Robohkan pagar DPR, petani Pasundan ditangkap polisi
A
A
A
Sindonews.com - Unjuk rasa Serikat Petani Pasundan (SPP) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berakhir bentrok. Seorang petani dari SPP diamankan, karena diduga ikut merobohkan dua pagar di samping Gedung DPR.
Petani yang diketahui bernama Wawan itu ditangkap sekira pukul 14.00 WIB dan baru dibebaskan pukul 17.12 WIB. Saat ditangkap, Wawan tidak mendapatkan perlakuan kekerasan dari polisi. Dia mengaku hanya diberikan pengarahan dan ditanya apa sebenarnya maksud pengrusakan itu.
"Ya, tadi saat bentrokan memang ada yang ditangkap, dari SPP. Sekarang sudah dibebaskan lagi, tidak. Dia tidak mendapatkan perlakuan kekerasan. Hanya diberikan pengarahan saja," ujar salah seorang orator aksi petani di depan DPR yang enggan menyebutkan namanya, Kamis (12/1/2012).
Berdasarkan pantauan Sindonews, massa pengunjuk rasa masih bertahan di depan gerbang DPR. Kendati diguyur hujan deras, massa tidak sedikit pun mencair. Sebaliknya, mereka menjadi tambah semangat dan berjoget-joget di jalan raya depan gerbang. Tak ayal, kemacetan pun terjadi.
Tak hanya itu, mereka juga sempat menggelar boneka singa khas Banten, dengan diarak-arak. Seperti diketahui, sejak pagi hingga sore hari, ratusan massa pengunjuk rasa dari SPP dan mahasiswa, berdemo di depan Gedung DPR. Dalam aksinya, massa melakukan orasi dan bakar ban.
"Kami menuntut pengembalikan kepemilikan hak atas tanah rakyat dan usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Mesuji, Lampung dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB)," tambah seorang demonstran.
Sementara itu, petugas kepolisian di lapangan masih belum ada yang bisa dikonfirmasi. Saat ditanya wartawan sampai kapan aksi itu diperbolehkan bertahan, petugas hanya diam sambil memegang tameng dan pentungan. (san)
Petani yang diketahui bernama Wawan itu ditangkap sekira pukul 14.00 WIB dan baru dibebaskan pukul 17.12 WIB. Saat ditangkap, Wawan tidak mendapatkan perlakuan kekerasan dari polisi. Dia mengaku hanya diberikan pengarahan dan ditanya apa sebenarnya maksud pengrusakan itu.
"Ya, tadi saat bentrokan memang ada yang ditangkap, dari SPP. Sekarang sudah dibebaskan lagi, tidak. Dia tidak mendapatkan perlakuan kekerasan. Hanya diberikan pengarahan saja," ujar salah seorang orator aksi petani di depan DPR yang enggan menyebutkan namanya, Kamis (12/1/2012).
Berdasarkan pantauan Sindonews, massa pengunjuk rasa masih bertahan di depan gerbang DPR. Kendati diguyur hujan deras, massa tidak sedikit pun mencair. Sebaliknya, mereka menjadi tambah semangat dan berjoget-joget di jalan raya depan gerbang. Tak ayal, kemacetan pun terjadi.
Tak hanya itu, mereka juga sempat menggelar boneka singa khas Banten, dengan diarak-arak. Seperti diketahui, sejak pagi hingga sore hari, ratusan massa pengunjuk rasa dari SPP dan mahasiswa, berdemo di depan Gedung DPR. Dalam aksinya, massa melakukan orasi dan bakar ban.
"Kami menuntut pengembalikan kepemilikan hak atas tanah rakyat dan usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Mesuji, Lampung dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB)," tambah seorang demonstran.
Sementara itu, petugas kepolisian di lapangan masih belum ada yang bisa dikonfirmasi. Saat ditanya wartawan sampai kapan aksi itu diperbolehkan bertahan, petugas hanya diam sambil memegang tameng dan pentungan. (san)
()