Cerita Mencekam Korban Selamat Kecelakaan Maut di Subang
A
A
A
DEPOK - Di balik duka kecelakaan maut bus Purnama Sari di Subang, Jawa Barat, ada cerita dari korban selamat. Beberapa korban mengaku sudah memiliki firasat sebelum bus terguling dan menewaskan delapan orang kader Posyandu Kecamatan Cipayung, Kota Depok.
Muniroh, korban selamat memiliki firasat tak beres. Tiba-tiba kernet bus yang awalnya duduk di dekat pintu lari ke belakang ke bagian kursi penumpang. "Saya curiga wah bahaya nih, benar saja. Akhirnya saya berdiri dan pegangan ke sela-sela bagasi yang ada di atas," katanya, Selasa (21/1/2020).
Sebelum bus terguling, sopir dan kernet sempat berhenti selama dua menit. Mereka turun dari bus dan mengecek kondisi seluruh ban. "Kernet dan sopir ngecek ban, mereka mukul-mukul ban," kata Muniroh.
Dia spontan bertanya pada sopir, namun sopir tak merespons. Perjalanan pun dilanjutkan. Dia masih ingat betul saat itu dia duduk persis di belakang sopir. Dia melihat bagaimana sopir mengecek ban kanan, sedangkan kernet mengecek ban kiri. "Sekitar dua menit mereka periksa ban dan langsung jalan," ucapnya.
Baru 10 menit melaju usai pengecekan bus oleng hingga terbalik. "Setelah ngecek ban sopir bawa kencang banget sampai kita pada teriak, pak sopir jangan ngebut, pada histeris," tuturnya.
Firasat lain juga dialami ibu RW007, Kelurahan Bojong Pondok Terong. Itu diungkapkan Tati Rohayati yang duduk bersebelahan dengan ibu RW. "Sebelah saya ibu RW7 bilang ke saya. Saya enggak enak dan mimpi. Enggak jadi berangkat. Kata ibu RW saya enggak pernah mimpi kaya gini," ujar Tati.
Beruntung, dia dan beberapa rekannya selamat dari kecelakaan maut. Hanya saja Tati trauma berat. "Masih trauma saya," ucapnya.
Muniroh, korban selamat memiliki firasat tak beres. Tiba-tiba kernet bus yang awalnya duduk di dekat pintu lari ke belakang ke bagian kursi penumpang. "Saya curiga wah bahaya nih, benar saja. Akhirnya saya berdiri dan pegangan ke sela-sela bagasi yang ada di atas," katanya, Selasa (21/1/2020).
Sebelum bus terguling, sopir dan kernet sempat berhenti selama dua menit. Mereka turun dari bus dan mengecek kondisi seluruh ban. "Kernet dan sopir ngecek ban, mereka mukul-mukul ban," kata Muniroh.
Dia spontan bertanya pada sopir, namun sopir tak merespons. Perjalanan pun dilanjutkan. Dia masih ingat betul saat itu dia duduk persis di belakang sopir. Dia melihat bagaimana sopir mengecek ban kanan, sedangkan kernet mengecek ban kiri. "Sekitar dua menit mereka periksa ban dan langsung jalan," ucapnya.
Baru 10 menit melaju usai pengecekan bus oleng hingga terbalik. "Setelah ngecek ban sopir bawa kencang banget sampai kita pada teriak, pak sopir jangan ngebut, pada histeris," tuturnya.
Firasat lain juga dialami ibu RW007, Kelurahan Bojong Pondok Terong. Itu diungkapkan Tati Rohayati yang duduk bersebelahan dengan ibu RW. "Sebelah saya ibu RW7 bilang ke saya. Saya enggak enak dan mimpi. Enggak jadi berangkat. Kata ibu RW saya enggak pernah mimpi kaya gini," ujar Tati.
Beruntung, dia dan beberapa rekannya selamat dari kecelakaan maut. Hanya saja Tati trauma berat. "Masih trauma saya," ucapnya.
(jon)