Kementerian PUPR Alokasikan Rp4 Triliun untuk Normalisasi Kali Bekasi
A
A
A
BEKASI - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran Rp4 triliun untuk melakukan normalisasi di Kali Bekasi . Normalisasi yang direncanakan tahun ini tersebut untuk mengantisipasi luapan banjir akibat hujan deras maupun air kiriman ke permukiman warga.
"Normalisasi dari hulu hingga muara Kali Bekasi itu langsung dilakukan oleh pemerintah pusat dengan anggaran Rp4 triliun dari APBN 2020," ungkap Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi pada Senin (6/1/2019).
Menurut Rahmat, hal itu disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Kota Bekasi beberapa waktu lalu. Saat ini, Pemkot Bekasi tengah melakukan koordinasi dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. "Saya sudah perintahkan dua dinas untuk berkoordiansi dengan dua daerah untuk membahas daerah aliran sungai (DAS). Tujuannya supaya ketika nanti dipanggil Menteri Basuki sudah siap," ujarnya.
Rahmat juga meminta setiap anggota DPRD Kota Bekasi untuk turun ke masing-masing daerah pemilihannya. Hal itu untuk rapat teknis pembahasan revatilisasi dan normalisasi Kali Bekasi bisa dilakukan secepatnya oleh pemerintah pusat, agar persoalan bencana banjir di Kota Bekasi dapat segera teratasi."Harapan saya banjir di Kota Bekasi sudah bisa teratasi, dan tidak ada lagi kejadian banjir parah seperti awal tahun ini," uujarnya.
Disisi lain, banjir awal tahun 2020 ini telah merendam delapan kecamatan di Kota Bekasi. Di antaranya adalah, Kecamatan Bekasi Timur, Rawalumbu, Jatisampurna, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, Bekasi Barat dan Bekasi Selatan. Namun, yang paling parah banjir tersebut menerjang permukiman yang berada di bantaran Kali Bekasi.
Rahmat menjelaskan, Kota Bekasi sudah sejak jaman dahulu banjir. Hal itu dilihat dari kondisi topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0-2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m-81 m di atas permukaan air laut. Ketinggian > 25 m itu berada di Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede.
Kemudian ketinggian 25 – 100 m: Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, dan Jatiasih. Alhasil, wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan berada di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Pondok Melati
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yakni Kecamatan Bekasi Utara : struktur Aluvium, dan Kecamatan Bekasi Timur dengan struktur Miocene Sedimentary Facies.
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Kali Cakung, Kali Bekasi dan Kali Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air. Dan Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah.
Kabag Humas Setda Kota Bekasi, Sajekti Rubiah mengatakan, Kota Bekasi sudah mendapatkan bantuan dana sebesar Rp3 miliar untuk menanggulangi korban banjir. Dana ini bersumber dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan ini diperuntukkan untuk peralatan kebutuhan korban banjir di puluhan titik dari 12 kecamatan dengan 56 kelurahan di Kota Bekasi."Dari Pemprov Jabar sebesar Rp2 miliar dan dari BNPB Rp1 miliar yang diperuntukan bagi korban banjir diseluruh wilayah Kota Bekasi," ucapnya.
"Normalisasi dari hulu hingga muara Kali Bekasi itu langsung dilakukan oleh pemerintah pusat dengan anggaran Rp4 triliun dari APBN 2020," ungkap Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi pada Senin (6/1/2019).
Menurut Rahmat, hal itu disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Kota Bekasi beberapa waktu lalu. Saat ini, Pemkot Bekasi tengah melakukan koordinasi dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. "Saya sudah perintahkan dua dinas untuk berkoordiansi dengan dua daerah untuk membahas daerah aliran sungai (DAS). Tujuannya supaya ketika nanti dipanggil Menteri Basuki sudah siap," ujarnya.
Rahmat juga meminta setiap anggota DPRD Kota Bekasi untuk turun ke masing-masing daerah pemilihannya. Hal itu untuk rapat teknis pembahasan revatilisasi dan normalisasi Kali Bekasi bisa dilakukan secepatnya oleh pemerintah pusat, agar persoalan bencana banjir di Kota Bekasi dapat segera teratasi."Harapan saya banjir di Kota Bekasi sudah bisa teratasi, dan tidak ada lagi kejadian banjir parah seperti awal tahun ini," uujarnya.
Disisi lain, banjir awal tahun 2020 ini telah merendam delapan kecamatan di Kota Bekasi. Di antaranya adalah, Kecamatan Bekasi Timur, Rawalumbu, Jatisampurna, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, Bekasi Barat dan Bekasi Selatan. Namun, yang paling parah banjir tersebut menerjang permukiman yang berada di bantaran Kali Bekasi.
Rahmat menjelaskan, Kota Bekasi sudah sejak jaman dahulu banjir. Hal itu dilihat dari kondisi topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0-2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m-81 m di atas permukaan air laut. Ketinggian > 25 m itu berada di Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede.
Kemudian ketinggian 25 – 100 m: Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, dan Jatiasih. Alhasil, wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan berada di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Pondok Melati
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yakni Kecamatan Bekasi Utara : struktur Aluvium, dan Kecamatan Bekasi Timur dengan struktur Miocene Sedimentary Facies.
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Kali Cakung, Kali Bekasi dan Kali Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air. Dan Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah.
Kabag Humas Setda Kota Bekasi, Sajekti Rubiah mengatakan, Kota Bekasi sudah mendapatkan bantuan dana sebesar Rp3 miliar untuk menanggulangi korban banjir. Dana ini bersumber dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan ini diperuntukkan untuk peralatan kebutuhan korban banjir di puluhan titik dari 12 kecamatan dengan 56 kelurahan di Kota Bekasi."Dari Pemprov Jabar sebesar Rp2 miliar dan dari BNPB Rp1 miliar yang diperuntukan bagi korban banjir diseluruh wilayah Kota Bekasi," ucapnya.
(whb)