Pak Domo di mata Sekpri
A
A
A
Sindonews.com - Laksamana (purn) TNI Sudomo telah tiada. Kepergian Pak Domo (demikian panggilan akrabnya) cukup mengejutkan orang-orang terdekatnya termasuk sekretaris pribadi Pak Domo yakni Ary Kuntoro.
Kata Ary, dirinya tak menyangka Pak Domo akan pergi secepat itu. Padahal sebelum sakit, Pak Domo masih menjadi saksi pernikahan anak dari sahabatnya di Masjid AT-Tin TMII Jakarta Timur.
Tentu saja, sebagai orang yang sangat dekat, Ary merasa kehilangan dan sedih. Apalagi, bekerja sebagai sekpri hampir 12 tahun, Pak Domo selalu bersikap baik terhadapnya. Tidak hanya pada dirinya, Pak Domo baik dengan siapa saja, tidak pernah bersikap kasar atau keras.
"Saya sangat kehilangan, beliau baik sekali," tukas Ary dengan mata berkaca-kaca di kediaman Pak Domo di Jalan Sekolah Kencana IV Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012).
Beberapa jam sebelum sakit, Sabtu 14 April 2012 lalu, Pak Domo menjadi saksi
pernikahan anak sahabat Pak Domo. "Waktu itu kondisinya sehat, tidak terlihat ada tanda-tanda akan sakit," jelasnya.
Namun, lanjut Ary, ketika acara resepsi berlangsung tiba-tiba Pak Domo memanggilnya. "Saat itu beliau sedang duduk bersama Alwi Shihab. Lalu memanggil saya minta diantar ke toilet, tapi beliau saat itu sudah terlihat dehidrasi. Karena khawatir saya bawa beliau ke RS Pondok Indah," tutur Ary mengenang.
Saat itu kata Ary, di dalam mobil ada empat orang, selain dirinya dan Pak Domo masih ada sopir dan ajudan. Saat dalam mobil perjalanan ke RS Pondok Indah, kata Ary, Pak Domo sudah tak sadarkan diri. Sesampai di rumah sakit langsung dimasukkan ke ruangan ICU.
Selama ini Pak Domo tak pernah mengeluh sakit, bahkan belum lama ini pergi jalan-jalan ke Batam dan Malaysia, dan terakhir ke sejumlah panti asuhan yatim piatu untuk memberikan zakat.(lin)
Kata Ary, dirinya tak menyangka Pak Domo akan pergi secepat itu. Padahal sebelum sakit, Pak Domo masih menjadi saksi pernikahan anak dari sahabatnya di Masjid AT-Tin TMII Jakarta Timur.
Tentu saja, sebagai orang yang sangat dekat, Ary merasa kehilangan dan sedih. Apalagi, bekerja sebagai sekpri hampir 12 tahun, Pak Domo selalu bersikap baik terhadapnya. Tidak hanya pada dirinya, Pak Domo baik dengan siapa saja, tidak pernah bersikap kasar atau keras.
"Saya sangat kehilangan, beliau baik sekali," tukas Ary dengan mata berkaca-kaca di kediaman Pak Domo di Jalan Sekolah Kencana IV Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012).
Beberapa jam sebelum sakit, Sabtu 14 April 2012 lalu, Pak Domo menjadi saksi
pernikahan anak sahabat Pak Domo. "Waktu itu kondisinya sehat, tidak terlihat ada tanda-tanda akan sakit," jelasnya.
Namun, lanjut Ary, ketika acara resepsi berlangsung tiba-tiba Pak Domo memanggilnya. "Saat itu beliau sedang duduk bersama Alwi Shihab. Lalu memanggil saya minta diantar ke toilet, tapi beliau saat itu sudah terlihat dehidrasi. Karena khawatir saya bawa beliau ke RS Pondok Indah," tutur Ary mengenang.
Saat itu kata Ary, di dalam mobil ada empat orang, selain dirinya dan Pak Domo masih ada sopir dan ajudan. Saat dalam mobil perjalanan ke RS Pondok Indah, kata Ary, Pak Domo sudah tak sadarkan diri. Sesampai di rumah sakit langsung dimasukkan ke ruangan ICU.
Selama ini Pak Domo tak pernah mengeluh sakit, bahkan belum lama ini pergi jalan-jalan ke Batam dan Malaysia, dan terakhir ke sejumlah panti asuhan yatim piatu untuk memberikan zakat.(lin)
()