Istri wartawan pendarahan ditolak RSUD Tangerang
A
A
A
Sindonews.com - Pelayanan RSUD Tangerang kembali dikeluhkan pasiennya. Hanya gara-gara melebihi jam daftar pasien, Asih (30), warga Kelurahan Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, yang mengalami pendarahan tidak dilayani pihak rumah sakit.
Asih yang saat itu tengah hamil muda mengalami pendarahan, akan tetapi saat keluarga membawanya ke RSUD Tangerang, dia tidak mendapatkan pelayanan dari petugas medis hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit swasta terdekat.
"Saya benar-benar kecewa, pelayanan RSUD Tangerang sangat mengecewakan. Masa istri saya yang jelas-jelas mengalami pendarahan tidak dilayani, malah disuruh balik lagi besok. Alasannya, karena pendaftaran sudah tutup. Memang pendarahannya bisa ditunggu hingga besok," kata suami Asih, Jakwan yang berprofesi sebagai fotografer salah satu koran lokal di Tangerang, Rabu (15/2/2012).
Padahal menurut Jakwan, kedatangannya ke RSUD Tangerang menuju poli kebidanan masih tergolong siang yaitu pukul 12.30 WIB. Dia lalu diarahkan menuju ruang gawat darurat kebidanan. Lagi-lagi hal tidak menyenangkan terjadi. Di ruang gawat darurat kebidanan dia juga tidak mendapat pelayanan.
"Sampai di gawat darurat, istri saya tidak ditangani. Masa cuma ditanya-tanya saja, tapi tidak diambil tindakan medis. Bahkan petugas RSU hanya duduk saja di kursinya tanpa menghiraukan keluhan kami. Karena kesal, saya langsung bawa istri saya ke rumah sakit lain, " terangnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Hubungan Masyarakat RSU Tangerang Achmad Muklis mengatakan, kejadian tersebut hanya salah komunikasi antara keluarga pasien dengan petugas. "Ya, saya sudah mengkonfirmasi ke poli kebidanan. Itu hanya salah komunikasi saja, secepatnya kami evaluasi," katanya.
Sebenarnya menurut Muklis, pelayanan tetap harus dijalankan sesuai dengan prosedur dan ketetapan yang ada. Dia menjelaskan, pendaftaran pasien pada poli rawat jalan memang dibuka pada pukul 07.30-12.00 WIB, namun pelayanan diberikan hingga selesai.
"Jika pasien yang sudah daftar masih ada, bisa saja dilayani hingga 15.00 WIB, tapi untuk gawat darurat kebidanan 24 jam kami layani," kilahnya. (wbs)
Asih yang saat itu tengah hamil muda mengalami pendarahan, akan tetapi saat keluarga membawanya ke RSUD Tangerang, dia tidak mendapatkan pelayanan dari petugas medis hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit swasta terdekat.
"Saya benar-benar kecewa, pelayanan RSUD Tangerang sangat mengecewakan. Masa istri saya yang jelas-jelas mengalami pendarahan tidak dilayani, malah disuruh balik lagi besok. Alasannya, karena pendaftaran sudah tutup. Memang pendarahannya bisa ditunggu hingga besok," kata suami Asih, Jakwan yang berprofesi sebagai fotografer salah satu koran lokal di Tangerang, Rabu (15/2/2012).
Padahal menurut Jakwan, kedatangannya ke RSUD Tangerang menuju poli kebidanan masih tergolong siang yaitu pukul 12.30 WIB. Dia lalu diarahkan menuju ruang gawat darurat kebidanan. Lagi-lagi hal tidak menyenangkan terjadi. Di ruang gawat darurat kebidanan dia juga tidak mendapat pelayanan.
"Sampai di gawat darurat, istri saya tidak ditangani. Masa cuma ditanya-tanya saja, tapi tidak diambil tindakan medis. Bahkan petugas RSU hanya duduk saja di kursinya tanpa menghiraukan keluhan kami. Karena kesal, saya langsung bawa istri saya ke rumah sakit lain, " terangnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Hubungan Masyarakat RSU Tangerang Achmad Muklis mengatakan, kejadian tersebut hanya salah komunikasi antara keluarga pasien dengan petugas. "Ya, saya sudah mengkonfirmasi ke poli kebidanan. Itu hanya salah komunikasi saja, secepatnya kami evaluasi," katanya.
Sebenarnya menurut Muklis, pelayanan tetap harus dijalankan sesuai dengan prosedur dan ketetapan yang ada. Dia menjelaskan, pendaftaran pasien pada poli rawat jalan memang dibuka pada pukul 07.30-12.00 WIB, namun pelayanan diberikan hingga selesai.
"Jika pasien yang sudah daftar masih ada, bisa saja dilayani hingga 15.00 WIB, tapi untuk gawat darurat kebidanan 24 jam kami layani," kilahnya. (wbs)
()