Hotel Jadi Pilihan Mengungsi Saat Jakarta Dilanda Banjir
A
A
A
JAKARTA - Bencana banjir memang tak mengenal status sosial, kaya maupun miskin. Tapi jika banjir sudah datang, ada perbedaan yang sangat mencolok antarkedua kalangan tersebut. Si miskin mengungsi di posko pengungsian dan si kaya mengungsi ke hotel. Kondisi itu terjadi di Jakarta.
Banjir yang melanda sejumlah kawasan di DKI sejak Rabu (1/1) lalu itu meredam perumahan elite di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tinggi air sebetis orang dewasa sehingga membuat warga mengungsi. "Rumah dijaga pembantu dan satpam, sementara kami mengungsi ke hotel sampai air surut," ujar Yosef Wijaya kemarin.
Dia mengaku memilih hotel karena memiliki anak berumur 3 tahun. Mengungsi di hotel menurut dia lebih nyaman sambal menunggu air surut. “Saya akan kembali jika kondisi rumah sudah benar-benar bersih,” tandasnya.
Senada dengan Yosef, Andi warga RW 8 Kelapa Gading mengaku terpaksa menginap di hotel karena rumahnya terendam banjir. Dia terpaksa menyewa dua kamar untuk mengungsi keluarganya. “Saya ada orang tua, jadi terpaksa sewa dua kamar,” tegasnya.
Dia menjelaskan, kompleks perumahan membuka posko pengungsian, tetapi banyak warga yang memilih tinggal di hotel untuk mengungsi. Adapun penjagaan rumahnya dipercayakan kepada petugas keamanan dan pembantu. Memang sejak banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta, okupansi hotel mendadak meningkat. Banjir hebat yang melanda sejumlah titik membuat warga yang punya uang lebih memilih mengungsi di hotel.
Misalnya di Hotel 88 Grogol, Jakarta Barat. Okupansi hotel ini tercatat penuh untuk tiga hari ke depan. Meski demikian pihak manajemen tak menambah pekerja, padahal beberapa di antara pekerja ada yang diliburkan karena korban banjir. “Semuanya ada 54 kamar dan sudah penuh,” kata Corporate Direction of Marketing Waringin Hospitality Group Metty Yan Harahap.
Okupansi hotel juga penuh di beberapa lokasi lain. Misalnya Hotel 88 Fatmawati yang menyediakan 115 kamar serta Hotel 88 Bekasi yang menyediakan 70 kamar. Okupansi keduanya tercatat telah penuh untuk dua dan tiga hari ke depan. Metty melanjutkan, beberapa penghuni yang berada di tiga hotel itu kebanyakan keluarga dengan lansia dan anak-anak.
Mereka memilih tidur di hotel daripada harus berdesakan di lokasi pengungsian. Salsa, 38, salah seorang warga, mengaku memilih mengungsi setelah rumahnya mengalami banjir di kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Bersama dengan dua anaknya, suami, serta orang tuanya, dia memesan dua kamar bersebelahan. “Kayaknya sampai banjir surut,” ucap Salsa.
Banjir yang melanda sejumlah kawasan di DKI sejak Rabu (1/1) lalu itu meredam perumahan elite di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tinggi air sebetis orang dewasa sehingga membuat warga mengungsi. "Rumah dijaga pembantu dan satpam, sementara kami mengungsi ke hotel sampai air surut," ujar Yosef Wijaya kemarin.
Dia mengaku memilih hotel karena memiliki anak berumur 3 tahun. Mengungsi di hotel menurut dia lebih nyaman sambal menunggu air surut. “Saya akan kembali jika kondisi rumah sudah benar-benar bersih,” tandasnya.
Senada dengan Yosef, Andi warga RW 8 Kelapa Gading mengaku terpaksa menginap di hotel karena rumahnya terendam banjir. Dia terpaksa menyewa dua kamar untuk mengungsi keluarganya. “Saya ada orang tua, jadi terpaksa sewa dua kamar,” tegasnya.
Dia menjelaskan, kompleks perumahan membuka posko pengungsian, tetapi banyak warga yang memilih tinggal di hotel untuk mengungsi. Adapun penjagaan rumahnya dipercayakan kepada petugas keamanan dan pembantu. Memang sejak banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta, okupansi hotel mendadak meningkat. Banjir hebat yang melanda sejumlah titik membuat warga yang punya uang lebih memilih mengungsi di hotel.
Misalnya di Hotel 88 Grogol, Jakarta Barat. Okupansi hotel ini tercatat penuh untuk tiga hari ke depan. Meski demikian pihak manajemen tak menambah pekerja, padahal beberapa di antara pekerja ada yang diliburkan karena korban banjir. “Semuanya ada 54 kamar dan sudah penuh,” kata Corporate Direction of Marketing Waringin Hospitality Group Metty Yan Harahap.
Okupansi hotel juga penuh di beberapa lokasi lain. Misalnya Hotel 88 Fatmawati yang menyediakan 115 kamar serta Hotel 88 Bekasi yang menyediakan 70 kamar. Okupansi keduanya tercatat telah penuh untuk dua dan tiga hari ke depan. Metty melanjutkan, beberapa penghuni yang berada di tiga hotel itu kebanyakan keluarga dengan lansia dan anak-anak.
Mereka memilih tidur di hotel daripada harus berdesakan di lokasi pengungsian. Salsa, 38, salah seorang warga, mengaku memilih mengungsi setelah rumahnya mengalami banjir di kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Bersama dengan dua anaknya, suami, serta orang tuanya, dia memesan dua kamar bersebelahan. “Kayaknya sampai banjir surut,” ucap Salsa.
(don)