Sekolah penghasil tawuran pelajar perlu dibenahi
A
A
A
Sindonews.com - Menyikapi hasil penangkapan pihak kepolisian terkait aksi tawuran pasca UN SMA/K di beberapa daerah seperti Kabupaten Bekasi, Tangerang dan Jakarta Barat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menganggap perlu membenahi sekolah sekolah yang dicap sebagai penghasil siswa yang kerap melakukan tawuran.
"Kalau dari sekolah sekolah tersebut masih ada siswanya yang tertangkap tawuran, kita mencap sekolah tersebut sebagai sekolah yang gagal. Oleh karena itu kita harus memikirikan solusi terbaik untuk mensikapi hal tersbut," jelas M Nuh kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Lebih lanjut Nuh mengatakan, beberapa pihak perlu bahu membahu guna melakukan pencegahan. "Saya rasa ada tiga pihak yang harus bahu membahu agar adik-adik kita ini tidak lagi terjerumus dalam tawuran, tiga pihak itu adalah keluarga, pihak sekolah dan masyarakat," jelasnya.
Nuh menjelaskan, peran dari pihak keluarga ialah harus memberikan perhatian yang lebih pada anak-anaknya. Kemudian peran sekolah ialah tidak cukup hanya memberikan pengajaran tapi juga dialog dari hati ke hati pada para siswanya. Sedangkan peran masyarakat sendiri adalah sama-sama mengamankan agar para siswa tidak lagi terjebak tawuran.
Nuh menambahkan, menurutnya ke 73 siswa yang diamankan pihak kepolisian karena terlibat aksi tawuran dan beberapa diantaranya membawa sajam ialah lantaran hanya terpengaruh dari lingkungan yang tidak baik.
"kita semua yakin adik-adik kita anak-anak baik tapi dalam perjalanan selalu saja entah mereka ikut-ikutan seperti tawuran dan bawa sajam. Kita semua prihatin," tandasnya. (wbs)
"Kalau dari sekolah sekolah tersebut masih ada siswanya yang tertangkap tawuran, kita mencap sekolah tersebut sebagai sekolah yang gagal. Oleh karena itu kita harus memikirikan solusi terbaik untuk mensikapi hal tersbut," jelas M Nuh kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Lebih lanjut Nuh mengatakan, beberapa pihak perlu bahu membahu guna melakukan pencegahan. "Saya rasa ada tiga pihak yang harus bahu membahu agar adik-adik kita ini tidak lagi terjerumus dalam tawuran, tiga pihak itu adalah keluarga, pihak sekolah dan masyarakat," jelasnya.
Nuh menjelaskan, peran dari pihak keluarga ialah harus memberikan perhatian yang lebih pada anak-anaknya. Kemudian peran sekolah ialah tidak cukup hanya memberikan pengajaran tapi juga dialog dari hati ke hati pada para siswanya. Sedangkan peran masyarakat sendiri adalah sama-sama mengamankan agar para siswa tidak lagi terjebak tawuran.
Nuh menambahkan, menurutnya ke 73 siswa yang diamankan pihak kepolisian karena terlibat aksi tawuran dan beberapa diantaranya membawa sajam ialah lantaran hanya terpengaruh dari lingkungan yang tidak baik.
"kita semua yakin adik-adik kita anak-anak baik tapi dalam perjalanan selalu saja entah mereka ikut-ikutan seperti tawuran dan bawa sajam. Kita semua prihatin," tandasnya. (wbs)
()