DPT ditolak, KPUD DKI mengaku serba salah
A
A
A
Sindonews.com - Kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 berlanjut. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta mengaku dibuat serba salah dengan ulah pasangan calon yang menolak tanda tangan penetapan DPT.
"Sebelumnya timses sepakat, enggak tahu bagaimana, tiba-tiba setelah break dan dibuka lagi rapat plenonya, mereka menolak. Awalnya mereka minta dibreak dulu, untuk melakukan lobi," ujar Ketua Pokja Pendataan Pemilih pada KPU DKI Jakarta Aminullah kepada wartawan di kantornya, Jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012).
Namun, pihaknya kaget ketika rapat kembali dimulai usai diskorsing. Pasalnya, ketika rapat kembali dimulai, usai di skorsing itu, kelima timses yang awalnya setuju menjadi menolak pengesahan DPT.
"Eh tiba-tiba yang tadinya menyatakan tidak masalah, mengatakan ada masalah. Kan kita juga jadi (bingung). Ya enggak apa-apalah, namanya juga hak," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam penetapan DPT oleh KPUD DKI, lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menolak menandatangi pengesahan DPT tersebut. Alasannya, dalam DPT masih banyak ditemukan pemilih siluman atau ganda.
Kelima tim sukses pasangan calon yang menolak pengesahan DPT itu adalah, Joko Widodo (Jokowi)-Basuki T Purnama (Ahok), Hendardji Soepandji-A.Riza Patria, Hidayat Nur Wahid (HNW)-Didik J Rachbini (Didik), Faisal Basri-Biem Benjamin, serta pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono.
Sedangkan pasangan calon yang setuju dengan pengesahan DPT itu adalah pasangan incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara). Bahkan, pasangan ini ikut menandatangani penetapan jumlah DPT tersebut. (san)
"Sebelumnya timses sepakat, enggak tahu bagaimana, tiba-tiba setelah break dan dibuka lagi rapat plenonya, mereka menolak. Awalnya mereka minta dibreak dulu, untuk melakukan lobi," ujar Ketua Pokja Pendataan Pemilih pada KPU DKI Jakarta Aminullah kepada wartawan di kantornya, Jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012).
Namun, pihaknya kaget ketika rapat kembali dimulai usai diskorsing. Pasalnya, ketika rapat kembali dimulai, usai di skorsing itu, kelima timses yang awalnya setuju menjadi menolak pengesahan DPT.
"Eh tiba-tiba yang tadinya menyatakan tidak masalah, mengatakan ada masalah. Kan kita juga jadi (bingung). Ya enggak apa-apalah, namanya juga hak," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam penetapan DPT oleh KPUD DKI, lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menolak menandatangi pengesahan DPT tersebut. Alasannya, dalam DPT masih banyak ditemukan pemilih siluman atau ganda.
Kelima tim sukses pasangan calon yang menolak pengesahan DPT itu adalah, Joko Widodo (Jokowi)-Basuki T Purnama (Ahok), Hendardji Soepandji-A.Riza Patria, Hidayat Nur Wahid (HNW)-Didik J Rachbini (Didik), Faisal Basri-Biem Benjamin, serta pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono.
Sedangkan pasangan calon yang setuju dengan pengesahan DPT itu adalah pasangan incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara). Bahkan, pasangan ini ikut menandatangani penetapan jumlah DPT tersebut. (san)
()