Tertibkan PKL, Pemprov DKI Tata Kota Tua sebagai Etalase Wisata Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bakal menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL ) sebagai langkah awal untuk menata kawasan Kota Tua menjadi etalase wisata Jakarta. PKL akan ditempatkan di Jalan Cengkeh dan gedung sekitar Kota Tua.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, DKI Jakarta, Alberto Ali, mengatakan, konsep penataan wisata Kota Tua harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan moda transportasi. Sehingga, wisata Kota Tua memiliki daya tarik tersendiri. Namun, hal yang perlu dilakukan saat ini adalah menertibkan PKL dan menjaganya.
"Tahun depan kita tertibkan PKL terlebih dahulu. Kita tempatkan di Jalan Cengkeh dan gedung sekitar kawasan Kota Tua," ujar Alberto Ali di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). (Baca juga: Kian Semrawut, PKL Penuhi Kawasan Kota Tua)
Alberto menjelaskan, PKL itu merupakan salah satu pendongkrak ekonomi dan pariwisata. Artinya, dalam penataan PKL pihaknya tentu akan memperhatikan aspek-aspek pendukung ekonomi dan pariwisata. Sehingga, keberadaan PKL tidak mengotori pariwisata Kota Tua seperti yang terjadi saat ini.
Alberto mengakui bahwa penataan PKL Kota Tua sudah dilakukan berulang kali dan hingga kini belum terselesaikan. Dia optimistis dengan konsep pendekatan penataan PKL ke depan Kota Tua akan lebih rapih dan nyaman.
"Kita akan perketat pengawasan. Ke depannya kami sedang bahas untuk pemagaran. Kami yakin wisatawan akan bertambah di sana," pungkasnya. (Baca juga: Festival Kopi Nusantara di Kota Tua Kembangkan Wisata Nasional)
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kebudayaan Seksi Cagar Budaya, Karnedi, mengatakan, Kota Tua dan Kepulaun Seribu merupakan program strategis nasional yang menjadi prioritas dalam pembangunan Jakarta. "Kami sangat serius menangani Kota Tua," tegasnya.
Karnedi menjelaskan, untuk mengembangkan destinasi Kota Tua terbagi tiga bagian, yaitu revitalisasi, promosi, dan event. Untuk revitalisasi masing-masing unit pengelola memiliki konsep tersendiri dan saling terintegrasi. Misalnya, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua yang merevitalisasi dengan anggaranya sendiri.
Begitu juga dengan Unit Pengelola Museum. Kemudian promosi. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata melakukan promosi destinasi Kota Tua, baik di dalam ataupun luar negeri.
"Ketiga yakni dengan melakukan berbagai event. Berbagai event di Fatahillah dan museum rutin dilakukan. Minggu sore ini ada pagelaran Fatahillah yang bercerita sejarah Fatahillah. Oktober festival museum International," pungkasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, DKI Jakarta, Alberto Ali, mengatakan, konsep penataan wisata Kota Tua harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan moda transportasi. Sehingga, wisata Kota Tua memiliki daya tarik tersendiri. Namun, hal yang perlu dilakukan saat ini adalah menertibkan PKL dan menjaganya.
"Tahun depan kita tertibkan PKL terlebih dahulu. Kita tempatkan di Jalan Cengkeh dan gedung sekitar kawasan Kota Tua," ujar Alberto Ali di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). (Baca juga: Kian Semrawut, PKL Penuhi Kawasan Kota Tua)
Alberto menjelaskan, PKL itu merupakan salah satu pendongkrak ekonomi dan pariwisata. Artinya, dalam penataan PKL pihaknya tentu akan memperhatikan aspek-aspek pendukung ekonomi dan pariwisata. Sehingga, keberadaan PKL tidak mengotori pariwisata Kota Tua seperti yang terjadi saat ini.
Alberto mengakui bahwa penataan PKL Kota Tua sudah dilakukan berulang kali dan hingga kini belum terselesaikan. Dia optimistis dengan konsep pendekatan penataan PKL ke depan Kota Tua akan lebih rapih dan nyaman.
"Kita akan perketat pengawasan. Ke depannya kami sedang bahas untuk pemagaran. Kami yakin wisatawan akan bertambah di sana," pungkasnya. (Baca juga: Festival Kopi Nusantara di Kota Tua Kembangkan Wisata Nasional)
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kebudayaan Seksi Cagar Budaya, Karnedi, mengatakan, Kota Tua dan Kepulaun Seribu merupakan program strategis nasional yang menjadi prioritas dalam pembangunan Jakarta. "Kami sangat serius menangani Kota Tua," tegasnya.
Karnedi menjelaskan, untuk mengembangkan destinasi Kota Tua terbagi tiga bagian, yaitu revitalisasi, promosi, dan event. Untuk revitalisasi masing-masing unit pengelola memiliki konsep tersendiri dan saling terintegrasi. Misalnya, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua yang merevitalisasi dengan anggaranya sendiri.
Begitu juga dengan Unit Pengelola Museum. Kemudian promosi. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata melakukan promosi destinasi Kota Tua, baik di dalam ataupun luar negeri.
"Ketiga yakni dengan melakukan berbagai event. Berbagai event di Fatahillah dan museum rutin dilakukan. Minggu sore ini ada pagelaran Fatahillah yang bercerita sejarah Fatahillah. Oktober festival museum International," pungkasnya.
(thm)