Pembangunan Underpass Cibitung Senilai Rp125 Miliar Dimulai

Rabu, 27 November 2019 - 17:01 WIB
Pembangunan Underpass...
Pembangunan Underpass Cibitung Senilai Rp125 Miliar Dimulai
A A A
BEKASI - Pembangunan underpass Cibitung di Jalan Bosih Raya, Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi mulai dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan. Pembangunan mulai dilaksanakan menyusul proses pembebasan lahan milik warga setempat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sudah rampung.

Sejumlah bangunan rumah dan toko yang lahannya sudah dibebaskan sudah dirobohkan sejak beberapa waktu lalu. Sejumlah bangunan di sisi timur dan barat mulai dibongkar setelah pemiliknya menerima ganti rugi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dua unit alat berat beko juga sudah mulai bekerja meratakan lahan.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bekasi, Iwan Ridwan mengatakan, pembangunan underpass Cibitung sudah mulai dilaksanakan, setelah Pemkab menyelesaikan pembebasan lahan seluas 6.061 meter persegi."Kami (Bekasi) yang menyiapkan lahan, pusat (Kemenhub) yang membangunnya," kata Iwan kepada wartawan Rabu (27/11/2019).

Menurut dia, pembebasan lahan underpass Cibitung menelan anggaran Rp88 miliar dengan proses pengerjaan selama dua tahun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi tahun 2015 Rp47 miliar dan 2016 Rp41 miliar. Anggaran sebesar itu untuk pembebasan 65 bidang dengan luas lahan mencapai 6.061 meter persegi.

Mengacu pada perencanaan fisiknya underpass ini memiliki lebar 37 meter terbagi atas dua jalur dengan panjang 400 meter yang membentang dari sisi selatan ke utara. Kementerian Perhubungan membangun underpass Cibitung pada 2019. Anggaran yang dibutuhkan tak jauh beda dari underpass Tambun sebesar Rp125 miliar.

Iwan menjelaskan, nantinya underpass Cibitung akan mengurangi kemacetan arus lalu lintas dari dua sisi. Sebab, di lokasi tersebut ada permukiman padat penduduk di wilayah Kecamatan Cibitung, Tambelang dan Sukatani."Semuanya berada di sebelah utara rel, jadi underpass ini sangat dibutuhkan untuk mengurai kemacetan," jelasnya.

Sementara di lokasi yang akan dibangun underpass itu, kata dia, setiap hari antrean kendaraan yang melintasi rel kereta api mencapai ribuan unit bahkan saat jam sibuk kemacetan kerap terjadi hingga sepanjang 2 kilometer."Butuh waktu satu jam untuk jarak 1 kilometer saja karena perlintasan sering ditutup akibat kereta melintas," ungkapnya.

Wakasat Lalu Lintas Polrestro Bekasi, Kompol Supadmi mengatakan, untuk mengurai kemacetan akibat pembangunan underpas tersebut, sebelum ditutup bagian tengah Jalan Bosih Raya akan dibangun jalan penghubung di sisi Timur dan Barat."Jadi selama pembangunan warga tetap bisa melintas di jalan ini," katanya.

Saat ini, perataan di sisi Timur dan Barat sudah dilakukan sejak 15 November 2019 lalu. Hasil rapat koordinasi antara Pemkab Bekasi, Ditjen Perkeretaapian, dan Polrestro Bekasi memutuskan setelah bangunan di sisi timur dan barat rata maka akan dibangun jalan temporer "Setelah jalan sementara dapat dilalui baru jalan tengah ditutup untuk proyek underpass," ujarnya.

Sementara penantian panjang warga Cibitung sudah membuahkan hasil. Sebab, warga Cibitung berharap pemerintah untuk segera membangun underpass. Pembangunan underpass di lokasi tersebut dinilai perlu. Supaya, pengendara yang melintas terhindar dari jalur perlintasan kereta api dan tidak terjebak kemacetan.

"Kami warga Wanasari sangat senang mendengar dan melihat langsung pembangunan sedang berlangsung," kata Sabri, warga RW 23 Desa Wanasari ini. Menurut dia, warga sudah menunggu sejak lama pembangunan underpass ini. Sebab, setelah pembangunan underpass Tambun selesai, maka akan dilanjutkan ke Cibitung.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)