RSBI muncul karena permintaan masyarakat

Jum'at, 11 Januari 2013 - 05:22 WIB
RSBI muncul karena permintaan...
RSBI muncul karena permintaan masyarakat
A A A
Sindonews.com - Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengatakan, lahirnya Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) merupakan atas dasar permintaan masyarakat. Mereka menginginkan kualitas pendidikan yang tinggi dan terbaik bagi anak-anaknya.

Di Kota Tangerang sendiri, RSBI ada sudah sejak 2007 lalu. Bahkan, Pemkot Tangerang sempat menganggarkan sampai 47% dana APBD khusus untuk pembangunan dunia pendidikan ini.

“Dari dulu saya sering katakan, kalau di Kota Tangerang dengan kondisi bangunan dan fasilitas sekolahnya yang sudah memadai, saya sebut semua sekolah favorit," ujar Wahidin di Tangerang, Kamis (10/1/2013).

Ditambahkan dia, jika seluruh bangunan dan fasilitas sekolah baik, maka masyarakat akan berbondong-bondong menyekolahkan anak-anak mereka tanpa harus mencari sekolah yang sudah terkenal dan favorit.

"Jadi masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya tidak usah mencari sekolah ngetop atau favorit atau juga standar internasional. Tinggal sekolah saja di dekat tempat tinggalnya masing-masing," lanjutnya.

Saat ini, kata Wahidin, sudah tidak ada sekolah-sekolah yang jelek di Kota Tangerang. Gedung-gedung sekolah dibangun 2 -3 tingkat dengan fasilitas kelas yang sudah dilengkapi sarana multimedia.

Tak terkecuali, sekolah-sekolah yang lokasinya di paling pelosok kampung sekalipun. “Demikian juga dengan gurunya yang diberikan insentif bulanan oleh Pemkot," terangnya.

Terkait putusan MK, Wahidin menilai jika keputusan tersebut itu cukup realistis dan masuk akal maka pendidikan tidak perlu diklasifikasikan. Karena sudah jelas disebutkan dalam UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara.

Menurutnya, pendidikan bukanlah untuk dikotak-kotakkan atau berlaku bagi sekelompok orang, tetapi untuk semua anak bangsa. “Ada atau tidaknya RSBI, kualitas pendidikan tetap harus menjadi prioritas dan terus ditingkatkan, karena ini menyangkut masa depan bangsa dan hak hajat hidup orang banyak," ungkapnya.

Dia melanjutkan, sekolah swasta, negeri, pesantren atau nonpesantren, di dalam negeri atau di luar negeri, pada dasarnya sama. Selama dunia pendidikan itu murah dan kualitasnya baik, masyarakat pasti akan mendukungnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0912 seconds (0.1#10.140)