Air bersih langka, warga pakai sungai keruh
A
A
A
Sindonews.com - Warga korban banjir di wilayah Kecamatan Kresek, Tangerang, mengeluhkan langkanya air bersih. Padahal, air bersih penting untuk memenuhi kebutuhan minum memasak dan MCK. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut terpaksa menggunakan air seadanya, seperti air sungai keruh ataupun air bercampur lumpur.
Kamira salah seorang warga Kresek yang menjadi korban banjir mengaku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mendapatkan air bersih itu. "Habis gimana lagi, air bersihnya susah, ya terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari," katanya sembari menunjukan kondisi air sungai yang sudah keruh itu, Jumat (20/1/2012).
Sulitnya mendapatkan air bersih karena bantuan air yang dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) TKR maupun relawan tidak banyak. Sehingga tak mencukupi kebutuhan warga satu kecamatan. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih itu, warga harus mengantre.
"Pasokan air dari pemerintah dan relawan ada, tapi sedikit sekali, belum lagi harus antre panjang," keluh Kamira.
Kamira dan warga lainnya, berharap agar pemerintah segera memberikan pasokan air bersih. Sebab, ketersedian air bersih sangat penting sebagai air minum, memasak dan membersihkan rumah mereka dari lumpur akibat banjir yang baru surut Rabu 18 Januari itu.
Sementera itu, Kepala Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek Supriatno mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan air bersih kepada PDAM TKR Tangerang untuk para korban banjir di desanya. Namun bantuan yang diberikan belum mencukupi untuk semua warga. Terlebih, desa Ampo letaknya agar terpencil dan paling jauh diantara desa-desa yang ada di Kecamatan Kresek. "Kami akan mencoba mengkonfirmasi lagi," jelasnya.
Terdapat lima desa di Kecamatan Kresek yang teremdam banjir, pasca jebolnya tanggul Sungai Ciujung. Di desa Patrasana terdapat 672 kepala keluarga (kk), di Desa Renged ada 95 KK, Ampo sebanyak 394 KK, Koper 878 KK dan Desa Talog 25 KK. (lin)
Kamira salah seorang warga Kresek yang menjadi korban banjir mengaku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mendapatkan air bersih itu. "Habis gimana lagi, air bersihnya susah, ya terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari," katanya sembari menunjukan kondisi air sungai yang sudah keruh itu, Jumat (20/1/2012).
Sulitnya mendapatkan air bersih karena bantuan air yang dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) TKR maupun relawan tidak banyak. Sehingga tak mencukupi kebutuhan warga satu kecamatan. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih itu, warga harus mengantre.
"Pasokan air dari pemerintah dan relawan ada, tapi sedikit sekali, belum lagi harus antre panjang," keluh Kamira.
Kamira dan warga lainnya, berharap agar pemerintah segera memberikan pasokan air bersih. Sebab, ketersedian air bersih sangat penting sebagai air minum, memasak dan membersihkan rumah mereka dari lumpur akibat banjir yang baru surut Rabu 18 Januari itu.
Sementera itu, Kepala Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek Supriatno mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan air bersih kepada PDAM TKR Tangerang untuk para korban banjir di desanya. Namun bantuan yang diberikan belum mencukupi untuk semua warga. Terlebih, desa Ampo letaknya agar terpencil dan paling jauh diantara desa-desa yang ada di Kecamatan Kresek. "Kami akan mencoba mengkonfirmasi lagi," jelasnya.
Terdapat lima desa di Kecamatan Kresek yang teremdam banjir, pasca jebolnya tanggul Sungai Ciujung. Di desa Patrasana terdapat 672 kepala keluarga (kk), di Desa Renged ada 95 KK, Ampo sebanyak 394 KK, Koper 878 KK dan Desa Talog 25 KK. (lin)
()