Minim Lahan Tani, Masyarakat Cikarang Panen Hidroponik
A
A
A
BEKASI - Lahan pertanian di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat terus tergerus oleh bangunan industri. Masyarakat sekitar kini beralih ke pertanian hidroponik.
Seperti yang dilakukan oleh warga Desa Cicau, Cikarang Pusat. Sejak Juni 2019 lalu, masyarakat Desa Cicau dilatih untuk mengembangkan pertanian hidroponik. Alhasil, hampir setiap bulan, masyarakat mendapatkan penghasilan dari hasil panen.
"Ya Alhamdulillah ya kita sebulan itu bisa dapat Rp400-500 ribu lebih sekali panen," kata Ningsih, ketua kelompok hidroponik Desa Cicau di lokasi, Sabtu (22/2). Kawasan pertanian di Desa Cicau itu kini hanya sekitar 30% dari luas lahan 970 hektare. Sedangkan 70% lainnya adalah industri yang masuk sejak 2007 silam. Padahal, kalau melihat sejarahnya, masyarakat Cikarang itu rata rata berprofesi sebagai petani.
Atas dasar itulah, Kepala Desa Cicau, Maman M Fahlefi ingin mengembangkan pertanian hidroponik yang tidak perlu menggunakan lahan luas tetapi tetap bertani dan memberikan penghasilan tambahan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu.
"Kita mendapatkan pembinaan untuk membuat hidroponik dari PT Hankook Tire Indonesia yang pabriknya ada di Desa Cicau melalui program sosialnya," ungkap Fahlefi.
Desa Cicau menjadi desa percontohan pertanian hidroponik, Maman berharap pembinaan terus dilakukan secara menyeluruh. Sebab, hasil evaluasi, masyarakat sangat terbantu, khususnya sisi ekonomi dari pengembangan hidroponik ini. "Keterbatasan lahan perkebunan, hydroponik menjadi solusi masyarakat untuk bertani," ujarnya.
Sementara itu, Assistant Manager CSR & Public Relations PT. Hankook Tire Indonesia, Ade Mahendra menuturkan, program sosial pemberdayaan masyarakat tani hidroponik akan terus berjalan dan berkembang. Dia pun telah menyiapkan tim pendamping yang bertugas mendampingi masyarakat untuk bertani hidroponik.
"Visi kita memberikan bantuan melalui pemberdayaan lokal bukan bantuan seremoni," ujarnya. Keterbatasan lahan bukan menjadi masalah masyarakat untuk bertani.
Bagi Ade, melalui hidroponik, masyarakat tetap bisa meningkatkan perekonomian melalui hydroponik. Apalagi, hidroponik tidak hanya menyentuh terhadap sayuran saja, melainkan ada tanaman hias juga."Ini adalah salah satu contoh. Jika berhasil insya insya allah dapat berkembang ke desa lainnya," ucapnya.
Seperti yang dilakukan oleh warga Desa Cicau, Cikarang Pusat. Sejak Juni 2019 lalu, masyarakat Desa Cicau dilatih untuk mengembangkan pertanian hidroponik. Alhasil, hampir setiap bulan, masyarakat mendapatkan penghasilan dari hasil panen.
"Ya Alhamdulillah ya kita sebulan itu bisa dapat Rp400-500 ribu lebih sekali panen," kata Ningsih, ketua kelompok hidroponik Desa Cicau di lokasi, Sabtu (22/2). Kawasan pertanian di Desa Cicau itu kini hanya sekitar 30% dari luas lahan 970 hektare. Sedangkan 70% lainnya adalah industri yang masuk sejak 2007 silam. Padahal, kalau melihat sejarahnya, masyarakat Cikarang itu rata rata berprofesi sebagai petani.
Atas dasar itulah, Kepala Desa Cicau, Maman M Fahlefi ingin mengembangkan pertanian hidroponik yang tidak perlu menggunakan lahan luas tetapi tetap bertani dan memberikan penghasilan tambahan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu.
"Kita mendapatkan pembinaan untuk membuat hidroponik dari PT Hankook Tire Indonesia yang pabriknya ada di Desa Cicau melalui program sosialnya," ungkap Fahlefi.
Desa Cicau menjadi desa percontohan pertanian hidroponik, Maman berharap pembinaan terus dilakukan secara menyeluruh. Sebab, hasil evaluasi, masyarakat sangat terbantu, khususnya sisi ekonomi dari pengembangan hidroponik ini. "Keterbatasan lahan perkebunan, hydroponik menjadi solusi masyarakat untuk bertani," ujarnya.
Sementara itu, Assistant Manager CSR & Public Relations PT. Hankook Tire Indonesia, Ade Mahendra menuturkan, program sosial pemberdayaan masyarakat tani hidroponik akan terus berjalan dan berkembang. Dia pun telah menyiapkan tim pendamping yang bertugas mendampingi masyarakat untuk bertani hidroponik.
"Visi kita memberikan bantuan melalui pemberdayaan lokal bukan bantuan seremoni," ujarnya. Keterbatasan lahan bukan menjadi masalah masyarakat untuk bertani.
Bagi Ade, melalui hidroponik, masyarakat tetap bisa meningkatkan perekonomian melalui hydroponik. Apalagi, hidroponik tidak hanya menyentuh terhadap sayuran saja, melainkan ada tanaman hias juga."Ini adalah salah satu contoh. Jika berhasil insya insya allah dapat berkembang ke desa lainnya," ucapnya.
(whb)