Berdayakan Perempuan Bersama Lazismu, Wardah Bantu Pembangunan Masjid
A
A
A
JAKARTA - Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional, menerima bantuan dana program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Paragon Technology Innovation, yang menaungi brand Wardah kosmetik. Bantuan itu ditujukan untuk pembangunan Masjid At-Tanwir yang berada di kompleks Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Secara simbolis bantuan CSR PT Paragon Technology Innovation, melalui Sekretaris Badan Pengurus Lazismu, Mahli Zainuddin diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, yang diwakili oleh Sekretaris Umum PP Muhamamdiyah, Abdul Mu’ti, di Aula KH Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Dalam sambutannya, Direktur Program Lazismu, Joko Intarto mengatakan, Wardah menyalurkan dana CSR dan zakat perusahaan maupun zakat perorangan melalui Lazismu sudah lama. "Empat tahun lalu dananya baru Rp500 juta, sekarang sudah Rp4 miliar," katanya.
Pertumbuhan dana itu mengindikasikan dua hal, Wardah berkembang pesat dan makin dipercaya oleh masyarakat. Perlu disampaikan bahwa Wardah menyalurkan dana CSR nya kepada Lazismu sebesar Rp4 miliar. "Adapun rinciannya, Rp3 miliar untuk pemberdayaan masyarakat, dan Rp1 miliar untuk pembangunan masjid At-Tanwir," terangnya.
Dana yang disalurkan kepada Lazismu untuk pemberdayaan masyarakat, Joko menambahkan, dan dimanfaatkan untuk pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan itu dalam wujud program Ri@sa Corner, sebuah program dengan model pemberdayaan ekonomi perempuan, kerja sama antara Lazismu, Majelis Ekonomi & Ketenagakerjaan Pimpinan Pusat Aisyiyah (MEK PP Aisyiyah) dan Wardah.
Program Ri@sa Corner telah dilaksanakan di 20 kabupaten dengan perempuan sebagai penerima mafaat sejumlah 100 orang. Di samping itu, bersama Wardah juga telah memberdayakan perempuan melalui program sosiopreneur, dengan memproduksi kain ecoprint di Desa Merden, Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. "Pelatihan produksi ecoprint telah menyasar peserta sebanyak 80 perajin secara berkelompok dalam 4 grup," pungkasnya.
Lazismu mengucapkan terima kasih kepada Wardah yang telah memberi kepercayaan selama ini. Semoga bisa bekerja sama terus di waktu mendatang dengan program-program yang inovatif. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengapresiasi langkah Wardah yang telah berkolaborasi dengan Lazismu.
Dana CSR yang dikeluarkan Wardah semoga menjadi amal saleh. Ini langkah positif dana CSR dialokasikan untuk kegiatan yang produktif. "Selama ini ada kecenderungan dana zakat, infak dan sedekah, diberikan secara konsumtif (karitatif), karena dianggap mereka orang-orang yang memerlukan uluran tangan," paparnya.
Itu tidak salah, namun dalam konteks jangka panjang ada ketentuan syariat bagi yang menerima manfaat ada tujuan menumbuhkan dan pemberdayaan secara ekonomi dan lebih adil. Dalam Alquran disebutkan bahwa distribusi zakat agar tidak hanya beredar di orang-orang kaya saja.
Karena itu penyalurannya perlu direncanakan agar cita-cita besarnya mengangkat mustahik menjadi muzaki dapat terlaksana. Meski di lapangan masih ada persoalan untuk upaya itu berupa faktor mental menjadi mustahik masih ada dalam diri sebagian orang.
Maka faktor mental menjadi ikhtiar kita dalam pemberdayaan masyarakat melalui dana zakat ada semangat untuk bangkit. "Kecakapan (skill) juga harus menjadi perhatian. Tanpa skill bantuan tidak akan berhasil dalam penyaluran zakat. Ini menjadi modal da;lam pemberdayaan masyarakat sehingga harus dibedakan mana itu kemiskinan dan pemiskinan," jelasnya.
Upaya Lazisnu bersama Wardah dengan program pemberdayaan perempuan adalah terobosan inovatif. Perempuan dikenal ulet dan kreatif untuk berusaha. "Dari sisi ekonomi perempuan punya kedekatan dengan anggota keluarga. Jumlah perempuan besar, maka merupakan pilihan strategis Lazismu dan Wardah memberdayakan perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan," sambungnya.
Abdul Mu’ti melanjutkan, berkenaan dengan pencanangan pembangunan masjid. Sebetulnya PP Muhammadiyah punya cita-cita besar ingin menjadikan PP Muhammadiyah sebagai model dan menginspirasi pimpinan-pimpinan Muhammadiyah di wilayah dan daerah. Perlahan-lahan manajemen masjid yang dikelola secara berkemajuan dapat menginspirasi. "Masjid yang ramah lingkungan dan berkemajuan, dengan menggunakan panel surya sebagi bagian dari gerakan hemat energi dan energi yang terbarukan," tandasnya.
Sementara itu perwakilan PT. Paragon Technology Innovation, Afifah Alif Maghend selaku Public Relation mengucapkan terima kasih kepada PP Muhammadiyah dan Lazismu. Kolaborasi yang telah dilakukan bersama Lazismu untuk memajukan ekonomi umat dan masyarakat. "Ini capaian yang dikujung oleh masyarakat dan semua pihak termasuk kolaborasi dengan Lazismu berupa Ri@sa Corner dan kain ecoprint.
