Sekber Buruh tolak gelar May Day di GBK
A
A
A
Sindonews.com - Tak hanya buruh, pemerintah akan ikut merayakan Hari Buruh Internasional yang dikenal dengan sebutan May Day. Bahkan akan memberikan hiburan panggung kesenian di Gelora Bung Karno (GBK). Namun organisasi buruh menolak bergabung di GBK Senayan.
Sekretariat Bersama (Sekber) Buruh Sejabodetabek tetap akan rencananya menggelar demonstrasi ke Istana Negara. Menurut Presidium Sekber Buruh Sultoni, kelompok buruh yang akan merayakan di GBK berbeda dengan Sekber Buruh. Isu yang akan diangkat juga berbeda.
"Kalau mereka hanya mengkampanyekan soal jaminan sosial kemudian upah yang layak, outsourcing, dan juga menolak rencana kenaikan harga BBM. Sedangkan Sekber Buruh akan menyerukan bahwa pemerintah SBY-Boediono telah gagal memimpin negara Indonesia," jelasnya saat jumpa pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2012).
Menurut Sultoni, pemerintah Indonesia sekarang ini telah menjalankan sistem kapitalisme dan tunduk pada liberalisme. Maka itu, isu itulah penting untuk diusung dalam May Day.
"Dan yang membedakan lagi antara kami dengan mereka, dalam May Day kami juga menyerang soal kebijakan politiknya SBY-Boediono," tegasnya.
Senada dengan anggota Presidium Sekber Buruh Paulus Surya yang menolak untuk bergabung di GBK. Menurutnya, hari buruh sedunia tak sepatutnya diperingati dengan cara seremonial di GBK.
"Sekber Buruh di bawah kekuatan puluhan ribu massa didukung oleh gerakan mahasiswa dan rakyat tidak mau ke GBK. Kami memilih menyasar di depan Istana Negara," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya rencana mengkomodasi buruh yang akan menggelar unjuk rasa pada May Day. Pemprov akan menyediakan sejumlah hiburan seperti panggung kesenian mengundang grup bank Slank dan dangdut Rhoma Irama. Pemprov menginginkan May Day diperingati secara sehat.(lin)
Sekretariat Bersama (Sekber) Buruh Sejabodetabek tetap akan rencananya menggelar demonstrasi ke Istana Negara. Menurut Presidium Sekber Buruh Sultoni, kelompok buruh yang akan merayakan di GBK berbeda dengan Sekber Buruh. Isu yang akan diangkat juga berbeda.
"Kalau mereka hanya mengkampanyekan soal jaminan sosial kemudian upah yang layak, outsourcing, dan juga menolak rencana kenaikan harga BBM. Sedangkan Sekber Buruh akan menyerukan bahwa pemerintah SBY-Boediono telah gagal memimpin negara Indonesia," jelasnya saat jumpa pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2012).
Menurut Sultoni, pemerintah Indonesia sekarang ini telah menjalankan sistem kapitalisme dan tunduk pada liberalisme. Maka itu, isu itulah penting untuk diusung dalam May Day.
"Dan yang membedakan lagi antara kami dengan mereka, dalam May Day kami juga menyerang soal kebijakan politiknya SBY-Boediono," tegasnya.
Senada dengan anggota Presidium Sekber Buruh Paulus Surya yang menolak untuk bergabung di GBK. Menurutnya, hari buruh sedunia tak sepatutnya diperingati dengan cara seremonial di GBK.
"Sekber Buruh di bawah kekuatan puluhan ribu massa didukung oleh gerakan mahasiswa dan rakyat tidak mau ke GBK. Kami memilih menyasar di depan Istana Negara," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya rencana mengkomodasi buruh yang akan menggelar unjuk rasa pada May Day. Pemprov akan menyediakan sejumlah hiburan seperti panggung kesenian mengundang grup bank Slank dan dangdut Rhoma Irama. Pemprov menginginkan May Day diperingati secara sehat.(lin)
()