Rumah Tak Layak Huni Dekat Istana Bogor Ambruk, Lima Penghuni Luka-luka

Selasa, 28 Januari 2020 - 15:00 WIB
Rumah Tak Layak Huni Dekat Istana Bogor Ambruk, Lima Penghuni Luka-luka
Rumah Tak Layak Huni Dekat Istana Bogor Ambruk, Lima Penghuni Luka-luka
A A A
BOGOR - Satu dari ratusan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, ambruk pada Selasa (28/1/2020) dini hari. Ironisnya, lokasi kejadian hanya berjarak sekitar 800 meter dari Istana Bogor dan 1 kilometer dari kantor Wali Kota Bogor.

Akibat peristiwa itu, lima penghuni rumah, yakni Tjitjih Sukarsih (65), Lia Robiatul Awalia (25), Dinul Rachman (25), Nurcahyani (21), dan M Kenan Rafasya (40 hari), mengalami luka-luka. Bahkan balita yang baru menjalani upacara adat potong rambut itu mengalami patah tulang iga (dada).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa ambruknya rumah berukuran sekitar 20 meter persegi yang sudah puluhan tahun tak pernah direnovasi itu terjadi pukul 01.40 WIB, saat seluruh penghuni sedang tertidur pulas.

"Biasanya yang tinggal di rumah cuma berdua atau tiga saja. Saya, anak, dan cucu saja. Tapi karena siangnya habis pengajian potong rambut bayi, jadi banyak yang menginap," ujar nenek Tjitjih, saat ditemui di rumah tetangganya yang terletak persis di depan rumahnya, Selasa (28/1/2020).

Nenek Tjitjih mengaku tak menyangka usai merayakan ritual kebahagiaan cucunya tiba-tiba atap yang terbuat dari bambu dan balok lama itu menimpa seluruh keluarganya. "Kejadiannya mendadak gitu dan enggak menyangka pokoknya. Sehingga kita enggak sempat menghindari reruntuhan, karena lagi tidur," kata nenek Tjitjih, yang mengalami luka memar dan lebam di bagian kepala serta tangan.

Ia menuturkan, sebetulnya sudah sejak lama rumah tersebut ingin diperbaiki, tapi belum memiliki uang. Bahkan ia sudah empat kali atau empat tahun berturut-turut mengajukan program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) ke Pemkot Bogor, namun tak kunjung disetujui.

"Untuk yang tahun ini, sudah beberapa kali petugas dari Pemkot melakukan survei, bahkan pasang stiker sebagai rumah sasaran program bantuan perbaikan rumah. Tapi enggak tahu kapan cairnya, keburu ambruk gini aja," tukasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Priyatna Syamsah mengaku sudah melakukan assessment dan evakuasi terhadap lima korban luka, satu di antaranya bayi berusia 40 hari.

"Penyebabnya atap rumah milik ibu Tjitjih ambruk akibat sudah lapuk serta bangunan rumah memang sudah tidak layak huni (RTLH). Jadi dalam satu atap itu ada empat KK dan rumah tersebut disekat-sekat, tapi yang parah rumah yang dihuni pemiliknya," tukasnya.

Sementara, Sekretaris Kelurahan Syamsuddin Noor menyebutkan bahwa rumah yang ambruk itu sebetulnya sudah masuk dalam program bantuan RTLH Pemkot Bogor tahun anggaran 2020.

"Kalau enggak salah rumah ini salah satu penerima bantuan tahun ini, yang dananya segera dicairkan ke rekening pemilik rumah. Hanya kita tak menyangka juga, belum sempat diperbaiki tapi sudah ambruk duluan. Yang jelas rumah tersebut tahun ini dapat (bantuan dana RTLH)," katanya

Ia menambahkan, di Kelurahan Babakan Pasar pada 2020 ini ada sekitar 130 rumah tak layak huni (RTLH) yang dipastikan menerima bantuan dari Pemkot Bogor. Ke 130 unit mobil itu hasil verifikasi Pemkot Bogor dengan kondisi kerusakan karena atapnya sudah lapuk.

"Yang diusulkan sih dari kelurahan sebanyak 300 rumah tak layak huni. Mereka yang tak lolos verifikasi menerima bantuan umumnya karena rumah tersebut terletak di Garis Sepadan Sungai dan rumah tersebut tak memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan, kemudian banyak juga yang sudah dikeramik bahkan pemiliknya sebetulnya mampu," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0464 seconds (0.1#10.140)