Jumlah bajaj bodong masih banyak
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah bajaj bodong di Jakarta diperkirakan mencapai sekira 28.000 unit. Bajaj bodong ini tidak memiliki kelengkapan surat-surat, memalsukan plat nomor kendaraan, termasuk memalsukan uji kir. Tambah lagi, kendaraan tersebut tidak laik jalan.
Bajaj ini perlu segera ditertibkan. Tujuannya untuk menciptakan keteraturan, rasa nyaman dan aman dari para pengguna bajaj itu sendiri.
"Kalau yang tidak laik jalan, nanti akan disetop beroperasi, ditahan dan diminta memperbaiki, surat-suratnya kita serahkan ke pengadilan. Setelah diperbaiki nanti surat-surat bisa diambil di pengadilan dengan menunjukkan bukti kalau bajajnya sudah diperbaiki," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Jakarta, Rabu (18/01/2012).
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengeluhkan jumlah bajaj yang terlalu banyak beredar di kawasan DKI Jakarta. Dari sekian besar jumlah bajaj yang ada di Jakarta itu, hanya ada 14.424 yang memiliki kelengkapan surat izin sesuai SK Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau bajaj bodong, tidak ada surat-surat nah itu yang betul-betul. Kami tunggu dulu 1 bulan. Kalau memang tidak diambil baru kita hancurkan, dicacah," tandasnya.
Sementara itu terkait dengan lambannya migrasi dari bajaj berbahan bakar bensin ke bajaj berbahan bakar gas, menurutnya ada beberapa kendala. Selain jumlah bajaj yang masih banyak belum berbahan bakar gas, stasiun pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) jumlahnya juga msih terbatas. "Dari 14.424 bajaj yang mempunyai izin operasi, ada 2.755 buah yang BBG," jelasnya.
Dia menambahkan, bajaj berbahan bakar gas juga dinilai lebih menguntungkan pemilik maupun sang pengemudinya. "Keuntungannya 1 liter gas setara premium, itu harganya 3.100 rupiah, 1 liter bensin harganya 4.500 rupiah. 1 liter gas bisa menempuh 30 Km, bensin 1 liter bisa 18 Km. Jadi harganya lebih murah, jarak tempuhnya juga lebih panjang," tutupnya.
Bajaj ini perlu segera ditertibkan. Tujuannya untuk menciptakan keteraturan, rasa nyaman dan aman dari para pengguna bajaj itu sendiri.
"Kalau yang tidak laik jalan, nanti akan disetop beroperasi, ditahan dan diminta memperbaiki, surat-suratnya kita serahkan ke pengadilan. Setelah diperbaiki nanti surat-surat bisa diambil di pengadilan dengan menunjukkan bukti kalau bajajnya sudah diperbaiki," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Jakarta, Rabu (18/01/2012).
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengeluhkan jumlah bajaj yang terlalu banyak beredar di kawasan DKI Jakarta. Dari sekian besar jumlah bajaj yang ada di Jakarta itu, hanya ada 14.424 yang memiliki kelengkapan surat izin sesuai SK Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau bajaj bodong, tidak ada surat-surat nah itu yang betul-betul. Kami tunggu dulu 1 bulan. Kalau memang tidak diambil baru kita hancurkan, dicacah," tandasnya.
Sementara itu terkait dengan lambannya migrasi dari bajaj berbahan bakar bensin ke bajaj berbahan bakar gas, menurutnya ada beberapa kendala. Selain jumlah bajaj yang masih banyak belum berbahan bakar gas, stasiun pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) jumlahnya juga msih terbatas. "Dari 14.424 bajaj yang mempunyai izin operasi, ada 2.755 buah yang BBG," jelasnya.
Dia menambahkan, bajaj berbahan bakar gas juga dinilai lebih menguntungkan pemilik maupun sang pengemudinya. "Keuntungannya 1 liter gas setara premium, itu harganya 3.100 rupiah, 1 liter bensin harganya 4.500 rupiah. 1 liter gas bisa menempuh 30 Km, bensin 1 liter bisa 18 Km. Jadi harganya lebih murah, jarak tempuhnya juga lebih panjang," tutupnya.
()