Baja penutup galian dicuri

Kamis, 09 Februari 2012 - 08:44 WIB
Baja penutup galian...
Baja penutup galian dicuri
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 34 penutup galian yang terbuat dari baja hilang dicuri orang. Ulah tangan jahil tersebut sangat membahayakan pengguna jalan, khususnya pengendara motor.

Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas PU DKI Jakarta Tarjuki mengatakan, pelaku pencurian cukup profesional, sebab pemasangan baja penutup galian itu dicor dan sangat kuat. Kalaupun harus diambil menggunakan linggis, tetap mengalami kesulitan.

“Penutup ini tidak dapat diambil menggunakan alat linggis. Berat penutup yang terbuat dari besi baja mencapai puluhan kilogram. Belum lagi di atas baja itu dicor. Tutup goronggorong hanya bisa diangkat dengan mobil derek,” kata Tarjuki kemarin.

Ke-34 penutup gorong-gorong yang hilang ini tersebar di depan Polda Metro Jaya (4 baja), di depan Universitas Atmajaya (2), Jalan Gatot Subroto depan DPR/MPR (1), Jalan Gatot Subroto (1), Jalan Latumenten, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora (12).Selain itu, di Jalan Rasuna Said depan Gedung Nyi Ageng Serang (1), Jalan Gatot Subroto depan Kementerian Perindustrian (1), Jalan Ahmad Yani (1), Jalan Kramat Bunder (1), Jalan Gatot Subroto depan Rumah Sakit Medistra (1), serta di Jalan Jenderal Sudirman sisi timur (8) dan sisi barat (1).

Saat ini penutup galian yang hilang tersebut sudah diganti dan tidak lagi membahayakan pengendara. “Semuanya telah kami perbaiki. Perbaikan ini tidak dapat ditunda, karena gorong-gorong terbuka bisa membahayakan keselamatan pengendara kendaraan bermotor saat melintas,” tandasnya.

Dia mengungkapkan, kerugian akibat hilangnya besi baja penutup saluran air itu diperkirakan mencapai Rp204 juta. Perhitungan kerugian ini didasari dari harga per kilogram baja cukup mahal. “Bila harga per kilogram Rp30.000 dan dikalikan 200 kilogram, maka menghasilkan uang sebanyak Rp6 juta. Dikalikan 34 unit menjadi Rp204 juta,” ungkap Tarjuki.

Kejadian ini telah dilaporkan oleh Dinas PU DKI Jakarta ke pihak kepolisian untuk diusut lebih dalam lagi. Tarjuki mengaku kesulitan untuk mengetahui dugaan pelaku karena minimnya saksi dan buktibukti. Ke depan, Dinas PU DKI Jakarta akan membuat pengawasan melalui patroli rutin terhadap infrastruktur ini.

Kepala Dinas PU DKI Jakarta Ery Basworo menambahkan, untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya akan membuat penutup gorong-gorong dalam bentuk lain. Kemungkinan menggunakan bahan beton kuat dan memiliki lubang banyak.

“Selama ini kita beralasan memakai besi baja ini agar genangan air lebih cepat mengalir, sebab penutup itu memiliki banyak cukup banyak, sedangkan menggunakan beton ukuran lubang tidak sebanyak besi baja. Akibatnya aliran air genangan lambat menyusut. Ke depan kita akan menggunakan metode beton juga, tapi kekuatannya lebih kuat dan ukuran lobang lebih banyak,” tandas Ery.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hidayat menduga banyaknya penutupan saluran air yang hilang ada keterkaitan dengan pelaksana pekerjaan perbaikan gorong-gorong. Pasalnya, banyak proyek pengerjaan saluran air dilakukan akhir tahun, sehingga pelaksana pekerjaan jalan ini mengaku banyak barang-barang di jalan yang hilang, padahal pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi.

“Kita tidak dapat memercayai bahwa penutup saluran air hilang, karena dicuri. Bisa saja ada permainan pelaksana pekerjaan,” ungkap Hidayat.

Pemprov DKI Jakarta, sambungnya, jangan hanya menduga hal tersebut sebagai tindak kriminal murni, sebab ada juga kemungkinan dipicu permainan pelaksana proyek.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jakarta Achmad Husein Alaydrus menilai, persoalan itu akibat tidak tegasnya Pemprov DKI dalam menegakkan aturan. Seharusnya, pemprov berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga infrastruktur agar tidak mudah rusak ataupun hilang.

“Ini ada kelemahan dalam pengawasan. Kalau patroli keamanan rutin, kasus ini tidak terjadi.Berarti ada kelemahan koordinasi,” ujar dia.

Husein juga mempertanyakan kualitas pemasangan baja penutup saluran tersebut. Jika pemasangannya benar-benar dicor, maka sangat susah dibuka. Untuk itu,pihaknya juga meminta Dinas PU mengawasi proses pengerjaan infrastruktur.

“Jangan sampai pengawasan lemah, pengerjaannya ala kadarnya dan hasilnya sangat jelek sehingga mudah dibongkar,” tutur anggota Komisi C ini.

Pihaknya menilai ada yang tidak beres dalam pengerjaan proyek infrastruktur. Dalam hal ini, Husein melihat ada pembangkangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Tak hanya itu,lanjut dia, kasus ini juga akibat lemahnya kepemimpinan.

“Bisa saja tujuannya untuk mendiskreditkan Fauzi Bowo. Ini harus dibereskan. Kepala dinas yang tidak becus harus diganti,” terang dia.

Husein berharap, kasus ini tak terulang di kemudian hari. Untuk itu, pengawasan harus dilakukan secara maksimal.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0001 seconds (0.1#10.140)