Masker Bedah Langka, Masker Berbahan Kain Bisa Jadi Solusi

Kamis, 02 April 2020 - 19:50 WIB
Masker Bedah Langka,...
Masker Bedah Langka, Masker Berbahan Kain Bisa Jadi Solusi
A A A
JAKARTA - Di tengah wabah Coronavirus Disease (Covid-19), masker jadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Namun kini persedian masker semakin sulit didapatkan.

Menyikapi kelangkaan tersebut, anggota DPRD DKI Jakarta, Jupiter mendorong pengusaha rumah konveksi untuk memproduksi masker kain guna menyediakan stok masker di pasaran.

"Selama ini kan masyarakat lebih memilih menggunakan masker bedah, padahal ada masker kain yang menurut saya efektif juga untuk menangkal penularan virus Corona. Sebab masker kain ini bisa menahan percikan air liur yang menyebar kemana-mana kalau batuk," ujar Jupiter kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Masker kain lebih murah sehingga mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, penggunaannya pun dapat lebih hemat karena dapat dicuci kembali setelah pemakaian.

"Jadi memang saya sendiri sangat sedih dan prihatin di tengah pandemi wabah Covid-19 sekarang ini masyarakat sangat kesulitan untuk melindungi diri dengan mendapat masker bedah, karena masker begitu langka dan sulit didapatkan, dan barang hanya sekali pakai," katanya.

Lebih lanjut Jupiter menuturkan, virus Corona ini bisa dilawan dengan cara menjaga sistem kekebalan tubuh (imunitas). Sekalipun di negara maju yang katanya memiliki alat-alat medis. Kemudian untuk mencegah agar virus Corona tidak menyebar luas, masyarakat harus mentaati kebijakan pemerintah yakni mengurangi aktivitas di luar rumah dan hindari kerumunan.

"Saya percaya bahwa kita adalah bangsa yang hebat, bangsa petarung dan bangsa pejuang, Insya Allah kita akan mampu menghadapi tantangan global yang berat ini," tegasnya.

Kepala Kelompok Staf Medik (KSM) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr dr Yusup Subagio Sutanto, Sp.P (K), juga menyarankan masyarakat tak perlu lagi berburu masker bedah di apotek-apotek, minimarket, maupun supermarket.

Menurut dia, sudah cukup efektif walapun menggunakan masker kain untuk mencegah penularan virus Corona. Yusup mengatakan masker kain masih bisa menahan droplet atau percikan air liur menyebar ke mana-mana.

Terpisah, Ketua Divisi Relawan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dokter Hadiki Habib mengatakan, sifat masker bedah dan masker berbahan kain memiliki perbedaan yang sangat menonjol dalam upaya pencegahan virus Corona.

"Masker bedah itu bisa menyerap percikan cairan dan bagian luarnya itu mencegah percikan dari luar masuk ke dalam. Kalau kain bagian luarnya tetap bisa menyerap cairan, cuma bagian dalam itu akan rembes cairannya ke luar," ujar Hadiki saat dihubungi SINDOnews.

Namun, kata Hadiki, di saat persedian masker bedah langka maka masker berbahan kain juga bisa digunakan sebagai solusi. "Kalau dibandingkan dengan enggak pakai masker tentu pakai masker kain bisa menurunkan risiko tertular dibandingkan enggak pakai masker sama sekali. Tapi, bila dibandingkan dengan masker bedah tentu lebih efektif masker bedah dibandingkan kain. Kalau enggak ada akar, rotan pun jadi," katanya.

Lebih lanjut Hadiki menuturkan, pemakaian masker berbahan kain bagi masyarakat di lingkungan sekitar masih terbilang aman. Namun, aktivitas yang dilakukan tetap mengedepankan aspek larangan untuk berkerumun di tempat yang banyak orang dan tidak boleh berada di sekitar rumah sakit.

"Kalau untuk masyarakat sehari-hari ya kalau engga ada masker bedah ya pakai masker kain. Tapi kalau untuk di rumah sakit ya harus wajib pakai masker bedah, karena ketemuannya orang sakit," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7650 seconds (0.1#10.140)