Kurangi kemacetan, Depok setop angkot
A
A
A
Sindonews.com - Mengatasi permasalahan transportasi dan kemacetan di Kota Depok, Pemerintah Kota berkomitmen melakukan pembatasan jumlah angkutan kota (angkot). Hal itu dilakukan untuk mengurangi angka kemacetan serta memperbaiki kondisi transportasi di Depok.
Kemacetan di Depok kerap terjadi di jalan protokol, salah satunya Jalan Margonda Raya dan Jalan Raya Bogor. Apalagi pada jam tertentu, kondisi jalan protokol yang berbatasan dengan Ibu Kota Jakarta terlihat padat. Terutama saat akhir pekan. Salah satu faktor penyebab kemacetan karena banyaknya kendaraan pribadi yang melaju di ruas jalan tersebut.
Sesuai data Dinas Perhubungan, setiap bulan terdapat 500 mobil pribadi bertambah di Depok. Belum lagi banyaknya angkot yang berhenti sembarangan karena harus menaik turunkan penumpang. Jumlah angkot sebanyak 3.000 unit memperparah adanya terminal bayangan.
“Salah satunya dengan melakukan pembatasan angkot. Ini menjadi komitmen kami untuk tidak menambah izin
angkot,” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail kepada wartawan, Selasa (24/4/2012).
Selain itu, pihaknya juga memiliki tanggung jawab menambah daya tampung fasilitas jalan di Depok. Nur Mahmudi mengakui, pihaknya masih memiliki keterbatasan untuk menambah kapasitas jalan.
“Tanggung jawab kami memang menyiapkan fasilitas penunjang. Tapi, saat ini masih kurang kapasitas untuk menambah jalan secara proposional,” ujarnya.
Langkah lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi arus urbanisasi. Serta fokus membangun terminal yang representatif yakni terminal Jatijajar di Jalan Raya Bogor.
"Misalnya saja dengan mempercepat proses pembangunan Terminal Jatijajar. Kalau sudah ada terminal baru, maka pembangunan dapat merata," tandasnya. (wbs)
Kemacetan di Depok kerap terjadi di jalan protokol, salah satunya Jalan Margonda Raya dan Jalan Raya Bogor. Apalagi pada jam tertentu, kondisi jalan protokol yang berbatasan dengan Ibu Kota Jakarta terlihat padat. Terutama saat akhir pekan. Salah satu faktor penyebab kemacetan karena banyaknya kendaraan pribadi yang melaju di ruas jalan tersebut.
Sesuai data Dinas Perhubungan, setiap bulan terdapat 500 mobil pribadi bertambah di Depok. Belum lagi banyaknya angkot yang berhenti sembarangan karena harus menaik turunkan penumpang. Jumlah angkot sebanyak 3.000 unit memperparah adanya terminal bayangan.
“Salah satunya dengan melakukan pembatasan angkot. Ini menjadi komitmen kami untuk tidak menambah izin
angkot,” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail kepada wartawan, Selasa (24/4/2012).
Selain itu, pihaknya juga memiliki tanggung jawab menambah daya tampung fasilitas jalan di Depok. Nur Mahmudi mengakui, pihaknya masih memiliki keterbatasan untuk menambah kapasitas jalan.
“Tanggung jawab kami memang menyiapkan fasilitas penunjang. Tapi, saat ini masih kurang kapasitas untuk menambah jalan secara proposional,” ujarnya.
Langkah lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi arus urbanisasi. Serta fokus membangun terminal yang representatif yakni terminal Jatijajar di Jalan Raya Bogor.
"Misalnya saja dengan mempercepat proses pembangunan Terminal Jatijajar. Kalau sudah ada terminal baru, maka pembangunan dapat merata," tandasnya. (wbs)
()