Ribuan rumah terendam di Bogor, satu jembatan putus
A
A
A
Sindonews.com - Sekitar 2500 rumah di 6 Kecamatan di Kabupaten Bogor terendam banjir akibat luapan Sungai Cikeas, Cileungsi dan Ciliwung.
Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, karena sejumlah fasilitas umum, perumahan, persawahan, dan perkebunan di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Cariu, Jonggol, Tanjungsari serta Cisarua rusak dan terendam.
"Hingga saat ini tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PMI Kabupaten Bogor sudah berada dilokasi untuk menurunkan perahu karet dan logistik," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Makmur Rozak saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Jumat (18/1/2013).
Rincian sejumlah lokasi yang terendam banjir, menurutnya berdasarkan data yang diperoleh sementara yakni Desa Bojongkulur, Cikeas, Gunung Putri sebanyak 2200 rumah, Perumahan Jatisari, Cileungsi 200 rumah, di Cisarua, Jonggol, Tanjungsari dan Cariu sebanyak 100 rumah.
"Di Cariu ada jembatan gantung yang membentang 60 centimeter untuk pejalan kaki putus karena meluapnya kali Cibadak. Bahkan di Jonggol akibat terendamnya akses jalan warga satu desa sempat terisolir selama 5 jam, tapi sekarang sudah surut," katanya.
Sementara itu, untuk di Cisarua berdasarkan pantauan, luapan sungai Ciliwung menengelamkan puluhan kios dan rumah di Kampung Pesangrahan, Desa Cikopo, Cisarua. Setidaknya ada sekitar ratusan kios terendam di blok AB yang terendam, 10 kios rusak, serta 5 rumah tinggal rusak akibat luapan sungai Cisarua anak sungai Ciliwung.
"Ada 200 kios terendam, 10 kios rusak dan 5 rumah tinggal juga rusak," ungkap Kepala Keamanan Pasar Cisarua, Ahmad Gojali.
Ia juga mengatakan bahwa luapan air Cisarua menjebol tembok pembatas sungai, sehingga aliran air masuk ke area pasar.
"Air meluap sekitar pukul 03:00, dan menjebol tembok pembatas sepanjang 10 meter dan air langsung masuk ke area pasar," katanya.
Ia menduga, luapan air bisa menjebol tembok tersebut dikarenakan tembok sepanjang 10 meter dengan ketebalan 10 senti tidak kuat menahan air dan meterial yang ikut terbawa luapan air.
"Ketika banjir bandang, banyak sampah hingga pohon yang ikut serta," tambahnya.
Aang Kusnaepi, salah satu pedagang ikan asin mengatakan bahwa akibat dari luapan sungai tersebut, langsung masuk ke kios dan merendam kios sepinggang dewasa. "Air di dalam kios kira-kira 60 sentimeter dan surut sekitar pukul 06.00 WIB," jelasnya.
Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, karena sejumlah fasilitas umum, perumahan, persawahan, dan perkebunan di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Cariu, Jonggol, Tanjungsari serta Cisarua rusak dan terendam.
"Hingga saat ini tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PMI Kabupaten Bogor sudah berada dilokasi untuk menurunkan perahu karet dan logistik," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Makmur Rozak saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Jumat (18/1/2013).
Rincian sejumlah lokasi yang terendam banjir, menurutnya berdasarkan data yang diperoleh sementara yakni Desa Bojongkulur, Cikeas, Gunung Putri sebanyak 2200 rumah, Perumahan Jatisari, Cileungsi 200 rumah, di Cisarua, Jonggol, Tanjungsari dan Cariu sebanyak 100 rumah.
"Di Cariu ada jembatan gantung yang membentang 60 centimeter untuk pejalan kaki putus karena meluapnya kali Cibadak. Bahkan di Jonggol akibat terendamnya akses jalan warga satu desa sempat terisolir selama 5 jam, tapi sekarang sudah surut," katanya.
Sementara itu, untuk di Cisarua berdasarkan pantauan, luapan sungai Ciliwung menengelamkan puluhan kios dan rumah di Kampung Pesangrahan, Desa Cikopo, Cisarua. Setidaknya ada sekitar ratusan kios terendam di blok AB yang terendam, 10 kios rusak, serta 5 rumah tinggal rusak akibat luapan sungai Cisarua anak sungai Ciliwung.
"Ada 200 kios terendam, 10 kios rusak dan 5 rumah tinggal juga rusak," ungkap Kepala Keamanan Pasar Cisarua, Ahmad Gojali.
Ia juga mengatakan bahwa luapan air Cisarua menjebol tembok pembatas sungai, sehingga aliran air masuk ke area pasar.
"Air meluap sekitar pukul 03:00, dan menjebol tembok pembatas sepanjang 10 meter dan air langsung masuk ke area pasar," katanya.
Ia menduga, luapan air bisa menjebol tembok tersebut dikarenakan tembok sepanjang 10 meter dengan ketebalan 10 senti tidak kuat menahan air dan meterial yang ikut terbawa luapan air.
"Ketika banjir bandang, banyak sampah hingga pohon yang ikut serta," tambahnya.
Aang Kusnaepi, salah satu pedagang ikan asin mengatakan bahwa akibat dari luapan sungai tersebut, langsung masuk ke kios dan merendam kios sepinggang dewasa. "Air di dalam kios kira-kira 60 sentimeter dan surut sekitar pukul 06.00 WIB," jelasnya.
(stb)