Hubungan Gerindra-PKS Diprediksi Akan Mengalami Pasang Surut

Selasa, 07 April 2020 - 08:18 WIB
Hubungan Gerindra-PKS Diprediksi Akan Mengalami Pasang Surut
Hubungan Gerindra-PKS Diprediksi Akan Mengalami Pasang Surut
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institut (IPI), Karyono Wibowo menyatakan, secara empirik, konsep koalisi partai di negara ini tidak mengenal istilah koalisi permanen. Tidak dikenal juga istiah koalisi linear.

Menurutnya, sepanjang proses demokrasi pasca reformasi belum pernah ada koalisi partai yang berlangsung secara permanen dan linear. (Baca juga: Riza Patria Jadi Wagub DKI, Mahfud MD: Yakin Usaha Sampai )

"Artinya belum pernah terjadi koalisi partai secara tetap (permanen) di tingkat nasional hingga koalisi di tingkat derah yang berlangsung secara terus-menerus," ujar Karyono saat dihubungi SINDOnews, Selasa (7/4/2020).

Untuk itu, Karyono menganggap wajar, jika setelah pemilihan wakil gubernur (Wagub) DKI Jakarta yang dimenangkan oleh Ahmad Riza Patria membuat hubungan koalisi antara PKS-Gerindra mengalami perubahan "pasang surut". (Baca juga: Sandiaga Uno Harap Riza Miliki Terobosan Baru Atasi Masalah DKI )

"Sistem politik kita membuat hubungan antar partai ada kalanya bermesraan ada kalanya bersitegang, ada kalanya bersatu ada kalanya berpisah, ada kalanya berkoalisi dan ada kalanya beroposisi," tuturnya.

Dalam membaca nasib koalis antara PKS dengan Gerindra di DKI Jakarta, lanjut Karyono, bisa saja tetap berkoalisi, tapi bisa juga sebaliknya bisa menjadi oposisi. Begitu juga demikian, peta perubahan koalisi antara PKS dengan Gerindra bisa mengalami perubahan koalisi tapi bisa juga terbuka peluang untuk berkoalisi kembali.

Dia menganggap, konfigurasi politik di Indonesia masih sangat cair. Hubungan antar partai, termasuk PKS dengan Gerindra bisa berada di garis diametral tapi bisa juga dalam momentum politik tertentu berada dalam garis diagonal. Sehingga, kecenderungan koalisi politik di negeri ini lebih elastis atau lentur. Tapi tentu saja format koalisi mendatang pasca pilgub DKI tergantung sikap PKS dan Gerindra serta tergantung dinamika politik yang akan berkembang.

"Dinamika politik mendatang yang akan membentuk kohesifitas yang akan menentukan nasib koalisi PKS dengan Gerindra dan juga partai lainnya," katanya. (Baca juga: Raup 81 Suara, Riza Patria Terpilih Jadi Pendamping Gubernur Anies )Sekadar diketahui, Riza Patria dari Partai Gerindra meraih 81 suara dan Nurmansjah Lubis dari PKS hanya 17 suara dalam Rapat Paripurna Pemilihan Wagub DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Senin 6 April 2020. Sebelumnya, dari 106 anggota DPRD hanya 100 anggota yang hadir menggunakan hak pilih.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7900 seconds (0.1#10.140)