Puluhan perempuan beraksi di depan Istana
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan wanita yang tergabung dalam Forum Keadilan Perempuan menggelar aksi damai di seberang Istana Negara Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Juru bicara Forum Keadilan Perempuan, Iswarini mengatakan kedatangan mereka dalam rangka memperingati hari Perempuan Internasional. Selain itu peringatan ini juga untuk menuntut perbaikan hak-hak perempuan.
"Pada hari ini, kami Forum Keadilan Perempuan menyatakan negara dalam hal ini Pemerintah Indonesia belum memenuhi hak-hak perempuan atas perlindungan dan hidup aman sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi," ujarnya kepada wartawan di seberang Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2012).
Dia mengatakan, berbagai kejahatan seperti perkosaan dan kekerasan seksual masih terus terjadi dan hingga saat ini belum ditangani tuntas.
"Di sisi lain, kami juga mencermati bahwa mereka yang berbeda orientasi seksual dan identitas gender juga mengalami kekerasan seksual yang tak kalah mengerikannya," tambahnya.
Oleh karena itu, sambung dia, pihaknya menuntut pertanggungjawaban negara atas ketidakmampuannya melindungi perempuan dan mereka yang berbeda orientasi seksual dan identitas gender.(azh)
Juru bicara Forum Keadilan Perempuan, Iswarini mengatakan kedatangan mereka dalam rangka memperingati hari Perempuan Internasional. Selain itu peringatan ini juga untuk menuntut perbaikan hak-hak perempuan.
"Pada hari ini, kami Forum Keadilan Perempuan menyatakan negara dalam hal ini Pemerintah Indonesia belum memenuhi hak-hak perempuan atas perlindungan dan hidup aman sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi," ujarnya kepada wartawan di seberang Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2012).
Dia mengatakan, berbagai kejahatan seperti perkosaan dan kekerasan seksual masih terus terjadi dan hingga saat ini belum ditangani tuntas.
"Di sisi lain, kami juga mencermati bahwa mereka yang berbeda orientasi seksual dan identitas gender juga mengalami kekerasan seksual yang tak kalah mengerikannya," tambahnya.
Oleh karena itu, sambung dia, pihaknya menuntut pertanggungjawaban negara atas ketidakmampuannya melindungi perempuan dan mereka yang berbeda orientasi seksual dan identitas gender.(azh)
()