Bahaya, Damkar Bekasi Evakuasi 111 Sarang Tawon Vespa Affinis
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 111 sarang tawong di 12 kecamatan dan 56 kelurahan di Kota Bekasi berhasil dievakuasi selama 2019 ini. Evakuasi sarang tawon itu dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi. Bahkan, petugas juga masih melakukan evakuasi sarang tawon dibeberapa tempat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Aceng Solahudin mengatakan, 111 sarang tawon yang dievakuasi didominasi jenis vespa affinis atau tawon endas yang berada di permukiman warga Bekasi.
"Sebagian kecil diantaranya tawon madu, dari 111 yang dievakuasi hanya empat yang tawon madu atau jenis yang tidak berbahaya," katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (4/12/2019).
Apalagi, kata dia, sepanjang tahun ini sudah ada sekitar 20 warga yang tersengat tawon. Satu di antaranya petugas Damkar. Namun, tahun ini sengatan tawon tidak sampai membuat warga maupun petugas meninggal dunia. Hanya saja tahun sebelumnya, ada dua warga Jatiasih dan warga Rawalumbu meninggal dunia akibat tersengat tawon.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, Aceng mengaku, anggota tim Rescue biasanya proses evakuasi seringkali dilakukan oleh petugas pada malam hari, hal ini ditujukan untuk lebih membuat aman warga sekitar. Sebab, jika dilakukan pada siang hari, tawon akan cenderung lebih agresif sehingga berbahaya bagi warga sekitar.
"Kalau anggota pasti aman, tapi warganya yang enggak. Karena tawon agresif sama cahaya. Makanya saat proses evakuasi seluruh lampu dimatiin," ujarnya.
Adapun lokasi keberadaan sarang tawon bervariasi, mulai dari atap rumah, hingga di pohon. Namun, lokasinya selalu berdekatan dengan permukiman warga.
Sehingga harus segera dievakuasi, jika tidak sangat berbahaya kepada warga sekitar. Apalagi, sarang tawon berjenis vespa affinis maupun endas itu sangat membahayakan dan bisa menyebabkan kematian. Rata-rata mereka yang tersengat, mengalami bengkak pada bagian yang tersengat dan juga kondisi badan panas.
"Ini bahaya, jika pakai krim atau minyak tawon tidak sembuh juga. Harus segera dibawa ke puskesmas atau klinik, jalan terakhir bawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Untuk itu, Aceng mengimbau masyarakat jangan menganggap sepele jika melihat keberadaan sarang tawon. Segera laporkan ke petugas Damkar untuk segera dievakuasi.
Sementara proses evakuasi terus dilakukan petugas Damkar, evakuasi mulai dilakukan pada Selasa (3 Desember) malam pukul 19.00 hingga Rabu (4/12/2019) dini hari. Dalam evakuasi itu, petugas berhasil mengevakuasi sebanyak delapan titik sarang tawon jenis vespa affinis. Beruntungnya, dalam evakuasi tidak ada tawon yang menyerang petugas maupun warga.
Anggota Tim Rescue Damkar Kota Bekasi, Eko Uban mengatakan, delapan titik evakuasi itu meliputi wilayah Kecamatan Bekasi Barat, Rawalumbu, Bantargebang, maupun Bekasi Timur.
"Tadi pas awal kita mulai evakuasi di Jalan Mawar, Jakasampurna Bekasi Barat, kemudian diakhiri di wilayah Bantargebang," katanya.
Adapun lokasi keberadaan sarang tawon bervariasi, mulai dari atap rumah, hingga di pohon. Delapan titik sarang tawob itu berjenis vespa affinis maupun endas. Jenis tawon itu sangat membahayakan dan bisa menyebabkan kematian. Namun ada 20 warga yang tersengat harus menjalani perawatan intensif.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Aceng Solahudin mengatakan, 111 sarang tawon yang dievakuasi didominasi jenis vespa affinis atau tawon endas yang berada di permukiman warga Bekasi.
"Sebagian kecil diantaranya tawon madu, dari 111 yang dievakuasi hanya empat yang tawon madu atau jenis yang tidak berbahaya," katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (4/12/2019).
Apalagi, kata dia, sepanjang tahun ini sudah ada sekitar 20 warga yang tersengat tawon. Satu di antaranya petugas Damkar. Namun, tahun ini sengatan tawon tidak sampai membuat warga maupun petugas meninggal dunia. Hanya saja tahun sebelumnya, ada dua warga Jatiasih dan warga Rawalumbu meninggal dunia akibat tersengat tawon.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, Aceng mengaku, anggota tim Rescue biasanya proses evakuasi seringkali dilakukan oleh petugas pada malam hari, hal ini ditujukan untuk lebih membuat aman warga sekitar. Sebab, jika dilakukan pada siang hari, tawon akan cenderung lebih agresif sehingga berbahaya bagi warga sekitar.
"Kalau anggota pasti aman, tapi warganya yang enggak. Karena tawon agresif sama cahaya. Makanya saat proses evakuasi seluruh lampu dimatiin," ujarnya.
Adapun lokasi keberadaan sarang tawon bervariasi, mulai dari atap rumah, hingga di pohon. Namun, lokasinya selalu berdekatan dengan permukiman warga.
Sehingga harus segera dievakuasi, jika tidak sangat berbahaya kepada warga sekitar. Apalagi, sarang tawon berjenis vespa affinis maupun endas itu sangat membahayakan dan bisa menyebabkan kematian. Rata-rata mereka yang tersengat, mengalami bengkak pada bagian yang tersengat dan juga kondisi badan panas.
"Ini bahaya, jika pakai krim atau minyak tawon tidak sembuh juga. Harus segera dibawa ke puskesmas atau klinik, jalan terakhir bawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Untuk itu, Aceng mengimbau masyarakat jangan menganggap sepele jika melihat keberadaan sarang tawon. Segera laporkan ke petugas Damkar untuk segera dievakuasi.
Sementara proses evakuasi terus dilakukan petugas Damkar, evakuasi mulai dilakukan pada Selasa (3 Desember) malam pukul 19.00 hingga Rabu (4/12/2019) dini hari. Dalam evakuasi itu, petugas berhasil mengevakuasi sebanyak delapan titik sarang tawon jenis vespa affinis. Beruntungnya, dalam evakuasi tidak ada tawon yang menyerang petugas maupun warga.
Anggota Tim Rescue Damkar Kota Bekasi, Eko Uban mengatakan, delapan titik evakuasi itu meliputi wilayah Kecamatan Bekasi Barat, Rawalumbu, Bantargebang, maupun Bekasi Timur.
"Tadi pas awal kita mulai evakuasi di Jalan Mawar, Jakasampurna Bekasi Barat, kemudian diakhiri di wilayah Bantargebang," katanya.
Adapun lokasi keberadaan sarang tawon bervariasi, mulai dari atap rumah, hingga di pohon. Delapan titik sarang tawob itu berjenis vespa affinis maupun endas. Jenis tawon itu sangat membahayakan dan bisa menyebabkan kematian. Namun ada 20 warga yang tersengat harus menjalani perawatan intensif.
(mhd)