KNKT: Black box jatuh di hutan sulit ditemukan
A
A
A
Sindonews.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tak bisa memprediksi di mana kira-kira posisi black box (kotak hitam) Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak Bogor, Jawa Barat.
Yang pasti, tim saat ini terus berupaya melakukan pencarian benda yang bisa mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, upaya pencarian akan tetap dilakukan sampai kotak hitam itu ditemukan. Kondisi hutan cukup lebat dan cuaca selalu tak pasti diakui sering menyulitkan pencarian.
"Black box memang relatif sulit ditemukan jika jatuhnya di darat, apalagi hutan lebat seperti Gunung Salak, benda ini lebih mudah ditemukan jika jatuh di laut," jelas Tatang di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Selasa (15/5/2012).
Menurutnya, dalam black box itu dilengkapi Emergency Location Transmisi (ELT) dan sinyal yang disebut Finger. "Jika alat tersebut masuk ke laut akan mengeluarkan suara atau mengeluarkan warna, ini standar kalau kita lihat di laboratorium KNKT," jelasnya.
Finger itu bertahan hingga enam tahun berada di air secara terus-menerus sekalipun. "Sehingga jika black box jatuh ke laut biasanya bisa langsung ditemukan, tidak seperti di darat, relatif lebih sulit," jelasnya.
Sementara itu, anggota KNKT bagian operasional Captain Prita Widjaya menjelaskan, saat ini KNKT tengah meeting dengan tim Rusia soal pencarian black box itu.
"Sebagai pemilik wilayah terjadinya kecelakaan , maka pihak Indonesia tetap harus berupaya dan terus mencari sampai black box sampai ditemukan," tutupnya.(lin)
Yang pasti, tim saat ini terus berupaya melakukan pencarian benda yang bisa mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, upaya pencarian akan tetap dilakukan sampai kotak hitam itu ditemukan. Kondisi hutan cukup lebat dan cuaca selalu tak pasti diakui sering menyulitkan pencarian.
"Black box memang relatif sulit ditemukan jika jatuhnya di darat, apalagi hutan lebat seperti Gunung Salak, benda ini lebih mudah ditemukan jika jatuh di laut," jelas Tatang di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Selasa (15/5/2012).
Menurutnya, dalam black box itu dilengkapi Emergency Location Transmisi (ELT) dan sinyal yang disebut Finger. "Jika alat tersebut masuk ke laut akan mengeluarkan suara atau mengeluarkan warna, ini standar kalau kita lihat di laboratorium KNKT," jelasnya.
Finger itu bertahan hingga enam tahun berada di air secara terus-menerus sekalipun. "Sehingga jika black box jatuh ke laut biasanya bisa langsung ditemukan, tidak seperti di darat, relatif lebih sulit," jelasnya.
Sementara itu, anggota KNKT bagian operasional Captain Prita Widjaya menjelaskan, saat ini KNKT tengah meeting dengan tim Rusia soal pencarian black box itu.
"Sebagai pemilik wilayah terjadinya kecelakaan , maka pihak Indonesia tetap harus berupaya dan terus mencari sampai black box sampai ditemukan," tutupnya.(lin)
()