BPBD Bekasi: Lima Wilayah Kecamatan Masih Terendam Banjir

Kamis, 27 Februari 2020 - 22:01 WIB
BPBD Bekasi: Lima Wilayah Kecamatan Masih Terendam Banjir
BPBD Bekasi: Lima Wilayah Kecamatan Masih Terendam Banjir
A A A
BEKASI - Musibah banjir yang dirasakan ribuan masyarakat Bekasi pada awal tahun 2020 belum usai. Betapa tidak, selain material bangunan rumah dan perabot rumah tangga, tercatat ada sembilan orang yang nyawanya terenggut dalam musibah itu.

Belum usai derita itu, mereka kini harus merasakan kembali bencana banjir untuk kali keduanya, meski tak separah banjir pada awal Januari lalu. Banjir kali ini cukup membuat mereka syok. Sebab, banjir di Bekasi masih terjadi hingga Kamis (27/2/2020) ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya, mengatakan, sebagian banjir yang terjadi di 20 kecamatan sudah mulai surut.

"Masih ada lima wilayah yang masib terendam banjir, dan masih dalam penanganan," ujarnya, Kamis (27/2/2020). . (Baca: Dikepung Banjir, Kepala BPBD Nyatakan Kota Bekasi Lumpuh)

Adapun wilayah kecamatan yang masih terendam banjir, yakni Kecamatan Babelan, Muaragembong, Kedungwaringin, Setu, Cibitung, dan Tarumajaya. "Petugas masih melakukan evakuasi maupun memberikan bantuan posko maupun sembako," tukasnya.

Di sisi lain, warga masih syok dengan banjir parah yang terjadi tahun ini. Kondisi banjir parah di Bekasi salah satunya dikeluhkan oleh penghuni Apartemen Park Tambun yang berada di Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Apartemen ini sempat diterjang banjir dengan ketinggian dua meter.

Bahkan debit air bertahan satu meter sampai dengan Rabu (26/2) petang. Meskipun Kamis ini sudah surut, ratusan penghuni apartemen itu masih ketakutan akan banjir susulan. (Baca juga: Dikepung Banjir, Kepala BPBD Nyatakan Kota Bekasi Lumpuh)

"Kemarin banjir akses jalan lingkungan menuju Kalimalang dan Sultan Hasanudin terputus," kata Ilham, warga RT 05/03, Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kamis (27/2/2020).

Dia menyebutkan jika daerah tempat tinggalnya memang langganan banjir apabila hujan dengan intensitas tinggi tak kunjung berhenti. Bukan karena adanya beton gedung Apartemen Mahardika Park Tambun.

"Dari dulu, dari saya kecil, sudah banjir kalau hujan lebat. Sebelum adanya apartemen juga sudah banjir. Dulu malah lebih parah, bisa sampai kepala orang dewasa, airnya juga deras," ungkapnya.

Sebelum adanya apartemen itu, kata dia, banjir malah lebih mengerikan melihat arusnya yang deras. Hal itu mengingat wilayah tempat tinggalnya yang berada di tengah-tengah persawahan dan anak Kali Cikarang-Bekas-Laut (CBL).

"Air itu dari sawah kenceng. Nah sekarang sudah dua tahun semenjak adanya apartemen, sudah tidak deras. Ketahan sama apartemen," paparnya.

Banjir pada Selasa (25/2) lalu, kata Ilham, terjadi sejak pukul 05.00 WIB. Air semakin meninggi pada pukul 07.00 WIB setelah salah satu pintu air kali dibuka. Warga yang cemas lalu berkemas mengevakuasi barang-barang berharga.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6297 seconds (0.1#10.140)