Transjakarta koridor XI rugikan sopir angkot
A
A
A
Sindonews.com - Sejak awal Bus Transjakarta memang diharapkan dapat mengalihkan para pengguna mobil pribadi ke angkutan bus kebanggaan DKI Jakarta tersebut. Pengalihan ini dipercaya dapat mengurangi kemacetan DKI Jakarta, karena kepadatan kendaraan di jalan bisa berkurang.
Namun belum lagi dampak yang diharapkan bisa terwujud, dampak lainnya yang tidak diperkirakan justru lebih dulu terasa. Yakni dampak negatif bagi angkutan umum.
Salah seorang sopir Metromini T506 jurusan Kampung Melayu-Pondok Kopi dan T52 jurusan Kampung Melayu-Wali Kota Jakarta Timur, mengeluhkan keberadaan Koridor XI. Mereka mengungkap sepinya penumpang setelah bus Transjakarta Koridor XI jurusan Kampung Melayu-Pulo Gebang beroperasi.
"Jadi kalau ngetem yang biasanya sejam sekarang bisa mencapai tiga jam,” keluh Veno (43), sopir T506, saat ditemui di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Selasa (3/1/2012).
Tentu saja penurunan jumlah penumpang ini berdampak pada penghasilan para sopir. Sebelumnya mereka bisa meraup pendapat bersih Rp150 ribu per hari, namun kini rata-rata sekira Rp60 ribu per hari.
"Itu penghasilan bersih setelah dipotong setoran Rp230 ribu, namun itu belum dibagi dua dengan kondektur," terangnya.
Dalam menghadapi situasi ini, dia mengaku hanya pasrah pada keadaan. Bahkan, jika trayek armada dihapus sekalipun, pihaknya juga tak berdaya. Pasalnya, semua sudah menjadi keputusan Dinas Perhubungan.
Keluhan ini juga disampaikan oleh, Ganda (48), supir T52. Sebagian penumpangnya beralih ke bus Tansjakarta, karena lebih nyaman dan relatif bebas dari kemacetan.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Bidang (Kabid) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Bernhard Hutajulu, mengakui Koridor XI bersinggungan dengan jalur komersil.
Dia menjelaskan, Koridor XI hanya memiliki satu jalur khusus di Jalan I Gusti Ngurah Rai, dari arah Kampung Melayu menuju Pulogebang. Titik bersinggungan dengan jalur komersil terjadi di arah sebaliknya.
Adanya titik yang bersinggungan ini disebabkan ketersediaan lahan yang tidak mencukupi. "Kalau arah Kampung Melayu menuju Pulogebang tiga jalur, makanya kami buatkan jalur khusus. Sedangkan arah sebaliknya hanya dua jalur, terpaksa kami satukan dengan jalur komersil," terangnya.
Seperti diketahui, bus Transjakarta Koridor XI sudah beroperasi sejak sepekan lalu.
Namun belum lagi dampak yang diharapkan bisa terwujud, dampak lainnya yang tidak diperkirakan justru lebih dulu terasa. Yakni dampak negatif bagi angkutan umum.
Salah seorang sopir Metromini T506 jurusan Kampung Melayu-Pondok Kopi dan T52 jurusan Kampung Melayu-Wali Kota Jakarta Timur, mengeluhkan keberadaan Koridor XI. Mereka mengungkap sepinya penumpang setelah bus Transjakarta Koridor XI jurusan Kampung Melayu-Pulo Gebang beroperasi.
"Jadi kalau ngetem yang biasanya sejam sekarang bisa mencapai tiga jam,” keluh Veno (43), sopir T506, saat ditemui di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Selasa (3/1/2012).
Tentu saja penurunan jumlah penumpang ini berdampak pada penghasilan para sopir. Sebelumnya mereka bisa meraup pendapat bersih Rp150 ribu per hari, namun kini rata-rata sekira Rp60 ribu per hari.
"Itu penghasilan bersih setelah dipotong setoran Rp230 ribu, namun itu belum dibagi dua dengan kondektur," terangnya.
Dalam menghadapi situasi ini, dia mengaku hanya pasrah pada keadaan. Bahkan, jika trayek armada dihapus sekalipun, pihaknya juga tak berdaya. Pasalnya, semua sudah menjadi keputusan Dinas Perhubungan.
Keluhan ini juga disampaikan oleh, Ganda (48), supir T52. Sebagian penumpangnya beralih ke bus Tansjakarta, karena lebih nyaman dan relatif bebas dari kemacetan.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Bidang (Kabid) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Bernhard Hutajulu, mengakui Koridor XI bersinggungan dengan jalur komersil.
Dia menjelaskan, Koridor XI hanya memiliki satu jalur khusus di Jalan I Gusti Ngurah Rai, dari arah Kampung Melayu menuju Pulogebang. Titik bersinggungan dengan jalur komersil terjadi di arah sebaliknya.
Adanya titik yang bersinggungan ini disebabkan ketersediaan lahan yang tidak mencukupi. "Kalau arah Kampung Melayu menuju Pulogebang tiga jalur, makanya kami buatkan jalur khusus. Sedangkan arah sebaliknya hanya dua jalur, terpaksa kami satukan dengan jalur komersil," terangnya.
Seperti diketahui, bus Transjakarta Koridor XI sudah beroperasi sejak sepekan lalu.
()