Isu primordialisme di Pilgub DKI masih relevan
A
A
A
Sindonews.com - Sejarahwan Betawi, J.J Rizal mengatakan bahwa isu primordialisme pada Pemilihan Gubernur (pilgub) DKI Jakarta periode 2012-2017 ini masih digunakan sejumlah para bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
"Jadi sebenarnya isu primordalisme adalah isu yang melekat di politik modern dan menurut saya, apapun senjatanya untuk memenangkan perang, itu berhak digunakan bagi politisi," ujarnya dalam acara diskusi bertemakan 'Isu Primordialisme pada Pilkada DKI : Relevankah ?' di gedung The Indonesian Institute Lantai 1 Jalan Wahid Hasyim 194, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2012).
Walaupun terkadang, sambung dia, jika bicara isu primodialisme, sebenarnya isu yang sangat tidak beradab atau sesuatu yang sudah usang dan bertentangan dengan alasan-alasan warga menjadi Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pada kenyataannya, isu primordialisme itu tak harus etnis, akan tetapi terkadang juga agama. Pada pertempuran pemilukada yang lalu, kita lihat bahwa Foke (Panggilan akrab Fauzi Bowo) menggunakan primordialisme etnik, sedangkan Adang Daradjatun menggunakan primodialisme agama," katanya.
Jadi sebenarnya, ia mengakui bahwa peradapan politik DKI Jakarta itu masih belum begitu menggembirakan perkembangannya.
"Apalagi kalau kita bicara bahwa Jakarta harusnya dalam demokrasi itu, harus menjadi mistarnya, menjadi alat untuk mengukur kemajuannya. Tapi kenyataan apa yang disebut politik modern itu masih dilakukan," tuturnya. (wbs)
"Jadi sebenarnya isu primordalisme adalah isu yang melekat di politik modern dan menurut saya, apapun senjatanya untuk memenangkan perang, itu berhak digunakan bagi politisi," ujarnya dalam acara diskusi bertemakan 'Isu Primordialisme pada Pilkada DKI : Relevankah ?' di gedung The Indonesian Institute Lantai 1 Jalan Wahid Hasyim 194, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2012).
Walaupun terkadang, sambung dia, jika bicara isu primodialisme, sebenarnya isu yang sangat tidak beradab atau sesuatu yang sudah usang dan bertentangan dengan alasan-alasan warga menjadi Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pada kenyataannya, isu primordialisme itu tak harus etnis, akan tetapi terkadang juga agama. Pada pertempuran pemilukada yang lalu, kita lihat bahwa Foke (Panggilan akrab Fauzi Bowo) menggunakan primordialisme etnik, sedangkan Adang Daradjatun menggunakan primodialisme agama," katanya.
Jadi sebenarnya, ia mengakui bahwa peradapan politik DKI Jakarta itu masih belum begitu menggembirakan perkembangannya.
"Apalagi kalau kita bicara bahwa Jakarta harusnya dalam demokrasi itu, harus menjadi mistarnya, menjadi alat untuk mengukur kemajuannya. Tapi kenyataan apa yang disebut politik modern itu masih dilakukan," tuturnya. (wbs)
()