Ormas Islam tradisional bangun kerja sama dengan Turki
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam tradisional Mathlaul Anwar (MA) bekerja sama dengan Hyrat Fondation, sebuah yayasan pendidikan di Turki. Kerja sama itu dilakukan untuk lebih mengenal ajaran agama yang dibawa Badiuzzaman Said Nursi serta Risalah An-Nurnya dan KH Mas Abdurrahman pendiri Mathlaul Anwar.
Ketua Umum Mathla'ul Anwar KH Ahmad Sadeli Karim mengatakan, khazanah dan warisan pemikiran kedua tokoh pergerakan tersebut sangat penting di tengah perpecahan umat beragama di Indonesia saat ini.
"Badiuzzaman dengan risalah-risalah An-Nurnya adalah bapak spiritual bangsa Turki berjuang menegakkan nilai-nilai keimanan dan Alquran. Beliau muncul di hari-hari terakhir Kekhalifahan Utsmaniyah," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews, Kamis (12/1/2012).
Sedang KH Mas Abdurrahman, sebagai salah satu tokoh dan pendiri MA yang lahir di Banten yang menitikberatkan perjuangannya melalui jalur pendidikan dan pengajian-pengajian menyadarkan masyarakat kepada nilai-nilai agama mereka.
"Latar belakang kemunculan dan bentuk perjuangan kedua tokoh tersebut sama, diharapkan terjalinnya berbagai bentuk kerja sama strategis antar kedua organisasi di masa-masa mendatang. Khususnya demi meningkatkan kualitas pelayanan dan kontribusi bagi Islam dan kaum Muslimin di wilayah masing-masing," terangnya.
Dijelaskan, MA merupakan salah satu organisasi Islam tertua setelah Muhamadiyah yang berdiri pada 1916. Melalui kerja sama dalam pendidikan dan kajian ilmiah ini, diharapkan jalinan tali silaturahmi dua ormas besar tersebut dapat terbentuk.
"Kami ingin menggali khazanah dan warisan pemikiran kedua tokoh pergerakan tersebut dan mengimplementasikan ajaran ke dunia dalam kehidupan keseharian," terangnya. (san)
Ketua Umum Mathla'ul Anwar KH Ahmad Sadeli Karim mengatakan, khazanah dan warisan pemikiran kedua tokoh pergerakan tersebut sangat penting di tengah perpecahan umat beragama di Indonesia saat ini.
"Badiuzzaman dengan risalah-risalah An-Nurnya adalah bapak spiritual bangsa Turki berjuang menegakkan nilai-nilai keimanan dan Alquran. Beliau muncul di hari-hari terakhir Kekhalifahan Utsmaniyah," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews, Kamis (12/1/2012).
Sedang KH Mas Abdurrahman, sebagai salah satu tokoh dan pendiri MA yang lahir di Banten yang menitikberatkan perjuangannya melalui jalur pendidikan dan pengajian-pengajian menyadarkan masyarakat kepada nilai-nilai agama mereka.
"Latar belakang kemunculan dan bentuk perjuangan kedua tokoh tersebut sama, diharapkan terjalinnya berbagai bentuk kerja sama strategis antar kedua organisasi di masa-masa mendatang. Khususnya demi meningkatkan kualitas pelayanan dan kontribusi bagi Islam dan kaum Muslimin di wilayah masing-masing," terangnya.
Dijelaskan, MA merupakan salah satu organisasi Islam tertua setelah Muhamadiyah yang berdiri pada 1916. Melalui kerja sama dalam pendidikan dan kajian ilmiah ini, diharapkan jalinan tali silaturahmi dua ormas besar tersebut dapat terbentuk.
"Kami ingin menggali khazanah dan warisan pemikiran kedua tokoh pergerakan tersebut dan mengimplementasikan ajaran ke dunia dalam kehidupan keseharian," terangnya. (san)
()