Kawasan Pasar Baru terbakar, enam orang luka
A
A
A
Sindonews.com - Kobaran api yang membakar pemukiman padat kawasan Pasar Baru, Sawah Besar, tepatnya di Jalan Lautze, Jakarta Pusat, sejak pukul 15.00 WIB, akhirnya berhasil dipadamkan.
Sekira 34 mobil pemadam kebakaran Pemprov DKI Jakarta dikerahkan berhasil menundukan si jago merah itu pukul 17.00 WIB. Sayang, seratusan rumah penduduk hangus tak tersisa. Belum bisa diprediksi berapa kerugian akibat kejadian itu. Namun enam orang dikabarkan mengalamai luka bakar dan gores saat berusaha menyelamatkan barang-barang berharga miliknya.
Saat ini para korban itu sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, satu di antarnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, karena luka parah.
Petugas kebakaran masih terlihat di lokasi, mereka tampak masih menyemprotkan api untuk memadamkan sisa-sisa kebakaran. Mereka sempat mengaku kesulitan saat hendak menyemprotkan air, karena tidak ada akses jalan masuk ke pemukiman padat penduduk itu. Kesulitan lain minimnya air.
Petugas sempat bingung karena hidran umum yang disediakan untuk kebakaran, ternyata sudah tidak ada airnya. Selama ini, air itu digunakan untuk mencuci dan aktivitas penduduk setempat. "Ternyata hidrannya sudah tak berfungsi, warga sering memakaii untuk mencuci," tutur salah seorang petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, empat gardu listrik, dua berada di Gunung Sahari dan dua lagi di Menteng juga dipadamkan. "Kami mematikan gardu, ini untuk mengurangi rasio bencana lebih besar," timpal petugas PLN Gunung Sahari Robby NR yang juga berada di lokasi.
Sementara itu, menurut salah seorang warga, api berasal dari salah satu rumah di RW 7. Rumah tersebut milik Dewi. Saat kejadian Dewi juga berada di rumah sedang memasak.
Api tiba-tiba muncul dari atap rumah Dewi. Dugaan kuat api itu akibat arus pendek listrik. Dewi sempat meminta tolong. Warga bahu membahu berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun karena bangunan rata-rata semi permanen terbuat dari bahan mudah terbakar dan mepet-mepet, api pun cepat merembet dan kobarannya semakin besar.
Warga yang menjadi korban kebakaran hanya bisa pasrah melihat rumahnya yang menyisakan kepulan asap hitam. Di antara mereka juga ada yang pingsan, saking sedih melihat rumah mereka tak bersisa lagi.
"Sekira 100-san rumah terbakar di satu RW 7 ini. Kami sedih sekali, tidak tahu harus berbuat apa lagi," tutur Hanafi salah seorang korban. (lin)
Sekira 34 mobil pemadam kebakaran Pemprov DKI Jakarta dikerahkan berhasil menundukan si jago merah itu pukul 17.00 WIB. Sayang, seratusan rumah penduduk hangus tak tersisa. Belum bisa diprediksi berapa kerugian akibat kejadian itu. Namun enam orang dikabarkan mengalamai luka bakar dan gores saat berusaha menyelamatkan barang-barang berharga miliknya.
Saat ini para korban itu sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, satu di antarnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, karena luka parah.
Petugas kebakaran masih terlihat di lokasi, mereka tampak masih menyemprotkan api untuk memadamkan sisa-sisa kebakaran. Mereka sempat mengaku kesulitan saat hendak menyemprotkan air, karena tidak ada akses jalan masuk ke pemukiman padat penduduk itu. Kesulitan lain minimnya air.
Petugas sempat bingung karena hidran umum yang disediakan untuk kebakaran, ternyata sudah tidak ada airnya. Selama ini, air itu digunakan untuk mencuci dan aktivitas penduduk setempat. "Ternyata hidrannya sudah tak berfungsi, warga sering memakaii untuk mencuci," tutur salah seorang petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, empat gardu listrik, dua berada di Gunung Sahari dan dua lagi di Menteng juga dipadamkan. "Kami mematikan gardu, ini untuk mengurangi rasio bencana lebih besar," timpal petugas PLN Gunung Sahari Robby NR yang juga berada di lokasi.
Sementara itu, menurut salah seorang warga, api berasal dari salah satu rumah di RW 7. Rumah tersebut milik Dewi. Saat kejadian Dewi juga berada di rumah sedang memasak.
Api tiba-tiba muncul dari atap rumah Dewi. Dugaan kuat api itu akibat arus pendek listrik. Dewi sempat meminta tolong. Warga bahu membahu berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun karena bangunan rata-rata semi permanen terbuat dari bahan mudah terbakar dan mepet-mepet, api pun cepat merembet dan kobarannya semakin besar.
Warga yang menjadi korban kebakaran hanya bisa pasrah melihat rumahnya yang menyisakan kepulan asap hitam. Di antara mereka juga ada yang pingsan, saking sedih melihat rumah mereka tak bersisa lagi.
"Sekira 100-san rumah terbakar di satu RW 7 ini. Kami sedih sekali, tidak tahu harus berbuat apa lagi," tutur Hanafi salah seorang korban. (lin)
()