Alex Noerdin sesumbar istimewakan warga Betawi

Senin, 11 Juni 2012 - 09:07 WIB
Alex Noerdin sesumbar...
Alex Noerdin sesumbar istimewakan warga Betawi
A A A
Sindonews.com - Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta Alex Noerdin berjanji akan memberikan perhatian lebih kepada warga Betawi. Hal itu disampaikan Alex Noerdin saat mengunjungi masyarakat Pecah Kulit di Mangga Dua, Jakarta Barat, kemarin.

"Masyarakat Betawi asli, beban hidupnya harus diringankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu dengan penggratisan biaya administrasi kependudukan, pernikahan, kelahiran, termasuk biaya rumah sakit dan pendidikan," kata Alex.

Gubernur Sumatera Selatan ini menyatakan, pada zaman dahulu sejumlah lahan di Jakarta dimiliki warga. Namun dengan adanya penguasa, lahan warga itu harus tergusur dan warga terus terpinggirkan.

"Ini tidak boleh terjadi lagi. Warga tidak boleh dengan alasan ganti rugi harus tersingkir. Seharusnya apabila tetap akan dibangun buatlah pola kemitraan, pola pembangunan yang seimbang," ujar kader Partai Golkar ini.

Dalam kunjungannya tersebut, Alex mengatakan bahwa tempat yang memiliki nilai sejarah harus dipugar. Jika memang sudah ada penghuninya maka harus dilestarikan. Saat ini sebagian besar penduduk asli Pecah Kulit sudah pindah ke pinggiran Jakarta, sementara lokasinya sudah dijadikan rumah toko (ruko).

Menurutnya, ketika ada kawasan berpenghuni yang cukup strategis dan akan dijadikan tempat komersial maka warga sekitar jangan digusur.

"Harus ada lokasi yang juga strategis tanpa menghilangkan kepemilikan warga terhadap aset tersebut. Jika hanya diberi uang ganti rugi akan habis dalam waktu setahun sampai lima tahun. Tapi jika tetap memiliki aset maka warga bisa mendapatkan penghasilan," tuturnya Rizal Tanjung (53), warga Pecah kulit, mengaku akan mendukung pasangan Alex-Nono pada pilkada mendatang.

Menurutnya, program yang disampaikan Alex Noerdin cukup masuk akal dan mendukung kaum marjinal, seperti dirinya yang harus pindah ke kawasan Lenteng Agung, setelah mendapat uang ganti rugi atas rumahnya yang berada di kawasan Pecah Kulit.

Dia mengaku uang yang didapat dari lahan rumahnya terbilang lumayan, tapi uang tersebut sudah habis untuk biaya pindahan dan kehidupan sehari-hari. "Sekarang saya baru menyesal, karena saat ini Jakarta berkembang pesat dan saya hanya bisa menonton, itu juga jika saya memiliki uang untuk pergi ke sini," tuturnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0714 seconds (0.1#10.140)