Gaungkan Save Puncak, Bupati Bogor Upayakan Agar Tak Macet
A
A
A
JAKARTA - Kawasan Puncak yang menjadi primadona pariwisata di Bogor Selatan kini tidak semenarik pada masa jayanya. Bagaimana tidak, kemacetan kerap kali melanda kawasan ini sekalipun bukan pada hari libur.
Dengan segudang potensi wisata yang ada, saat ini masyarakat banyak yang berpikir dua kali untuk berlibur ke Puncak, apalagi jika cuma liburan satu hari. Alasannya cukup sederhana, macet.
Menyikapi hal ini, bertempat di TMC Gadog, Bupati Bogor Ade Yasin menggaungkan Save Puncak untuk mengoptimalkan penataan kawasan Puncak. Dalam konferensi persnya, politisi partai berlambang Kakbah ini mengungkapkan kegelisahannya terhadap kemacetan yang terus melanda Puncak.
"Puncak ini salah satu penghasil PAD (Pendapatan Anggaran daerah) terbesar di Kabupaten Bogor, karena angka kunjungan pariwisata yang sangat besar. Namun semenjak 2016, Puncak tidak lagi menjadi kawasan strategis pariwisata nasional karena angka kemacetan yang sangat tinggi," terang Ade Yasin.
Dia juga menyampaikan bahwa kebijakan one way yang sudah lama berlaku di jalur Puncak akan dikaji ulang. Hal itu guna mengurai kemacetan di jalus destinasi tersebut.
"One way di jalur ini sudah cukup lama, namun rasanya tidak optimal. Oleh karenanya ini akan kami kaji ulang. Hari ini kita canangkan save Puncak, dan kita akan berlakukan sistem 2-1. Dua jalur dan satu jalur," ungkapnya.
Selain pemberlakuan sistem 2-1, Ade Yasin menyampaikan solusi lainnya dalam jangka pendek yaitu terkait dengan adanya kendaraan point to point. Sedangkan solusi jangka panjangnya adalah pembangunan kawasan tengah-timur.
Dengan segudang potensi wisata yang ada, saat ini masyarakat banyak yang berpikir dua kali untuk berlibur ke Puncak, apalagi jika cuma liburan satu hari. Alasannya cukup sederhana, macet.
Menyikapi hal ini, bertempat di TMC Gadog, Bupati Bogor Ade Yasin menggaungkan Save Puncak untuk mengoptimalkan penataan kawasan Puncak. Dalam konferensi persnya, politisi partai berlambang Kakbah ini mengungkapkan kegelisahannya terhadap kemacetan yang terus melanda Puncak.
"Puncak ini salah satu penghasil PAD (Pendapatan Anggaran daerah) terbesar di Kabupaten Bogor, karena angka kunjungan pariwisata yang sangat besar. Namun semenjak 2016, Puncak tidak lagi menjadi kawasan strategis pariwisata nasional karena angka kemacetan yang sangat tinggi," terang Ade Yasin.
Dia juga menyampaikan bahwa kebijakan one way yang sudah lama berlaku di jalur Puncak akan dikaji ulang. Hal itu guna mengurai kemacetan di jalus destinasi tersebut.
"One way di jalur ini sudah cukup lama, namun rasanya tidak optimal. Oleh karenanya ini akan kami kaji ulang. Hari ini kita canangkan save Puncak, dan kita akan berlakukan sistem 2-1. Dua jalur dan satu jalur," ungkapnya.
Selain pemberlakuan sistem 2-1, Ade Yasin menyampaikan solusi lainnya dalam jangka pendek yaitu terkait dengan adanya kendaraan point to point. Sedangkan solusi jangka panjangnya adalah pembangunan kawasan tengah-timur.
(mhd)