Lapak Dibongkar, PKL Dewi Sartika Bogor: Kita Harus Mulai dari 0 Lagi
A
A
A
BOGOR - Ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Dewi Sartika, Bogor Tengah, mulai dibongkar, Senin (2/12/2019). Pembongkaran lapak PKL ini merupakan rangkaian dari proyek pembangunan alun-alun Kota Bogor yang berlokasi persis di samping bekas Taman Topi.
Pantauan di lokasi, pedagang hanya bisa pasrah saat lapak mereka dibongkar satu persatu menggunakan alat berat. Maria Manurung, salah satu pedagang mengaku hanya bisa pasrah melihat lapaknya dibongkar petugas Satpol PP Kota Bogor dibantu alat berat. Kini dia pun mulai khawatir dengan nasibnya ke depan.
"Memang kita semua yang digusur ini akan direlokasi ke tempat baru. Tapi kita khawatir tempat baru itu malah membuat pendapatan menurun, karena harus mulai dari nol lagi. Bahkan nyari langganan baru. Sebab enggak ada pemberitahuan (dengan waktu) yang lama dari pemerintah ke masyarakat," kata pedagang sepatu itu saat ditemui di lokasi pembongkaran.
Maria telah berjualan selama puluhan tahun dan baru kali ini lapaknya digusur total hanya demi proyek taman alun-alun. "Saya dulu kuliah, orang tua saya enggak mampu membiayainya. Terus saya minta lapak ke orang tua saya untuk membiayai kuliah. Dari situ saya punya lapak di sini. Kalau orang tua saya sudah dari tahun 1987 di sini," bebernya.
Ia mengaku selama berjualan di Jalan Dewi Sartika, pendapatan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bahkan mampu menggaji tiga orang karyawannya sebesar Upah Minimun Kota (UMK) Bogor. (Baca juga: Tergusur Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor, Ratusan Lapak PKL Dibongkar)
"Yang jelas pendapatan kita di sini lumayanlah. Dulu waktu lapaknya masih agak ke depan, pendapatannya lebih bagus. Jadi ini kan dulu lapaknya agak ke depan, kemudian diminta geser ke belakang. Sejak itu pendapatan agak berkurang," tukasnya.
Pembongkaran lapak PKL ini dipimpin langsung Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Menurut Dedie, selain membangun alun-alun, penetiban ini juga masuk rencana kelanjutan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang letaknya bersebelahan.
Berdasarkan rencana Pemkot Bogor, pedagang dengan komoditas besi akan direlokasi ke Pasar Merdeka. Sementara pedagang yang berjualan sepatu atau atau alas kaki, dipindahkan ke Jalan Nyi Raja Permas.
"Selanjutnya masih ada pekerjaan rumah lain yaitu pedagang bunga yang mungkin kita pertimbangkan lagi untuk kita relokasi ke Jalan Binamarga atau ke tempat-lempat lain," jelas Dedie. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
Dedie mengklaim dalam penertiban ini tidak satupun pedagang yang menolak. Sebab kegiatan ini merupakan program bersama Pemkot dengan masyarakat dan pedagang dalam menata kembali Kota Bogor menjadi lebih baik.
Pantauan di lokasi, pedagang hanya bisa pasrah saat lapak mereka dibongkar satu persatu menggunakan alat berat. Maria Manurung, salah satu pedagang mengaku hanya bisa pasrah melihat lapaknya dibongkar petugas Satpol PP Kota Bogor dibantu alat berat. Kini dia pun mulai khawatir dengan nasibnya ke depan.
"Memang kita semua yang digusur ini akan direlokasi ke tempat baru. Tapi kita khawatir tempat baru itu malah membuat pendapatan menurun, karena harus mulai dari nol lagi. Bahkan nyari langganan baru. Sebab enggak ada pemberitahuan (dengan waktu) yang lama dari pemerintah ke masyarakat," kata pedagang sepatu itu saat ditemui di lokasi pembongkaran.
Maria telah berjualan selama puluhan tahun dan baru kali ini lapaknya digusur total hanya demi proyek taman alun-alun. "Saya dulu kuliah, orang tua saya enggak mampu membiayainya. Terus saya minta lapak ke orang tua saya untuk membiayai kuliah. Dari situ saya punya lapak di sini. Kalau orang tua saya sudah dari tahun 1987 di sini," bebernya.
Ia mengaku selama berjualan di Jalan Dewi Sartika, pendapatan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bahkan mampu menggaji tiga orang karyawannya sebesar Upah Minimun Kota (UMK) Bogor. (Baca juga: Tergusur Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor, Ratusan Lapak PKL Dibongkar)
"Yang jelas pendapatan kita di sini lumayanlah. Dulu waktu lapaknya masih agak ke depan, pendapatannya lebih bagus. Jadi ini kan dulu lapaknya agak ke depan, kemudian diminta geser ke belakang. Sejak itu pendapatan agak berkurang," tukasnya.
Pembongkaran lapak PKL ini dipimpin langsung Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Menurut Dedie, selain membangun alun-alun, penetiban ini juga masuk rencana kelanjutan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang letaknya bersebelahan.
Berdasarkan rencana Pemkot Bogor, pedagang dengan komoditas besi akan direlokasi ke Pasar Merdeka. Sementara pedagang yang berjualan sepatu atau atau alas kaki, dipindahkan ke Jalan Nyi Raja Permas.
"Selanjutnya masih ada pekerjaan rumah lain yaitu pedagang bunga yang mungkin kita pertimbangkan lagi untuk kita relokasi ke Jalan Binamarga atau ke tempat-lempat lain," jelas Dedie. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
Dedie mengklaim dalam penertiban ini tidak satupun pedagang yang menolak. Sebab kegiatan ini merupakan program bersama Pemkot dengan masyarakat dan pedagang dalam menata kembali Kota Bogor menjadi lebih baik.
(thm)