Foke masih tinggalkan PR besar

Jum'at, 27 Januari 2012 - 14:23 WIB
Foke masih tinggalkan PR besar
Foke masih tinggalkan PR besar
A A A
Sindonews.com - Jabatan Gubenur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) segera berakhir pertengahan tahun ini. Seperti gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo bakal meninggalkan pekerjaan rumah (PR) besar. PR itu tak lain banjir, urbanisasi, dan macet.

Tiga masalah klasik ini hampir tak bisa diselesaikan siapapun gubernurnya. "Masalah klasik ini selalu ada di Jakarta," kata mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, saat mengisi talk show bertema "Bila Negara Gagal Melindungin Warganya' di Press Room DPD, Jakarta, Jumat (27/1/2012).

Masalah itu terus menjadi pekerjaan rumah bagi gubernur baru yang menggantikan gubernur lama. Ada penyebab lain mengapa masalah itu sulit dipecahkan. Salah satunya, kata pria akrab disapa bang Yos ini, adanya ketergantungan dengan pihak lain.

"Masalah urbanisasi misalnya, untuk mengatasinya tergantung dengan pemerintah pusat, sepanjang pemerintahnya belum berhasil, ya tak berhasil juga," ujar mantan Panglima Kodam Jaya itu.

Urbanisasi bukan hal sederhana mengingat akan terjadi pertumbuhan penduduk di Jakarta. Dengan bertambahnya penduduk, maka akan semakin berat bagi Pemprov DKI mengatasinya.

Selanjutnya, masalah lain adalah banjir. Menurut purnawirawan Angkatan Darat berpangkat letnan jenderal ini bajir sulit ditangani jika daerah selatan atau daerah sungai tak bisa dikendalikan. Maka itu, kata Bang Yos, mengatasi semua problem itu perku dikemas dalam satu paket megapolitan.

"Harus disepakati program penyelesaian dalam paket megapolitan. Sebab, koordinasi satu tahun saja, tak mungkin bisa jalan," jelasnya.

Sedangkan, soal kemacetan lalu lintas harus kembali ke mindset ke transportasi yang representatif. Yakni, transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu, serta harganya terjangkau.

"Itu kan yang kita rintis. Saya berharap, itu berlanjut. Jangan merubah mindset, sekarang busway harus diselesaikan 15 koridor lagi. Monorel juga harus dibangun. Paling tidak, didahulukan yang green land yang menghubungkan sentra ekonomi dan perdagangan," jelasnya.

Jika ada wacana untuk menambah jalan dalam mengatasi kemacetan, menurut Sutiyowo, itu merupakan opsi yang tidak salah. Tapi juga bukan prioritas. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5425 seconds (0.1#10.140)