Nur Mahmudi Nilai Tiga Calon Wali Kota PKS Interaktif
A
A
A
DEPOK - DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok menggelar diskusi interaktif tiga bakal calon yang lolos seleksi. Mereka adalah Mohamad Hafid Nasir, Farida Racmayanti dan Imam Budi Hartono. Ketiganya memaparkan program kerja di hadapan kader dan panelis, diantaranya adalah mantan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail.
Dia menilai, ketiga bakal calon tersebut sangat interaktif. “Saya rasa ketiga calon tersebut dinilai interaktif dalam memaparkan gagasan untuk pembangunan Kota Depok kedepannya,” kata Nur, Rabu (12/2/2020).
Nur Mahmudi mengatakan, ketiga calon tersebut dalam menyampaikan gagasannya sudah patut untuk menjadi seorang pemimpin Kota Depok. Diharapkan ke depannya salah satu dari ketiga calon tersebut bisa menjadi pemimpin di Kota Depok. “Ketiganya layak apalagi ketiganya sudah memiliki pengalaman,” ucapnya.
Imam Budi Hartono, salah satu bakal calon mengatakan, ada sejumlah hal yang harus diperbaiki. Yaitu sektor kesehatan antara lain sarana dan prasarana, kolaborasi dengan pihak swasta dalampengelolaan kesehatan di Kota Depok dan ketiga sumber daya manusianya (SDM).
“Percuma ada gedung, kalau SDM-nya tidak ada. Maka, perlu ada rekrutmen, baik tenaga ahli, tenaga yang sifatnya membantu, seperti bidan, suster atau pegawai-pegawai lainnya. Agar rumah sakit di Kota Depok dapat melayani pasien secara baik,” katanya.
Di sektor pendidikan, Kota Depok harus gencar mengejar angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM),yang dulu rangking pertama, saat ini urutan ketiga di Jabar.
“Permasalahan IPM itu kan tiga factor yang mempengaruhi, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ini yang harus kita kejar pendidikannya, agar di Depok dapat meningkat dari sekarang” katanya.
Dia mencontohkan, dengan mendata jumlah anak putus sekolah menengah atas di Depok. Sehingga, berdasarkan data tersebut, pemerintah dapat membuat program seperti kejar Paket C . “Dari data itu kan bisa kita buat kebijakan dan program untuk mengejar di sektor pendidikannya,” tutur Nur Mahmudi.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Kota Depok, T Farida Rachmayanti mengatakan, untuk sektor kesehatan perlu managemen yang baik dan penggunaan teknologi informasi, seperti saat lansia berobat, tidak perlu lama mengantre di RSUD atau Puskesmas.
“Paling tidak, sudah ada kepastian mereka harus datang jam berapa, itu kan perlu terkonek dengan teknologi informasi,” ungkapnya.
Jika mendapatkan amanah sebagai pemimpin Kota Depok, kata dia, penyelenggaraan kota cerdas sudah tidak ada tawar menawar lagi. “Karena itu memberi nilai tambah pada sumber daya pembangunan yang sudah kita bangun selama 20 tahun terakhir," tukasnya.
Dia menilai, ketiga bakal calon tersebut sangat interaktif. “Saya rasa ketiga calon tersebut dinilai interaktif dalam memaparkan gagasan untuk pembangunan Kota Depok kedepannya,” kata Nur, Rabu (12/2/2020).
Nur Mahmudi mengatakan, ketiga calon tersebut dalam menyampaikan gagasannya sudah patut untuk menjadi seorang pemimpin Kota Depok. Diharapkan ke depannya salah satu dari ketiga calon tersebut bisa menjadi pemimpin di Kota Depok. “Ketiganya layak apalagi ketiganya sudah memiliki pengalaman,” ucapnya.
Imam Budi Hartono, salah satu bakal calon mengatakan, ada sejumlah hal yang harus diperbaiki. Yaitu sektor kesehatan antara lain sarana dan prasarana, kolaborasi dengan pihak swasta dalampengelolaan kesehatan di Kota Depok dan ketiga sumber daya manusianya (SDM).
“Percuma ada gedung, kalau SDM-nya tidak ada. Maka, perlu ada rekrutmen, baik tenaga ahli, tenaga yang sifatnya membantu, seperti bidan, suster atau pegawai-pegawai lainnya. Agar rumah sakit di Kota Depok dapat melayani pasien secara baik,” katanya.
Di sektor pendidikan, Kota Depok harus gencar mengejar angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM),yang dulu rangking pertama, saat ini urutan ketiga di Jabar.
“Permasalahan IPM itu kan tiga factor yang mempengaruhi, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ini yang harus kita kejar pendidikannya, agar di Depok dapat meningkat dari sekarang” katanya.
Dia mencontohkan, dengan mendata jumlah anak putus sekolah menengah atas di Depok. Sehingga, berdasarkan data tersebut, pemerintah dapat membuat program seperti kejar Paket C . “Dari data itu kan bisa kita buat kebijakan dan program untuk mengejar di sektor pendidikannya,” tutur Nur Mahmudi.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Kota Depok, T Farida Rachmayanti mengatakan, untuk sektor kesehatan perlu managemen yang baik dan penggunaan teknologi informasi, seperti saat lansia berobat, tidak perlu lama mengantre di RSUD atau Puskesmas.
“Paling tidak, sudah ada kepastian mereka harus datang jam berapa, itu kan perlu terkonek dengan teknologi informasi,” ungkapnya.
Jika mendapatkan amanah sebagai pemimpin Kota Depok, kata dia, penyelenggaraan kota cerdas sudah tidak ada tawar menawar lagi. “Karena itu memberi nilai tambah pada sumber daya pembangunan yang sudah kita bangun selama 20 tahun terakhir," tukasnya.
(zil)