PT KAI diskriminatif, Alfamart tidak kena gusur
A
A
A
Sindonews.com - Meski menggusur seluruh kios pedagang di sejumlah stasiun mulai dari Stasiun Bogor hingga Stasiun Jakarta Kota dengan alasan untuk peningkatan pelayanan.
Pengamat hukum Universitas Indonesia (UI) Taufik Basari mengatakan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap mengizinkan Alfamart tetap berdiri, itu merupakan tindakan diskriminatif.
"Itu diskriminatif. Kalau PT KAI mau meningkatkan pelayanan, tidak bisa membeda-bedakan seperti itu," kata Taufik Basari kepada Sindonews, Sabtu (4/1/2013).
Menurut Taufik, PT KAI seharusnya menjamin standar kehidupan para pedagang yang digusurnya. "Ketika harus ada satu penggusuran, prinsipnya orang tersebut tidak boleh menjadi menurun standar hidupnya, harus dijamin," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penggusuran yang dilakukan PT KAI tidak mempertimbangkan faktor sosial. "Orang yang sudah menjalani kehidupan di tempat itu, ada mutualisme dengan orang-orang di sekitarnya, ada nilai sosialnya. Ini juga harus diperhitungkan PT KAI," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ibu Ayu, salah satu pedagang di Stasiun UI sejak 1986 berjualan snack di kios nomor 43, meminta pertanggungjawaban PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang membuat nasib para pedagang menjadi terkatung-katung. "Kalau kita digusur, mau kemana lagi?," tanyanya.
Seperti diketahui, Jumat 4 Januari 2013, penggusuran dengan melibatkan TNI kembali dilakukan oleh PT KAI terhadap para pedagang di Stasiun Pondok Cina (Pocin).
Pengamat hukum Universitas Indonesia (UI) Taufik Basari mengatakan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap mengizinkan Alfamart tetap berdiri, itu merupakan tindakan diskriminatif.
"Itu diskriminatif. Kalau PT KAI mau meningkatkan pelayanan, tidak bisa membeda-bedakan seperti itu," kata Taufik Basari kepada Sindonews, Sabtu (4/1/2013).
Menurut Taufik, PT KAI seharusnya menjamin standar kehidupan para pedagang yang digusurnya. "Ketika harus ada satu penggusuran, prinsipnya orang tersebut tidak boleh menjadi menurun standar hidupnya, harus dijamin," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penggusuran yang dilakukan PT KAI tidak mempertimbangkan faktor sosial. "Orang yang sudah menjalani kehidupan di tempat itu, ada mutualisme dengan orang-orang di sekitarnya, ada nilai sosialnya. Ini juga harus diperhitungkan PT KAI," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ibu Ayu, salah satu pedagang di Stasiun UI sejak 1986 berjualan snack di kios nomor 43, meminta pertanggungjawaban PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang membuat nasib para pedagang menjadi terkatung-katung. "Kalau kita digusur, mau kemana lagi?," tanyanya.
Seperti diketahui, Jumat 4 Januari 2013, penggusuran dengan melibatkan TNI kembali dilakukan oleh PT KAI terhadap para pedagang di Stasiun Pondok Cina (Pocin).
(maf)