82 jembatan rawan ambruk

Selasa, 12 Juni 2012 - 09:08 WIB
82 jembatan rawan ambruk
82 jembatan rawan ambruk
A A A
Sindonews.com – Sebanyak 82 jembatan di Kabupaten Bekasi rawan ambruk karena termakan usia. Ironisnya, jembatan yang usianya di atas 20 tahun tersebut dilewati kendaraan berat menuju kawasan industri.

Pengendara yang melintas di jembatan dengan bentangan 16 meter tersebut kerap waswas. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (DBMPSDA) Kabupaten Bekasi Jamaludin mengatakan, jembatan tersebut sedang dalam perencanaan peningkatan di tahun ini. Menurut dia, jika tidak segera diperbaiki dikhawatirkan jembatan itu memakan korban. ”Sudah kami anggarkan dalam APBD Kabupaten Bekasi tahun 2012, kami sangat berharap pembangunan jembatan itu bisa cepat direalisasikan,” katanya, Senin (11/6/2012).

Jamal mengungkapkan, selain akan ditingkatkan, jembatan itu juga akan diperlebar untuk memudahkan pengendara saat melintas. Nantinya dari bentang 16 meter akan ditambah 3,5 meter. Pihaknya sudah mengalokasikan anggaran Rp10 miliar untuk perbaikan. "Anggaran ini murni dari APBD, tidak ada bantuan pusat,” ujarnya. Perbaikan dan pelebaran ini, lanjut dia, sangat mendesak dilakukan.

Pasalnya, seluruh jembatan ini dinilai setiap harinya dilewati kendaraan alat berat dari tujuh kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Terlebih, beberapa waktu lalu salah satu jembatan Cipamingkis di wilayah Cikarang Selatan ambles dan menelan korban. "Kita tidak mau terulang lagi hal yang sama, perbaikan harus dilakukan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menganggarkan dana hingga miliaran rupiah untuk perbaikan jembatan guna memperlancar arus lalu lintas kendaraan. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Momom Sulaeman mengatakan, perbaikan jembatan di Kota Bekasi akan tuntas akhir tahun ini. Penyesuaian kondisi jembatan ini, kata dia, sangat diperlukan agar arus kendaraan dan barang menjadi lancar.

Kondisi lalu lintas saat ini memang terpantau sangat padat dan semrawut. Jembatan yang diperlebar itu yakni jembatan Galaksi yang menjadi akses dari Jalan Kalimalang ke Perumahan Galaksi, jembatan depan Rumah Sakit Global Awal Bros, Bekasi Selatan. Kemudian jembatan dekat underpass Pasar Baru, jembatan Ganda Agung, dan jembatan depan Rumah Sakit Hermina.

Rencananya, untuk pelebaran jembatan Galaksi mencapai sekitar Rp2 miliar. Jembatan itu akan diperlebar dari kondisi semula hanya sekitar lima meter menjadi lebar 12 meter. Dengan komposisi, pelebaran dilakukan di sisi kanan dan kiri jembatan yang sudah ada. "Masing-masing sisi diperlebar 3,5 meter, jadi total pelebarannya tujuh meter,” jelasnya. Untuk jembatan depan RS Global Awal Bros yang saat ini hanya selebar sekitar 3,5 meter, akan diperlebar menjadi 7 meter.

Dengan total anggaran sekitar Rp1 miliar dan pelebaran 3,5 meter, juga akan dilakukan di jembatan Ganda Agung yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Jembatan baru yang akan dibangun adalah jembatan dekat underpass Pasar Baru, selebar 3,5 meter dan jembatan di depan Rumah Sakit Hermina, jembatan dekat underpass Pasar Baru dianggarkan sekitar Rp1,2 miliar.

Sedangkan, lanjut dia, jembatan depan Rumah Sakit Hermina dianggarkan sekitar Rp300 juta. Sementara itu, lima jembatan yang membelah Sungai Cisadane, Kota Tangerang kondisinya juga memprihatinkan. Bahkan, baut perekat jembatan beton yang dibangun pada 1960 dan 1990 itu banyak hilang dan tiang mengalami korosi.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Tangerang Herry C Trunajaya mengatakan, terdapat lima jembatan penghubung melintas Sungai Cisadane yang sedang dilakukan pengecekan tim konsultan Dinas PU. Lima jembatan penghubung itu yakni jembatan pintu air 10, jembatan Satria, jembatan Cisadane 1, jembatan Cisadane 2, dan jembatan Teuku Umar, yang dalam kondisi mengkhawatirkan.

Kelima jembatan itu merupakan jembatan yang membentang di atas aliran Cisadane. "Konstruksi lima jembatan masing-masing sepanjang 120 meter itu mengalami keretakan,” kata Trunajaya. Dia menjelaskan, keretakan pada lima jembatan itu karena kondisi jembatan yang usianya terlampau tua dibangun antara tahun 1960 dan 1990. Contohnya jembatan Cisadane 1 dan jembatan Cisadane 2 yang dibangun 50 tahun lalu. Dari hasil pengecek tim konsultan, konstruksi jembatan retak berada di bagian balik jembatan (kolong).

Sementara pada bagian atas jembatan tidak mengalami keretakan. Retakan jembatan di dasar jembatan selama ini memang kurang diamati serius. Tidak cuma itu, beberapa baut perekat antara sendi-sendi beton jembatan juga hilang, entah karena dicuri atau memang terlepas dengan sendirinya. Bahkan, bangunan pendukung dari lima jembatan mengalami korosi, kerusakan terjadi akibat degradasi logam yang berasal dari air Sungai Cisadane.

Kondisi ini memang karena kurangnya perawatan dan pemantau terhadap keberadaan jembatan berusia tua tersebut. Faktor penyebab kerusakan disebabkan beban berat kendaraan yang setiap hari terus melalui jembatan sambung itu. Meski saat ini masih terlihat kuat, dalam pengecekan terhadap fisik dari jembatan itu kondisinya memang kurang mendapatkan perhatian.

”Baut jembatan hilang dan mengalami korosi. Secara visual, jembatan memang terlihat kuat. Tetapi secara fisik dari dalam, kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3839 seconds (0.1#10.140)