Mau jadi Gubernur DKI? Ini kisi-kisinya

Kamis, 02 Februari 2012 - 21:58 WIB
Mau jadi Gubernur DKI? Ini kisi-kisinya
Mau jadi Gubernur DKI? Ini kisi-kisinya
A A A
Sindonews.com - Cita-cita menjadi orang nomor satu di Jakarta agaknya bukan perkara mudah. Pasalnya, banyak hal harus dipersiapkan. Tidak cukup dengan popularitas dan dukungan partai saja.

Setelah melakukan survei panjang terkait pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tiga periode ke belakang, Pusat Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis) berhasil menyimpulkan lima poin penting yang harus dimiliki pasangan Cagub dan Cawagub di DKI Jakarta.

Berikut lima poin tersebut:

1. Figur, berhubungan dengan Popularitas, Karismatik, Prestasi dan Kesukaan Publik terhadap calon.
2. Tim sukses, yang berperan sebagai penggalang suara dalam meningkatkan popularitas figur.
3. Kesempatan.
4. Jaringan, adalah tentang bagaimana tim sukses mampu melakukan pergarakan dalan menggalang dukungan.
5. Logistik, termasuk salah satunya adalah pembiayaan dan finansial.

Dari kelima faktor tersebut, logistik dianggap sebagai faktor paling dominan. "Tapi jangan disalah artikan sebagai money politic ya," tegas Presiden Eksekutif Puskaptis Husin Yasid, dalam rilisnya, Kamis (2/2/2012).

Anggapan tersebut didasarkan pada hitungan ekonomis yang dibutuhkan untuk mendapatkan 60 persen Popolaritas sebagai modal minimal untuk menang dalam pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta.

"Setidaknya dibutuhkan Rp75-100 miliar untuk menggalang 60 persen popularitas," Ujar Husin.

Untuk mendapatkan popularitas seorang calon perlu melakukan dua hal penting, yaitu pencitraan media, dan sosialisasi ke bawah.

Dari hasil survei diketahui efektivitas media sebagai alat pencitraan adalah sebagai berikut:

1. TV (58%)
2. Baliho (24%)
3. Koran (18%)
4. Online (4%)
5. Pamflet (3%)

Mengenai penjelasan angka yang begitu besar dalam pembiayaan dalam sebuah pencitraan, Husin mengaitkannya dengan cost yang diperlukan terkait media yang digunakan.

"Sebagai Contoh, untuk iklan di TV yang berdurasi 30 detik saja kita harus mengeluarkan biaya sekitar Rp20 juta. Tinggal kalikan saja dengan berapa kali penayangan," papar Husin.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6039 seconds (0.1#10.140)