Liput bentrok, tiga jurnalis tersiram air keras
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung DPR pada Jumat 30 Maret 2012 lalu menyisakan duka mendalam bagi sejumlah jurnalis yang meliput.
Tiga jurnalis tercatat menjadi korban penyiraman cairan kimia yang dilakukan demonstran. Tiga jurnalis yang menjadi korban terkena cairan kimia yakni jurnalis kantor berita Al Jazeera Bobby Gunawan dan Step Vaesen, kamerawan ANTV Hartono, dan kamerawan Jak TVAnanto Handoyo. Kemarin sekitar pukul 10.00 WIB Ananto Handoyo melapor ke SPKT Polda Metro Jaya.
Lelaki berusia 39 tahun ini menuturkan, saat kejadian itu dia sedang melakukan pengambilan gambar ricuh antara polisi dan demonstran dari dalam gedung wakil rakyat tersebut. Ananto yang saat itu berdiri di sebelah kanan massa dan kiri aparat kepolisian berusaha untuk menyelamatkan alat-alat liputannya.
"Saat itulah ada cairan yang mengenai kepala saya. Ketika hendak melanjutkan pengambilan gambar, kepala saya terasa panas," ungkapnya.
Ananto pun tak memedulikannya dan tetap mengambil gambar kericuhan tersebut. Sekembalinya ke kantor, Ananto baru menyadari bahwa cairan yang mengenai kepalanya itu air keras. Lelaki ini begitu terkejut melihat bagian kening, wajah sebelah kanan, dan dagunya mengalami luka melepuh.
Department Head Public Relation and Off Air Promotion Jak TV Okie A Zainufry mengatakan, manajemen dari Jak TV menilai kejadian ini merusak demokrasi yang sedang berjalan. Mudah-mudahan hal ini tidak berlanjut. Okie juga akan melaporkan kasus ini ke Dewan Pers sebab Ananto sedang melakukan kerja jurnalistik. "Kami tidak menuduh siapa pun. Manajemen kami memberikan perhatian kepada tim kami," ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, selain jurnalis, sejumlah anggota polisi yang melakukan penjagaan juga terkena cairan kimia yang sama.
Salah satunya dialami seorang anggota Provos Polda Metro Jaya yang mengalami luka melepuh pada bagian lengan kanannya. Rikwanto menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih mencari siapa demonstran yang menggunakan cairan berbahaya ketika melakukan aksi unjuk rasa itu.
Saat aksi demonstrasi para pendemo yang berniat untuk melakukan kerusuhan selalu mempunyai cara baru. "Ini baru pertama terjadi. Kami akan cari siapa yang menggunakan cairan berbahaya ini," katanya.
Di bagian lain, setelah menjalani perawatan selama tiga hari di RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, kondisi Kapolsek Senen Kompol Iman Zebua sudah pulih dan telah diperbolehkan pulang sejak Sabtu 31 Maret 2012 lalu. (san)
Tiga jurnalis tercatat menjadi korban penyiraman cairan kimia yang dilakukan demonstran. Tiga jurnalis yang menjadi korban terkena cairan kimia yakni jurnalis kantor berita Al Jazeera Bobby Gunawan dan Step Vaesen, kamerawan ANTV Hartono, dan kamerawan Jak TVAnanto Handoyo. Kemarin sekitar pukul 10.00 WIB Ananto Handoyo melapor ke SPKT Polda Metro Jaya.
Lelaki berusia 39 tahun ini menuturkan, saat kejadian itu dia sedang melakukan pengambilan gambar ricuh antara polisi dan demonstran dari dalam gedung wakil rakyat tersebut. Ananto yang saat itu berdiri di sebelah kanan massa dan kiri aparat kepolisian berusaha untuk menyelamatkan alat-alat liputannya.
"Saat itulah ada cairan yang mengenai kepala saya. Ketika hendak melanjutkan pengambilan gambar, kepala saya terasa panas," ungkapnya.
Ananto pun tak memedulikannya dan tetap mengambil gambar kericuhan tersebut. Sekembalinya ke kantor, Ananto baru menyadari bahwa cairan yang mengenai kepalanya itu air keras. Lelaki ini begitu terkejut melihat bagian kening, wajah sebelah kanan, dan dagunya mengalami luka melepuh.
Department Head Public Relation and Off Air Promotion Jak TV Okie A Zainufry mengatakan, manajemen dari Jak TV menilai kejadian ini merusak demokrasi yang sedang berjalan. Mudah-mudahan hal ini tidak berlanjut. Okie juga akan melaporkan kasus ini ke Dewan Pers sebab Ananto sedang melakukan kerja jurnalistik. "Kami tidak menuduh siapa pun. Manajemen kami memberikan perhatian kepada tim kami," ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, selain jurnalis, sejumlah anggota polisi yang melakukan penjagaan juga terkena cairan kimia yang sama.
Salah satunya dialami seorang anggota Provos Polda Metro Jaya yang mengalami luka melepuh pada bagian lengan kanannya. Rikwanto menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih mencari siapa demonstran yang menggunakan cairan berbahaya ketika melakukan aksi unjuk rasa itu.
Saat aksi demonstrasi para pendemo yang berniat untuk melakukan kerusuhan selalu mempunyai cara baru. "Ini baru pertama terjadi. Kami akan cari siapa yang menggunakan cairan berbahaya ini," katanya.
Di bagian lain, setelah menjalani perawatan selama tiga hari di RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, kondisi Kapolsek Senen Kompol Iman Zebua sudah pulih dan telah diperbolehkan pulang sejak Sabtu 31 Maret 2012 lalu. (san)
()