Dramatis, proses evakuasi bayi di Kampung Pulo
Dramatis, proses evakuasi bayi di Kampung Pulo
A
A
A
Sindonews.com - Proses evakuasi korban banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, berlangsung dramatis. Arya Satya, bayi berusia 15 hari anak pertama pasangan Dinda Ulfadilah (25), dan Rizki Muhammad (26), ini terjebak dalam banjir selama 24 jam, di lantai dua rumah sang kakek, Sulaeman (49).
Saat dievakuasi, ketinggian air nyaris sampai ke lantai dua tempat bayi mungil itu berada. "Tinggal beberapa senti lagi, airnya mau masuk ke lantai dua rumah saya," kata Sulaeman saat mengevakuasi Arya, di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur, Rabu (16/1/2013).
Sulaeman menjelaskan, Arya tidak dievakuasi dari awal karena keluarga takut membawanya melintasi banjir dengan menggunakan perahu karet. Namun saat hujan deras tak kunjung berhenti, dan debit air terus bergerak naik, keluarga memutuskan untuk memberanikan diri mengevakuasi Arya dari lantai dua rumahnya.
Dengan dibungkus Lampin, bayi laki-laki itu dievakuasi menggunakan perahu Satpol PP pada malam hari disaat air sedang tinggi-tingginya. Berbanding terbalik dengan raut wajah sang ibu yang mengandung kecemasan, tak terdengar isak tangis dari Arya.
Dia terlihat sangat tenang dan tidak rewel saat menaiki perahu karet Satpol PP. "Semalaman dia tidak rewel. Nggak demam atau panas. Semalaman tadi, saya kasih air susu ibu (ASI) saja," sambung Dinda, ibunda Arya.
Dengan penerangan lampu seadanya di atas perahu, Arya mengarungi derasnya arus Sungai Ciliwung di Jalan Jatinegara Barat yang mencapai kedalaman lima-enam meter. Di atas perahu itu, sang kakek tampak dengan erat dan hati-hati menggendong Arya hingga mereka sampai dengan selamat ke tepi sungai.
Bayi Arya adalah satu diantara 2.000 hingga 3.000 warga Kampung Melayu lain yang masih bertahan di rumah mereka. Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu mengatakan, delapan RW yang berada di wilayanya sudah terendam banjir semua, dengan ketinggian air hingga 400 cm.
Saat dievakuasi, ketinggian air nyaris sampai ke lantai dua tempat bayi mungil itu berada. "Tinggal beberapa senti lagi, airnya mau masuk ke lantai dua rumah saya," kata Sulaeman saat mengevakuasi Arya, di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur, Rabu (16/1/2013).
Sulaeman menjelaskan, Arya tidak dievakuasi dari awal karena keluarga takut membawanya melintasi banjir dengan menggunakan perahu karet. Namun saat hujan deras tak kunjung berhenti, dan debit air terus bergerak naik, keluarga memutuskan untuk memberanikan diri mengevakuasi Arya dari lantai dua rumahnya.
Dengan dibungkus Lampin, bayi laki-laki itu dievakuasi menggunakan perahu Satpol PP pada malam hari disaat air sedang tinggi-tingginya. Berbanding terbalik dengan raut wajah sang ibu yang mengandung kecemasan, tak terdengar isak tangis dari Arya.
Dia terlihat sangat tenang dan tidak rewel saat menaiki perahu karet Satpol PP. "Semalaman dia tidak rewel. Nggak demam atau panas. Semalaman tadi, saya kasih air susu ibu (ASI) saja," sambung Dinda, ibunda Arya.
Dengan penerangan lampu seadanya di atas perahu, Arya mengarungi derasnya arus Sungai Ciliwung di Jalan Jatinegara Barat yang mencapai kedalaman lima-enam meter. Di atas perahu itu, sang kakek tampak dengan erat dan hati-hati menggendong Arya hingga mereka sampai dengan selamat ke tepi sungai.
Bayi Arya adalah satu diantara 2.000 hingga 3.000 warga Kampung Melayu lain yang masih bertahan di rumah mereka. Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu mengatakan, delapan RW yang berada di wilayanya sudah terendam banjir semua, dengan ketinggian air hingga 400 cm.
(san)
Explore More