Gelombang tinggi, rute wisata Pulau Biawak di tutup
A
A
A
Sindonews.com - Gelombang tinggi yang terjadi di Perairan Indramayu dan Laut Jawa belakangan ini, membuat Kantor Pelabuhan Kabupaten Indramayu tidak hanya mengeluarkan surat himbauan kepada nelayan tradisional yang akan melaut.
Kantor Pelabuhan baru-baru ini, mengeluarkan larangan rute wisatawan yang berkunjung ke gugusan Pulau Rakit, atau yang lebih dikenal dengan Pulau Biawak. Pelarangan wisata laut ini dilakukan, karena gelombang di kawasan itu mencapai lebih tiga meter.
Pelarangan sementara ini berlaku hingga kondisi cuaca di perairan Laut Jawa kembali normal. Komandan Kesatuan Laut dan Pantai (KPLP) Kantor Pelabuhan Kabupaten Indramayu Koko Sudeswara mengatakan, saat ini kondisi gelombang di sekitar pulau tersebut cukup tinggi.
Hal itu menurutnya, sangat membahayakan wisawatan yang akan berkunjung ke gugusan Pulau Rakit untuk melihat koloni biawak berkembang biak, serta wisata laut lainnya.
Kepulauan Rakit tersebut merupakan kawasan pulau, yang kerap dikunjungi wisatawan untuk kegiatan surfing serta wisata laut lainnya.
Peringatan ini, disambut positif pemilik kapal wisata yang biasa mengantar pengunjung ke Pulau Biawak. Para pemilik kapal memilih menambatkan kapalnya hingga ada pengumuman lebih lanjut tentang kondisi cuaca.
"Kantor Pelabuhan Indramayu telah memberitahu kepada seluruh pemilik kapal lewat surat edaran tentang pelarangan ini," katanya Minggu (13/1/2013).
Ia menambahkan, larangan tersebut belum dipastikan akan dicabut dalam waktu dekat ini. Pasalnya, gelombang tinggi sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.
"Ada sejumlah keberangkatan wisata ke pulau biawak yang terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk di laut lepas," katanya.
Apalagi baru-baru ada sejumlah kapal nelayan, yang tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi di gugusan pulau cendikian yang lokasi berdekatan dengan pulau biawak. Saat ini sejumlah kapal nelayan yang tengah berlayar, banyak yang menepi di sejumlah pulau untuk menghindari gelombang tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Kantor Pelabuhan baru-baru ini, mengeluarkan larangan rute wisatawan yang berkunjung ke gugusan Pulau Rakit, atau yang lebih dikenal dengan Pulau Biawak. Pelarangan wisata laut ini dilakukan, karena gelombang di kawasan itu mencapai lebih tiga meter.
Pelarangan sementara ini berlaku hingga kondisi cuaca di perairan Laut Jawa kembali normal. Komandan Kesatuan Laut dan Pantai (KPLP) Kantor Pelabuhan Kabupaten Indramayu Koko Sudeswara mengatakan, saat ini kondisi gelombang di sekitar pulau tersebut cukup tinggi.
Hal itu menurutnya, sangat membahayakan wisawatan yang akan berkunjung ke gugusan Pulau Rakit untuk melihat koloni biawak berkembang biak, serta wisata laut lainnya.
Kepulauan Rakit tersebut merupakan kawasan pulau, yang kerap dikunjungi wisatawan untuk kegiatan surfing serta wisata laut lainnya.
Peringatan ini, disambut positif pemilik kapal wisata yang biasa mengantar pengunjung ke Pulau Biawak. Para pemilik kapal memilih menambatkan kapalnya hingga ada pengumuman lebih lanjut tentang kondisi cuaca.
"Kantor Pelabuhan Indramayu telah memberitahu kepada seluruh pemilik kapal lewat surat edaran tentang pelarangan ini," katanya Minggu (13/1/2013).
Ia menambahkan, larangan tersebut belum dipastikan akan dicabut dalam waktu dekat ini. Pasalnya, gelombang tinggi sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.
"Ada sejumlah keberangkatan wisata ke pulau biawak yang terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk di laut lepas," katanya.
Apalagi baru-baru ada sejumlah kapal nelayan, yang tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi di gugusan pulau cendikian yang lokasi berdekatan dengan pulau biawak. Saat ini sejumlah kapal nelayan yang tengah berlayar, banyak yang menepi di sejumlah pulau untuk menghindari gelombang tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
(stb)