Aktivis 1998: Tugas mahasiswa memimpin perlawanan

Jum'at, 23 Maret 2012 - 18:51 WIB
Aktivis 1998: Tugas mahasiswa memimpin perlawanan
Aktivis 1998: Tugas mahasiswa memimpin perlawanan
A A A
Sindonews.com - Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai 1 April 2012 telah menyulut pergerakan rakyat untuk bangkit melawan. Seruan menumbangkan rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pun semakin kencang disuarakan.

"Apapun caranya, SBY harus turun. Karena sebelum isu kenaikan BBM diberitakan akan naik, harga di pasaran sudah naik. Hal ini yang menjadi memprihatinkan kondisi masyarakat sekarang. Dan ini merupakan efek domino," ujar mantan aktivis 1998 Bambang Sri Pujo Sukarno Sakti di Gedung LBH Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2012) Sore.

Lebih lanjut dia mengatakan, aksi demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM menjadi langkah awal untuk menumbangkan rezim SBY-Boediono. Tidak hanya mahasiswa, gerakan buruh, dan rakyat juga ikut aktif menolak rencana pemerintah yang dinilai hanya semakin menyengsarakan rakyat tersebut.

"Mahasiswa dan rakyat di berbagai pelosok daerah semakin radikal dan telah menemukan metode yang efektif dalam memperjuangkan hak-hak untuk menggerakkan massa," terangnya.

Ditambahkan dia, tugas terpenting gerakan mahasiswa saat ini adalah menyatukan seluruh kekuatan potensial yang bergerak serta memimpin perlawanan hingga titik darah penghabisan. "Demi masa depan anak cucu kita, dan NKRI tercinta," jelasnya.

Perlawanan ini, kata Bambang, tentunya akan dihadapi secara represif Polri karena dianggap berbahaya bagi kekuasaan SBY-Boediono. "Terbukti dengan banyaknya mahasiswa dan rakyat yang ditangkap saat melakukan aksi menolak kenaikan BBM," sambungnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5543 seconds (0.1#10.140)