Kali ini, dalam kolaborasi pencanangan pembangunan Masjid At-Tanwir juga salah satu tujuan kami melalui dana CSR. Agar dapat dirasakan manfaatnya sebanyak-banyaknya oleh umat," tuturnya.
Secara simbolis bantuan CSR PT Paragon Technology Innovation, melalui Sekretaris Badan Pengurus Lazismu, Mahli Zainuddin diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, yang diwakili oleh Sekretaris Umum PP Muhamamdiyah, Abdul Mu’ti, di Aula KH Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Dalam sambutannya, Direktur Program Lazismu, Joko Intarto mengatakan, Wardah menyalurkan dana CSR dan zakat perusahaan maupun zakat perorangan melalui Lazismu sudah lama. "Empat tahun lalu dananya baru Rp500 juta, sekarang sudah Rp4 miliar," katanya.
Pertumbuhan dana itu mengindikasikan dua hal, Wardah berkembang pesat dan makin dipercaya oleh masyarakat. Perlu disampaikan bahwa Wardah menyalurkan dana CSR nya kepada Lazismu sebesar Rp4 miliar. "Adapun rinciannya, Rp3 miliar untuk pemberdayaan masyarakat, dan Rp1 miliar untuk pembangunan masjid At-Tanwir," terangnya.
Dana yang disalurkan kepada Lazismu untuk pemberdayaan masyarakat, Joko menambahkan, dan dimanfaatkan untuk pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan itu dalam wujud program Ri@sa Corner, sebuah program dengan model pemberdayaan ekonomi perempuan, kerja sama antara Lazismu, Majelis Ekonomi & Ketenagakerjaan Pimpinan Pusat Aisyiyah (MEK PP Aisyiyah) dan Wardah.
Program Ri@sa Corner telah dilaksanakan di 20 kabupaten dengan perempuan sebagai penerima mafaat sejumlah 100 orang. Di samping itu, bersama Wardah juga telah memberdayakan perempuan melalui program sosiopreneur, dengan memproduksi kain ecoprint di Desa Merden, Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. "Pelatihan produksi ecoprint telah menyasar peserta sebanyak 80 perajin secara berkelompok dalam 4 grup," pungkasnya.
Lazismu mengucapkan terima kasih kepada Wardah yang telah memberi kepercayaan selama ini. Semoga bisa bekerja sama terus di waktu mendatang dengan program-program yang inovatif. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengapresiasi langkah Wardah yang telah berkolaborasi dengan Lazismu.
Dana CSR yang dikeluarkan Wardah semoga menjadi amal saleh. Ini langkah positif dana CSR dialokasikan untuk kegiatan yang produktif. "Selama ini ada kecenderungan dana zakat, infak dan sedekah, diberikan secara konsumtif (karitatif), karena dianggap mereka orang-orang yang memerlukan uluran tangan," paparnya.
Itu tidak salah, namun dalam konteks jangka panjang ada ketentuan syariat bagi yang menerima manfaat ada tujuan menumbuhkan dan pemberdayaan secara ekonomi dan lebih adil. Dalam Alquran disebutkan bahwa distribusi zakat agar tidak hanya beredar di orang-orang kaya saja.
Karena itu penyalurannya perlu direncanakan agar cita-cita besarnya mengangkat mustahik menjadi muzaki dapat terlaksana. Meski di lapangan masih ada persoalan untuk upaya itu berupa faktor mental menjadi mustahik masih ada dalam diri sebagian orang.
Maka faktor mental menjadi ikhtiar kita dalam pemberdayaan masyarakat melalui dana zakat ada semangat untuk bangkit. "Kecakapan (skill) juga harus menjadi perhatian. Tanpa skill bantuan tidak akan berhasil dalam penyaluran zakat. Ini menjadi modal da;lam pemberdayaan masyarakat sehingga harus dibedakan mana itu kemiskinan dan pemiskinan," jelasnya.
Upaya Lazisnu bersama Wardah dengan program pemberdayaan perempuan adalah terobosan inovatif. Perempuan dikenal ulet dan kreatif untuk berusaha. "Dari sisi ekonomi perempuan punya kedekatan dengan anggota keluarga. Jumlah perempuan besar, maka merupakan pilihan strategis Lazismu dan Wardah memberdayakan perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan," sambungnya.
Abdul Mu’ti melanjutkan, berkenaan dengan pencanangan pembangunan masjid. Sebetulnya PP Muhammadiyah punya cita-cita besar ingin menjadikan PP Muhammadiyah sebagai model dan menginspirasi pimpinan-pimpinan Muhammadiyah di wilayah dan daerah. Perlahan-lahan manajemen masjid yang dikelola secara berkemajuan dapat menginspirasi. "Masjid yang ramah lingkungan dan berkemajuan, dengan menggunakan panel surya sebagi bagian dari gerakan hemat energi dan energi yang terbarukan," tandasnya.
Sementara itu perwakilan PT. Paragon Technology Innovation, Afifah Alif Maghend selaku Public Relation mengucapkan terima kasih kepada PP Muhammadiyah dan Lazismu. Kolaborasi yang telah dilakukan bersama Lazismu untuk memajukan ekonomi umat dan masyarakat. "Ini capaian yang dikujung oleh masyarakat dan semua pihak termasuk kolaborasi dengan Lazismu berupa Ri@sa Corner dan kain ecoprint.
Kali ini, dalam kolaborasi pencanangan pembangunan Masjid At-Tanwir juga salah satu tujuan kami melalui dana CSR. Agar dapat dirasakan manfaatnya sebanyak-banyaknya oleh umat," tuturnya.
(mhd)