1.109 KK bakal digusur proyek JUFMP-JEDI
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 1.109 kepala keluarga di enam wilayah akan digusur proyek Mitigasi Banjir Jakarta (JUFMP)-Pengerukan Darurat Jakarta (JEDI) yang direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Anggota komisi E DPRD DKI Jakarta Rio Sambodo mengatakan, rencana penggusuran itu membuktikan Pemprov DKI tidak berpihak terhadap warga Jakarta. "Ya, secara prinsip, apapun bentuk pembangunan di Jakarta itu yang pertama jelas harus mengakomodasi semua kepentingan, termasuk kepentingan warga," ujar Rio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Pemprov DKI, tambah Rio, harus memberikan kejelasan kepada rakyat yang terkena imbas dari proyek JUFMP-JEDI. "Kepentingan warga dulu harus jelas, baru kemudian proyek itu bisa berjalan," tegasnya.
Kendati begitu, Rio mengaku partainya mendukung proyek tersebut, karena sudah menjadi kebutuhan akan penanggulangan banjir di Jakarta dan sudah mendesak untuk dilakukan. "Kalau dalam kebutuhan sih masuk dalam kebutuhan, karena awalnya niat proyek ini untuk memperbaiki. Kalau bisa sih seperti mottonya pegadaian, mengatasi masalah tanpa masalah. Bukan mengatasi masalah dengan masalah," ujarnya sambil tertawa.
Adapun tentang proyek JUFMP-JEDI yang memakan dana sekitar USD190 juta itu, menurut Rio terlalu mahal. "Ngapain harus pinjam ke bank dunia dengan bunga tinggi pula? Kita kan punya dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) DKI Jakarta sekitar Rp6 triliun, itu aja yang dipakai," ujar Rio.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Central Project Implementation Unit Bambang Sigit mengatakan, Pemprov DKI bekerjasama dengan World Bank melakukan pengerukan, perawatan sistem dan fungsi air untuk menampung lumpur di Ancol, Jakarta Utara. Rencananya, lokasi penampungan lumpur berada di sebelah utara rumah makan Jimbaran.
"Hal ini sebagai salah satu bentuk komitmen dari Jaya Ancol, selaku pengelola kawasan Ancol. Terkait persiapannya, tanggul sebelah Barat dan Selatan penampungan ini sudah selesai. Tinggal sebelah Selatan," ungkapnya.
Bambang menambahkan, di lokasi itu rencananya akan dilakukan pemisahan baik antara lumpur dan sampah maupun dari Bahan Beracun Berbahaya (B3). "Apabila mengandung B3, akan dipisahkan sebelum dibuang ke Ancol. Jadi tidak akan membuang B3 ke Ancol. B3 buangnya ke Cibinong, Bogor. Selain itu sampah dan lumpur juga akan dipisahkan," tukasnya. (san)
Anggota komisi E DPRD DKI Jakarta Rio Sambodo mengatakan, rencana penggusuran itu membuktikan Pemprov DKI tidak berpihak terhadap warga Jakarta. "Ya, secara prinsip, apapun bentuk pembangunan di Jakarta itu yang pertama jelas harus mengakomodasi semua kepentingan, termasuk kepentingan warga," ujar Rio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Pemprov DKI, tambah Rio, harus memberikan kejelasan kepada rakyat yang terkena imbas dari proyek JUFMP-JEDI. "Kepentingan warga dulu harus jelas, baru kemudian proyek itu bisa berjalan," tegasnya.
Kendati begitu, Rio mengaku partainya mendukung proyek tersebut, karena sudah menjadi kebutuhan akan penanggulangan banjir di Jakarta dan sudah mendesak untuk dilakukan. "Kalau dalam kebutuhan sih masuk dalam kebutuhan, karena awalnya niat proyek ini untuk memperbaiki. Kalau bisa sih seperti mottonya pegadaian, mengatasi masalah tanpa masalah. Bukan mengatasi masalah dengan masalah," ujarnya sambil tertawa.
Adapun tentang proyek JUFMP-JEDI yang memakan dana sekitar USD190 juta itu, menurut Rio terlalu mahal. "Ngapain harus pinjam ke bank dunia dengan bunga tinggi pula? Kita kan punya dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) DKI Jakarta sekitar Rp6 triliun, itu aja yang dipakai," ujar Rio.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Central Project Implementation Unit Bambang Sigit mengatakan, Pemprov DKI bekerjasama dengan World Bank melakukan pengerukan, perawatan sistem dan fungsi air untuk menampung lumpur di Ancol, Jakarta Utara. Rencananya, lokasi penampungan lumpur berada di sebelah utara rumah makan Jimbaran.
"Hal ini sebagai salah satu bentuk komitmen dari Jaya Ancol, selaku pengelola kawasan Ancol. Terkait persiapannya, tanggul sebelah Barat dan Selatan penampungan ini sudah selesai. Tinggal sebelah Selatan," ungkapnya.
Bambang menambahkan, di lokasi itu rencananya akan dilakukan pemisahan baik antara lumpur dan sampah maupun dari Bahan Beracun Berbahaya (B3). "Apabila mengandung B3, akan dipisahkan sebelum dibuang ke Ancol. Jadi tidak akan membuang B3 ke Ancol. B3 buangnya ke Cibinong, Bogor. Selain itu sampah dan lumpur juga akan dipisahkan," tukasnya. (san)
()