ada perubahan," ujar Dr. Agriati saat di temui di Puskesmas Bukit Duri, Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Ditambahkan dia, meski tak menggunakan KJS, warga Jakarta yang kurang mampu tetap bisa mendapatkan pengobatan gratis, hanya dengan menggunakan KTP dan kartu keluarga. Namun demikian, menurutnya KJS harus tetap diberikan.
"Sudah cukup pakai KTP dan kk warga bisa berobat gratis. Tetapi (KJS) harus tetap direalisasikan. Saya tidak tahu kapan akan dicetak lagi dan dibagikan ke warga," tukasnya.
Sementara itu, Hartati, warga RT 08/09 Kelurahan Bukit Duri, mengatakan bahwa dirinya belum memegang KJS dan tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Namun, tetap bisa berobat dengan gratis, hanya dengan menunjukkan KTP dan kk.
"Kita kan sudah ada KTP. Katanya KJS harus daftar pake KTP, tapi sekarang belum ada info daftar dimana," terangnya.
Belum dicetak kembalinya KJS, membuat perangkat daerah dilevel yang paling kecil, yakni Ketua Rukun Tetangga (RT) bingung. Sebab banyak warga yang menanyakan kepada RT, tetapi dia tidak pernah mendapatkan arahan dari kelurahan maupun dinas kesehatan.
"KJS apaan? Saya bingung kartu apa itu. Tapi katanya itu kartu sehat. Sudah banyak warga yang datang menanyakan itu, tapi saya harus jawab apa? Karena tidak pernah ada undangan untuk bicara soal itu," terang Abdul Hamid, Ketua Rt 08/09, Kelurahan Bukit Duri, kaget.
Lebih mengejutkan lagi, dilevel kelurahan bahkan Lurah setempat tidak mengetahui perkembangan warganya yang belum maupun sudah mendapatkan KJS.
Saat ditemui di kantor kelurahan, Lurah Bukit Duri Muhammad Isa Sarnuri, mengaku dengan polos mengaku tidak mengetahui kelanjutan program tersebut. "Saya kurang tahu perkembangan terakhirnya karena semuanya langsung di data dan diurus di puskesmas, nanti konfirmasi saja ke puskesmas," tukasnya.
(san)