Ternyata e-voting tidak pernah dilakukan di Jembrana
A
A
A
Sindonews.com- Anggota Tim Perumus Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada Siti Zuhro membantah jika alat e-voting atau alat pemungutan suara elektronik pernah digunakan di Indonesia.
"Itu sudah mau dilakukan di Jembrana, Bali dan batal, tidak jadi. Memang ada mesinnya, itu memang Jembrana yang mengusulkan dan nyaris dilakukan, tapi tidak jadi," ujarnya yang juga sebagai pengamat politik ini kepada wartawan usai mengisi acara diskusi bertemakan 'Isu Primordialisme pada Pilkada DKI : Relevankah ?' di gedung The Indonesian Institute Lantai 1 Jalan Wahid Hasyim 194, Jakarta Pusat, 18 April 2012.
Sekedar diketahui, ketika menawarkan alat e-voting ke pihak KPU DKI Jakarta beberapa waktu lalu, pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengklaim bahwa alat canggih itu sudah digunakan pada pemilihan kepala daerah di Jembrana, Bali.
"Sejauh ini, daerah Jembrana Bali tahun 2008 lalu sudah melakukan Pilkada dengan e-voting ini. Dan untuk 400 orang, hanya memakan waktu 2 sampai 3 jam dalam proses pemungutan suara menggunakan e-voting ini," ujar Direktur Pusat Teknologi dan Komunikasi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, kepada wartawan di kantor KPU DKI Jakarta, jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa 17 April 2012.
Hammam pun mengaku selama ini pihaknya selalu melaksanakan sosialisasi dan simulasi alat e-voting tersebut ke beberapa daerah di Indonesia. Dikatakannya, kegiatan yang sifatnya nasional memang membutuhkan tes pilot project, uji petik dalam hal ini untuk pelaksanaan Pilkada.
"Karena kalau kita menuju ke 2014, dimana akan ada pemilu legislatif dan pemilu presiden secara nasional. Kita inginkan metode e-voting ini sudah dilaksanakan," tambahnya. (wbs)
"Itu sudah mau dilakukan di Jembrana, Bali dan batal, tidak jadi. Memang ada mesinnya, itu memang Jembrana yang mengusulkan dan nyaris dilakukan, tapi tidak jadi," ujarnya yang juga sebagai pengamat politik ini kepada wartawan usai mengisi acara diskusi bertemakan 'Isu Primordialisme pada Pilkada DKI : Relevankah ?' di gedung The Indonesian Institute Lantai 1 Jalan Wahid Hasyim 194, Jakarta Pusat, 18 April 2012.
Sekedar diketahui, ketika menawarkan alat e-voting ke pihak KPU DKI Jakarta beberapa waktu lalu, pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengklaim bahwa alat canggih itu sudah digunakan pada pemilihan kepala daerah di Jembrana, Bali.
"Sejauh ini, daerah Jembrana Bali tahun 2008 lalu sudah melakukan Pilkada dengan e-voting ini. Dan untuk 400 orang, hanya memakan waktu 2 sampai 3 jam dalam proses pemungutan suara menggunakan e-voting ini," ujar Direktur Pusat Teknologi dan Komunikasi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, kepada wartawan di kantor KPU DKI Jakarta, jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa 17 April 2012.
Hammam pun mengaku selama ini pihaknya selalu melaksanakan sosialisasi dan simulasi alat e-voting tersebut ke beberapa daerah di Indonesia. Dikatakannya, kegiatan yang sifatnya nasional memang membutuhkan tes pilot project, uji petik dalam hal ini untuk pelaksanaan Pilkada.
"Karena kalau kita menuju ke 2014, dimana akan ada pemilu legislatif dan pemilu presiden secara nasional. Kita inginkan metode e-voting ini sudah dilaksanakan," tambahnya. (wbs)
()