KPU bolehkan Balongub DKI saling serang
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta membolehkan masing-masing pasangan bakal calon Gubernur (Calongub) saling serang satu dengan yang lain. Karena hal itu dianggap bagian dari dinamika politik Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Jakarta 2012.
"Silakan saja, itu sah-sah saja. Namanya juga beropini," ujar anggota KPU Provinsi DKI Jakarta, Aminullah di kantornya, Gedung Praja, Jalan Budi Kemuliaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2012).
Ditambahkan dia, sikap incumbent Fauzi Bowo alias Foke yang menyindir sejumlah rival masih dalam batas normal. Karena, dalam sindiran itu Foke tidak mengajak masyarakat untuk memilihnya saat pemungutan suara. Terlebih, Foke dianggap tidak menyebarkan permusuhan agar pendukungnya melakukan penyerangan.
"Asal masih di dalam koridor wacana begitu, tidak akan menimbulkan hal yang berdampak luas. Yang berdampak luas itu misalnya mengimbau orang, mengimbau pendukungnya untuk melakukan perlawanan terhadap lawan atau saingannya. Itu baru melanggar," jelasnya.
Kendati begitu, dia menilai hal tersebut hanya untuk meramaikan Pilgub DKI. "Ya cuma meramaikan saja. Bentuk dari sosialisasi," imbuhnya.
Seperti diketahui, sebelum mendaftarkan diri, pada saat mendeklarasikan diri Fauzi Bowo menyindir pasangan Balongub Alex-Nono dan Jokowi-Ahok. Dalam deklarasi itu, Foke mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak dalam memilih calon yang baik.
"Tidak hanya sekadar baik, tapi pilih yang kenal Jakarta dan sudah teruji," ujar Foke saat deklarasi di Fauzi Centre, Jalan Diponegoro 61 A, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.
Tak cukup di situ, Foke juga menyindir pasangan Balongub Alex-Nono yang berjanji akan menyelesaikan masalah kemacetan dalam waktu tiga tahun jika terpilih. Pria yang akrab disapa Foke ini menegaskan, tidak ada solusi instan dalam mengatasi permasalahan kemacetan di Ibu Kota Jakarta.
"DTKJ (Dewan Transportasi Kota Jakarta) itu fungsinya ikut mensosialisasikan masalah transportasi ke masyarakat. Termasuk disampaikan ke orang-orang yang mau mengatasi macet dalam waktu tiga tahun. Tolong berikan penjelasan kepada mereka yang berpikiran sempit," sindir Foke. (san)
"Silakan saja, itu sah-sah saja. Namanya juga beropini," ujar anggota KPU Provinsi DKI Jakarta, Aminullah di kantornya, Gedung Praja, Jalan Budi Kemuliaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2012).
Ditambahkan dia, sikap incumbent Fauzi Bowo alias Foke yang menyindir sejumlah rival masih dalam batas normal. Karena, dalam sindiran itu Foke tidak mengajak masyarakat untuk memilihnya saat pemungutan suara. Terlebih, Foke dianggap tidak menyebarkan permusuhan agar pendukungnya melakukan penyerangan.
"Asal masih di dalam koridor wacana begitu, tidak akan menimbulkan hal yang berdampak luas. Yang berdampak luas itu misalnya mengimbau orang, mengimbau pendukungnya untuk melakukan perlawanan terhadap lawan atau saingannya. Itu baru melanggar," jelasnya.
Kendati begitu, dia menilai hal tersebut hanya untuk meramaikan Pilgub DKI. "Ya cuma meramaikan saja. Bentuk dari sosialisasi," imbuhnya.
Seperti diketahui, sebelum mendaftarkan diri, pada saat mendeklarasikan diri Fauzi Bowo menyindir pasangan Balongub Alex-Nono dan Jokowi-Ahok. Dalam deklarasi itu, Foke mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak dalam memilih calon yang baik.
"Tidak hanya sekadar baik, tapi pilih yang kenal Jakarta dan sudah teruji," ujar Foke saat deklarasi di Fauzi Centre, Jalan Diponegoro 61 A, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.
Tak cukup di situ, Foke juga menyindir pasangan Balongub Alex-Nono yang berjanji akan menyelesaikan masalah kemacetan dalam waktu tiga tahun jika terpilih. Pria yang akrab disapa Foke ini menegaskan, tidak ada solusi instan dalam mengatasi permasalahan kemacetan di Ibu Kota Jakarta.
"DTKJ (Dewan Transportasi Kota Jakarta) itu fungsinya ikut mensosialisasikan masalah transportasi ke masyarakat. Termasuk disampaikan ke orang-orang yang mau mengatasi macet dalam waktu tiga tahun. Tolong berikan penjelasan kepada mereka yang berpikiran sempit," sindir Foke. (san)
()