Hidayat-Didik jadi korban kampanye hitam

Jum'at, 08 Juni 2012 - 10:42 WIB
Hidayat-Didik jadi korban...
Hidayat-Didik jadi korban kampanye hitam
A A A
Sindonews.com - Pasangan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta Hidayat Nurwahid - Didik J Rachbini mendapatkan fitnah menjelang Pemilihan Gubernur (pilgub) yang akan digelar 11 Juli mendatang.

Namun fitnah itu sendiri tak jelas asal-usulnya. Menurut informasi, sekelompok orang membawa mobil berpelat merah berteriak-teriak mendiskreditkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi kendaraan Hidayat maju ke laga pilgub.

Sebelumnya, pasangan ini juga ditolak berkhotbah di Pulau Panggang, bahkan
sejumlah relawan PKS pun juga mendapatkan intimidasi.

Menyikapi keadaan itu, Hidayat Nur Wahid (HNW) hanya mengelus dada. Dia menyayangkan fitnah-fitnah yang muncul demi kepentingan politik sesaat.

“Fitnah seperti itu biasanya muncul menjelang Pemilu atau Pilkada. Itu bukan barang baru. Tetapi yang saya sayangkan hal itu bisa terjadi juga di Jakarta,” tuturnya di Jakarta, Jumat (8/6/2012).

Dia hanya berharap semua pihak tidak mengembangkan fitnah itu. Sebab, hal itu bukan saja bertentangan dengan semangat demokrasi, tetapi juga dilarang keras oleh agama.

“Kasihan masyarakat jika selalu disuguhi dengan fitnah dan beragam kebohongan hanya karena tujuan politik. Ini sangat tidak sehat di era demokrasi seperti sekarang,” imbuhnya.

Dia berharap, masyarakat tidak terprovokasi dengan kampaye hitam dan fitnah-fitnah yang disebarkan untuk kepentingan kelompok atau kandidat tertentu.

“Saya kira masyarakat Jakarta cukup cerdas untuk memilih dan memilah, mana informasi yang fitnah, mana informasi sampah, dan mana informasi yang benar,”ucap Hidayat.

Sebagai tindak lanjut dari kejadian itu, pihak Hidayat-Didik akan melaporkan hal itu kepada Panwaslu DKI Jakarta.

“Jika ada aparat yang terlibat kita akan minta supaya yang bersangkutan ditindak tegas,”pungkasnya.

Fitnah yang menimpa pasangan Hidayat-Didik ini disampaikan Irfan, warga Kampung Kandang, Ragunan, Jakarta Selatan. Pada Kamis 7 Juni 2012, pukul 11.00 WIB, sebuah Dinas Sosial DKI Jakarta warna biru berpelat merah datang ke Kampung Kandang.

Di mobil itu tertera stiker gambar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Kepala Sudin Sosial DKI Jakarta di sisi kanan mobil.

Setelah parkir di dekat sebuah warung soto, sang sopir mobil bernomor polisi B 9004 PQU tersebut keluar sambil menenteng pengeras suara. Melalui pengeras suara itu sang sopir berteriak-teriak, “PKS anti maulid, PKS anti tahlil,” ujar Irfan menirukan kejadian yang dilihatnya.

Hal itu diulang-ulang dan baru berhenti ketika sang sopir melihat ada seorang perempuan mengenakan jilbab datang bersama suaminya, yang juga saksi mata, mampir ke warung soto itu untuk makan siang.

“Mungkin dia mengira istri saya kader PKS. Sehingga begitu melihat istri saya dia langsung diam,” tambah Irfan.

Irfan pun bertanya kepada salah satu pemilik warung yang ada di situ apakah yang bersangkutan sering melakukan hal itu. Pemilik warung menjawab sebulan terakhir setidaknya dua kali mobil dan sopirnya datang melakukan kampanye hitam.

Irfan pun berinisiatif mengambil gambar mobil dan sang sopir dengan handphone yang dibawanya. Hal itu untuk bukti bahwa apa yang dikatakannya bukanlah cerita rekaan.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6639 seconds (0.1#10.140)