Tolak BBM naik, aktivis HMI pukuli polisi
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh mahasiswa semakin keras. Tadi malam, sekira pukul 20.00 WIB, delapan orang aktivis mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM di Jalan Cilosari No.17, Cikini, Jakarta Pusat.
Dalam aksinya, mahasiswa membakar ban di tengah jalan dan menutup jalan hingga menyebabkan arus lalu lintas tersendat. Setelah berlangsung beberapa lama, aksi mahasiswa itu dibubarkan oleh unit ramor Brigade Mobil (Brimob) dari Polres Jakarta Pusat. Sebelum dibubarkan paksa, dilakukan pertemuan persuasif.
"Namun di situ ada perlawanan, mereka memukuli petugas yang ada di situ. Kemudian diamankan tiga orang mahasiswa yang merupakan provokator dalam aksi tersebut, karena mereka membakar ban dan menutup jalan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto di Jakarta, Kamis (15/3/2012).
Kemudian, ketiga mahasiswa tersebut di bawa ke Polsek Menteng untuk menjalani pemeriksaan. Sekira pukul 23.00 WIB, Kapolsek Menteng dan Pengurus HMI atas nama Fanan menemui ketiga orang mahasiswa yang diamankan. Setelah melakukan pembicaraan mereka dipulangkan.
"Tapi sekira pukul 24.00 WIB, mereka kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan membakar ban, melakukan orasi dan turun ke jalan sampai sekira pukul 01.00 WIB. Ini yang terjadi," terangnya.
Dalam mengamankan setiap aksi unjuk rasa, petugas kepolisian memiliki Prosedur Tetap (Protap). "Pengamanan unjuk rasa itu sudah diatur undang-undang. Jadi kalau ada pemberitahuan, kita jaga. Tapi jangan sampai menghambat jalan dan jangan sampai mengganggu aktivitas orang lain," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, markas HMI di Jalan Cilosari No.17, Cikini, Jakarta Pusat diserang anggota Brimob. Penyerangan terjadi tidak lama setelah aktivis HMI menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM pada malam hari. Saat akan dibubarkan, mahasiswa melakukan perlawanan.
Saat bentrokan terjadi, mahasiswa lari ke markas HMI dan anggota Brimob melakukan pengejaran. Kemudian mereka mengacak-acak ruang kesekretariatan HMI yang berisi buku-buku bacaan dan panji HMI. Tidak cukup di situ, anggota Brimob juga menodongkan senjata laras panjangnya kepada ketiga anggota HMI yang ada di dalam ruang kesekretariatan.
"Tiga orang kader HMI ditodong senjata tanpa alasan yang jelas. Entah apa motifnya, hingga kini kader-kader HMI masih berkumpul di depan Cilosari," ujar Wakil Sekretaris Umum PTKP Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Alfian Ramadhani. (san)
Dalam aksinya, mahasiswa membakar ban di tengah jalan dan menutup jalan hingga menyebabkan arus lalu lintas tersendat. Setelah berlangsung beberapa lama, aksi mahasiswa itu dibubarkan oleh unit ramor Brigade Mobil (Brimob) dari Polres Jakarta Pusat. Sebelum dibubarkan paksa, dilakukan pertemuan persuasif.
"Namun di situ ada perlawanan, mereka memukuli petugas yang ada di situ. Kemudian diamankan tiga orang mahasiswa yang merupakan provokator dalam aksi tersebut, karena mereka membakar ban dan menutup jalan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto di Jakarta, Kamis (15/3/2012).
Kemudian, ketiga mahasiswa tersebut di bawa ke Polsek Menteng untuk menjalani pemeriksaan. Sekira pukul 23.00 WIB, Kapolsek Menteng dan Pengurus HMI atas nama Fanan menemui ketiga orang mahasiswa yang diamankan. Setelah melakukan pembicaraan mereka dipulangkan.
"Tapi sekira pukul 24.00 WIB, mereka kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan membakar ban, melakukan orasi dan turun ke jalan sampai sekira pukul 01.00 WIB. Ini yang terjadi," terangnya.
Dalam mengamankan setiap aksi unjuk rasa, petugas kepolisian memiliki Prosedur Tetap (Protap). "Pengamanan unjuk rasa itu sudah diatur undang-undang. Jadi kalau ada pemberitahuan, kita jaga. Tapi jangan sampai menghambat jalan dan jangan sampai mengganggu aktivitas orang lain," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, markas HMI di Jalan Cilosari No.17, Cikini, Jakarta Pusat diserang anggota Brimob. Penyerangan terjadi tidak lama setelah aktivis HMI menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM pada malam hari. Saat akan dibubarkan, mahasiswa melakukan perlawanan.
Saat bentrokan terjadi, mahasiswa lari ke markas HMI dan anggota Brimob melakukan pengejaran. Kemudian mereka mengacak-acak ruang kesekretariatan HMI yang berisi buku-buku bacaan dan panji HMI. Tidak cukup di situ, anggota Brimob juga menodongkan senjata laras panjangnya kepada ketiga anggota HMI yang ada di dalam ruang kesekretariatan.
"Tiga orang kader HMI ditodong senjata tanpa alasan yang jelas. Entah apa motifnya, hingga kini kader-kader HMI masih berkumpul di depan Cilosari," ujar Wakil Sekretaris Umum PTKP Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Alfian Ramadhani. (san)
()