Dari penyegelan, ricuh, hingga mahasiswa pingsan

Kamis, 22 Maret 2012 - 15:24 WIB
Dari penyegelan, ricuh, hingga mahasiswa pingsan
Dari penyegelan, ricuh, hingga mahasiswa pingsan
A A A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menyebar ke sejumlah daerah di Indonesia. Sasaran aksi demonstran juga terus tertuju pada penyerangan aset-aset vital.

Di Tangerang, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa dan masyarakat Tangerang mulai melakukan penyegelan SPBU, Kamis (22/3/2012). Beruntung, petugas cepat datang dan menghalau mahasiswa agar tidak melaksanakan niatnya.

Kericuhan kecil antara mahasiswa dan petugas kepolisian yang berjaga tak terhindarkan. Mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan polisi. Sempat terjadi perdebatan antara perwakilan mahasiswa dengan polisi.

Setelah melalui perdebatan alot, mahasiswa akhirnya mengalah dan mundur. Sebelum meninggalkan lokasi, mahasiswa juga sempat memblokir Jalan Veteran, depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Tangerang, dan mengajak masyarakat ikut serta menolak kenaikan harga BBM.

Dalam aksinya, mendesak pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM yang mulai diterapkan pada 1 April 2012 dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono turun dari jabatannya.

"SBY-Boediono telah gagal memimpin bangsa ini menuju masyarakat yang sejahtera. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM hanya akan membuat masyarakat semakin menderita," terang salah seorang demonstran dalam orasinya.

Sementara di tempat lain, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM juga terjadi di depan Kantor Wali Kota Tangerang. Aksi ini juga menimbulkan kericuhan dengan aparat keamanan.

Dalam aksi ini, seorang demonstran terpaksa dilarikan kerumah sakit setelah terinjak-injak. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Efri, mahasiswa Universitas Muhamadiah Tangerang (UMT) dilarikan dengan ambulans setelah ditemukan pingsan dalam barisan pendemo.

Kuat dugaan, Efri terinjak-injak saat massa dan satpol PP terlibat bentrok. Bentrok antara Satpol PP di lapis pertama pengamanan terjadi setelah mahasiswa tak kunjung diterima anggota dewan yang juga berkantor di sana.

Sebelumnya, mahasiswa juga sempat menghadang mobil pelat merah yang akan masuk ke kantor pemerintahan ini. Mahasiswa bermaksud meminta dukungan Pemkot Tangerang dan DPRD Kota Tangerang bersama mereka menolak kenaikan BBM yang akan diberlakukan pada 1 April mendatang.

"Aksi kami datang kemari untuk meminta dukungan para dewan untuk mendukung aksi kami dalam penolakan kenaikan BBM, tapi anggota dewan yang terhormat ini sepertinya terus mengulur waktu," ujar salah seorang perwakilan mahasiswa, Arkam. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5999 seconds (0.1#10.140)