Teror Anak Kobra, Begini Tips Usir Ular dari Pemukiman
A
A
A
JAKARTA - Beberapa waktu belakangan ini, warga Jabodetabek mengeluhkan adanya anak ular kobra yang masuk ke kawasan pemukiman warga. Diminta warga tidak sembarangan mengusir atau memegang ular berbisa tersebut karena bisa berakibat fatal.
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat Purwanto mengingatkan agar masyarakat tidak asal bunuh anak ular kobra yang ditemuinya. "Untuk mengurangi populasi ular kobra ini bisa dilakukan dengan teknik catch and relocationi, bukan dengan dibunuh," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Jumat (13/12/2019).
Aji mengatakan, untuk mengurangi keberadaan anak ular kobra, warga diharapkan bisa bergotong royong membersihkan area yang tidak tertata dan jarang dijamah. Karena tumpukan material dan kebun tak terawat menjadi tempat nyman bagi ular untuk sembunyi.
"Rumah kosong di semprot dengan fogging nyamuk secara berkala agar satwa di dalam tidak betah dan berpindah," kata Aji. (Baca Juga: Ngeri, Puluhan Anak Ular Kobra Teror Warga Citayam)
Tips selanjutnya, kata Aji, pasang jaring besi di saluran irigasi akses keluar masuk. Pohon-pohon di atas pagar di bersihkan dari akses luar.
"Lubang di pagar kompleks ditutup. Pasang pest trap untuk jebakan tikus, tikus adalah mangsa utama ular sehingga jika tikus berkurang, ular akan bergeser. Putus rantai makanan ular di kawasan hunian," tambahnya.
Bagi yang memelihara burung, selalu cek akses dengan lingkungan karena burung juga makanan ular. Tidak perlu menebar garam, karena ular tidak takut garam.
Tidak perlu menggunakan tali ijuk karena ular tidak sakit jika lewat ijuk, tetap lolos Jika menemukan ular, hati-hati dalam menangani (snake handling) sebaiknya dilakukan oleh orang yang terlatih.
"Disarankan cukup foto atau amati gerakan ularnya kemana. Lalu kirim ke group snake handler atau Snake Rescue atau Pemadam Kebakaran agar dibantu evakuasi dengan mengirim tim. Pahami katakter dan tingkah laku ular dan juga pahami manfaat serta bahayanya agar kita nyaman bertetangga dengan Ular," tutupnya.
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat Purwanto mengingatkan agar masyarakat tidak asal bunuh anak ular kobra yang ditemuinya. "Untuk mengurangi populasi ular kobra ini bisa dilakukan dengan teknik catch and relocationi, bukan dengan dibunuh," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Jumat (13/12/2019).
Aji mengatakan, untuk mengurangi keberadaan anak ular kobra, warga diharapkan bisa bergotong royong membersihkan area yang tidak tertata dan jarang dijamah. Karena tumpukan material dan kebun tak terawat menjadi tempat nyman bagi ular untuk sembunyi.
"Rumah kosong di semprot dengan fogging nyamuk secara berkala agar satwa di dalam tidak betah dan berpindah," kata Aji. (Baca Juga: Ngeri, Puluhan Anak Ular Kobra Teror Warga Citayam)
Tips selanjutnya, kata Aji, pasang jaring besi di saluran irigasi akses keluar masuk. Pohon-pohon di atas pagar di bersihkan dari akses luar.
"Lubang di pagar kompleks ditutup. Pasang pest trap untuk jebakan tikus, tikus adalah mangsa utama ular sehingga jika tikus berkurang, ular akan bergeser. Putus rantai makanan ular di kawasan hunian," tambahnya.
Bagi yang memelihara burung, selalu cek akses dengan lingkungan karena burung juga makanan ular. Tidak perlu menebar garam, karena ular tidak takut garam.
Tidak perlu menggunakan tali ijuk karena ular tidak sakit jika lewat ijuk, tetap lolos Jika menemukan ular, hati-hati dalam menangani (snake handling) sebaiknya dilakukan oleh orang yang terlatih.
"Disarankan cukup foto atau amati gerakan ularnya kemana. Lalu kirim ke group snake handler atau Snake Rescue atau Pemadam Kebakaran agar dibantu evakuasi dengan mengirim tim. Pahami katakter dan tingkah laku ular dan juga pahami manfaat serta bahayanya agar kita nyaman bertetangga dengan Ular," tutupnya.
(ysw)